Jongho terbangun dengan mata yang berat. “Ung?? Celana Jjongie basah” kata Jongho sambil memperhatikan celana pendeknya yang basah. Jongho pun turun dari kasur dan berjalan dengan merangkak keluar kamarnya bersama Yeosang dan Wooyoung.
Sesampai di ruang tamu, Jongho melihat ada Hongjoong dan Wooyoung yang tertidur di sofa. “Hngg pacii..” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya. Matanya berbinar ketika menemukan tas milik Hongjoong di samping sofa! Jongho ingat kalau hyungnya selalu menyimpan pacifier miliknya di tas.
Jadi Jongho merangkak menuju tas Hongjoong. Setelah itu, Jongho menempatkan tas itu di antara kedua kakinya. “Paci.. Pacii” gumam Jongho. Kemudian, Jongho tersenyum ketika tangannya mendapatkan pacifier berwarna kuning dengan gambar bebek.
Tangannya langsung membuka tutup pacifier tersebut dan ia memasukkan pacifier ke mulutnya. Jongho mulai merangkak menuju kamar Yunho dan San. “Shibel!!!” Pekik Jongho ketika mendapati boneka milik San ada di lantai. Sepertinya San tidak sengaja melemparnya hingga jatuh saat tertidur.
Jongho pun menidurkan kepalanya di atas Shiber dan mulai menjemput tidurnya.
Yeosang terbangun karena mencium aroma yang kurang mengenakkan. “Bau banget. Bau apaan nih?” Kata Yeosang. Yeosang bangun dan berjalan menuju kasur Jongho. “Dia slip?” Tanya Yeosang waktu menemukan sprei kasur Jongho yang basah. Untungnya, tidak sampai terkena kasur karena ada lapisan karet di atas kasur Jongho. antisipasi.
Yeosang mengambil ponsel Jongho yang tergeletak begitu saja. Ketika dilihat, ternyata ada banyak hate comment yang ditunjukkan ponsel tersebut. “Pantes aja slip” kata Yeosang sambil mengunci ponsel Jongho dan menyimpannya di laci nakas.
Yeosang segera berjalan keluar kamarnya dan tidak menemukan Jongho di ruang tamu. “Waduh, anaknya kemana?” Tanya Yeosang. Yeosang segera masuk ke kamar Seonghwa. Bermaksud membangunkan member tertua itu. “Hyung, Jongho slip. Dia ngompol tapi anaknya ga ada” kata Yeosang.
Seonghwa langsung terduduk ketika mendengar ucapan Yeosang. “Di ruang tamu ga ada?” Tanya Seonghwa. “Ga ada hyung” kata Yeosang. Seonghwa segera bangun dan keluar dari kamarnya. Yeosang menyalakan lampu ruang tamu. “Liat, tasnya Hongjoong berantakan. Pasti diacak-acak Jongho” kata Seonghwa.
“Hng?? Jam berapa ini?” tanya Hongjoong yang terbangun karena cahaya lampu. “Maaf Joong. Tapi Jongho slip, terus ini kita lagi nyari dia” kata Seonghwa. “Coba cek kamar anak-anak lain” kata Hongjoong. “Kamu cek kamar Yunho, San. Aku cek kamar Mingi” kata Seonghwa sambil mendorong Yeosang.
Seonghwa membuka pintu kamar Mingi, dan ternyata tidak ada Jongho di dalamnya. “Hyung, ada disini” kata Yeosang. Seonghwa berjalan menuju kamar Yunho dan San, kemudian tersenyum melihat Jongho yang tertidur pulas di lantai. “Aduh kamu ini ya, bikin khawatir” kata Seonghwa.
“Hngg?? Hyungiee?? Ini Shibel!!” Kata Jongho yang terbangun karena suara Seonghwa. “Iya ini shiber punya San hyung. Kita ganti celana yuk? Celana Jjongie basah” kata Seonghwa. “Ung!!” Angguk Jongho sambil merentangkan tangannya. Meminta Seonghwa menggendongnya. “Astaga bayi besar. Yeosang, tolong siapin alas karet, diaper sama celana baru buat Jongho ya” kata Seonghwa.
Yeosang segera mengambil alas karet dan juga diaper. Ternyata Hongjoong dan Wooyoung juga sudah terbangun. “Joong, tolong gantiin sprei Jongho dong. Wooyoung, tolong temenin Jongho main biar dia diem. Yeosang tolong ambilin air di baskom. Pake air anget ya. Buat bersihin bagian bawahnya Jongho” kata Seonghwa.
Ketiganya pun mengangguk. Yeosang segera pergi ke kamar mandi dan mengambil air hangat di baskom. Hongjoong juga segera pergi ke kamar Jongho dan mengganti spreinya. Wooyoung menempatkan dirinya di dekat kepala Jongho. “Jjongieee!! Liat nih hyung punya apa” kata Wooyoung sambil membentuk tangannya seperti kupu-kupu.
Namun Jongho memegang jari-jari Wooyoung dan hanya memainkannya. “Yaampun lucu bangetttt” kata Yeosang. “Abis ngapain dia? Kok bisa slip?” Tanya Seonghwa yang masih sibuk membersihkan bagian bawah Jongho. “Baca hate comment. Tadi aku sempet liat hpnya” kata Yeosang. “Pantesan” kata Wooyoung.
Seonghwa pun menyelesaikan pekerjaannya memasangkan diaper pada Jongho. “Dah, selesai” kata Seonghwa sambil mendudukkan Jongho. “Jjongie lapar?? Mau hyung bikinin mam?” Tanya Seonghwa. Jongho menggeleng sambil memeluk Shiber. “Mau susu..” kata Jongho. “Oke hyung bikinin yaa” kata Seonghwa.
“Hwa, aku udah ganti sprei Jongho ya. Ini aku mau mandi, mau ke agensi” kata Hongjoong. “ANI.. ANI.. HYUNGIE.. HUWAAAAA!!” Tiba-tiba Jongho menangis dengan keras mendengar Hongjoong yang mau pergi ke agensi. Jongho segera bangun dan berlari kecil menuju Hongjoong. “Ani.. Ani.. Hyungie dicini aja.. Nda boyeh pelgiii” kata Jongho dengan cadel.
“Aduhh.. Gimana ini??” Tanya Hongjoong sambil menepuk-nepuk Jongho yang menangis. “Jjongie~~~ Kenapa nangis sayang??” Ternyata itu San yang datang. Hongjoong melihat Mingi dan Yunho yang terbangun juga. Pasti karena tangisan Jongho. “Joong hyungie.. Mau pelgi.. Hiks” adu Jongho pada San.
“Udahlah hyung, dia lagi sensitif. Hari ini gausah ke studio dulu. Eden hyung pasti ngerti kok” kata San. “Kenapa sensitif banget ya??” Tanya Hongjoong sambil mengelus kepala Jongho yang masih terisak. “Oh? Demam” kata Hongjoong. “Hah? Demam?” Tanya Seonghwa. “Iya nih anget badannya” kata Hongjoong. “Pantesan aja sensitif banget” kata Yeosang.
“Waduh, kalo gitu aku mandi dulu ya” kata Yunho yang langsung bangun dari sofa dan beranjak ke kamar mandi. Biasanya kalau sakit, Jongho akan menempel pada Yunho seharian. Makanya, Yunho mau menyelesaikan rutinitas paginya dulu.
Jongho merangkak menuju Hongjoong dan mendudukan dirinya di paha Hongjoong sambil memeluk lehernya. Hongjoong bisa merasakan hawa panas dari tubuh adiknya itu. “Wah, demam beneran ini mah” kata Hongjoong. “Nih Jjongie, minum susu dulu ya” kata Seonghwa sambil memberikan botol susu pada Jongho.
Jongho tidak mengambil susunya dan malah menenggelamkan hidungnya di leher Hongjoong. “Aku pegangin aja Hwa” kata Hongjoong. “Mau Yuno hyung..” kata Jongho. “Yunho hyungnya lagi mandi, baby” kata Wooyoung. “Sama hyung dulu mau? Tapi susunya diminum” kata Mingi. Jongho pun merentangkan tangannya pada Mingi dan Mingi menggendongnya.
Jongho mengambil botol susu yang dipegang Seonghwa dan meminumnya pelan-pelan. Mingi mengelus kepala Jongho pelan. “Aduh pusing ya?? Adek pusing hm??” Tanya Mingi. “Igi hyung nda boyeh pelgi..” kata Jongho pelan. “Iyaa hyung ga akan pergi kok” kata Mingi. “Hyung yang lain juda.. nda boyeh pelgi.. sama Jjongie aja” kata Jongho lagi. “Engga kok. Siapa yang mau ninggalin anak lucu kaya Jjongie??” Kata San.
“Udah selesai mandi nih. Mana Jonghonya?” Kata Yunho yang sudah segar. “Hyunggg..” Jongho merentangkan tangannya, meminta Yunho menggendongnya. “Dah Yun, kamu jagain si bayi dulu ya. Kita mau masak, sama bebersih rumah” kata Seonghwa. “Yeosangie hyung...” panggil Jongho.
“Yeosang!! Dipanggil nih” seru Yunho. “Kenapa sayang?” Tanya Yeosang. “Dicini aja..” kata Jongho. “Tapi hyung harus beresin kamar kita, baby. Hyung bersih-bersih dulu ya?? Abis itu kita main” kata Yeosang. Jongho mengerucutkan bibirnya tapi mengangguk. Yeosang pun pergi untuk beberes kamar mereka.
Tidak lama setelah minum susu, Jongho pun terlelap di pangkuan Yunho. “Kasiann.. pasti dia nangis semaleman karna baca hate comment terus jadinya demam. Karna demam jadinya slip” kata Yunho sambil mengelus rambut Jongho. “Aku tuh pengen larang dia main hp, tapi mana bisa” kata San.
“Segimana pun kita suka waktu dia slip, kita ga suka kalo dia slip karena dia stress berat” kata Mingi. “Walaupun dia keliatan kuat, tetep aja dia yang paling muda di antara kita” kata Wooyoung. “Udahlah.. Biarin dia istirahat dulu. Kalian juga gunain waktu istirahat ini dengan baik. Jangan berisik ya” kata Hongjoong. “Siap hyung!!” Kata Yeosang.
Beberapa jam kemudian, Jongho terbangun. Jongho terkejut karena mulutnya tersumpal sippy cup dan terlebih lagi, ia saat ini berada di pangkuan Yunho. Karena terlalu terkejut, Jongho pun melempar sippy cupnya, kemudian terjatuh dari pangkuan Yunho. “Aduhh” rintih Jongho.
Hal itu membuat Yunho terbangun. Tidak hanya Yunho, tapi Mingi dan San yang tertidur di lantai pun ikut terbangun. “Jongho!! Astaga” kata Yunho sambil berjongkok di depan Jongho. “Ini Jongho, hyung” kata Jongho. “Kita tau. Tapi tetep aja, kamu jatoh dari sofa dan harus kita tolongin” kata San.
“Gapapa hyung. Aku bisa sendiri. Maaf udah nyusahin kalian” kata Jongho. “Siapa yang nyusahin sih Jongho?? Kamu kan maknae kita, ya kita urusin” kata Mingi. “Tapi ga ada orang normal yang mau nerima aku hyung. Maaf udah ganggu waktu libur kalian” kata Jongho sambil berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
“Biarin aja dia sendiri dulu. Nanti juga pasti keluar” kata Mingi sambil menahan San dan Yunho yang mau menyusul Jongho.
Ketika Jongho masuk ke kamarnya, ia langsung mencari ponselnya tentu saja. “Dimana mereka menyimpannya?” Tanya Jongho. “Kamu nyari apa?” Jongho terkejut untuk kedua kalinya dan mendapati Yeosang. “Ponselku. Hyung simpen dimana?” Tanya Jongho. Yeosang menghela nafasnya dan menahan tangan Jongho. “Tidak ada ponsel hari ini. Sebelum aku atau member lain menghapus semua postingan jelek itu” kata Yeosang.
“Hyung tidak perlu segitunya. Apa yang mereka katakan memang benar. Aku tidak tampan seperti kalian dan hanya bisa menyusahkan kalian” kata Jongho dengan pelan. “Siapa yang menyusahkan?” Tanya Yeosang. “Aku!! Tidak ada orang normal yang menerimaku hyung. Dengan semua peralatan bayi itu!!” Seru Jongho.
“Berarti kami lah orang yang tidak normal itu” kata Yeosang dengan enteng. “Bukan itu poinnya hyung” kata Jongho. “Jongho.. Listen to me. Ketika kami memutuskan untuk debut bersamamu, artinya kami menerimamu apa adanya. Termasuk syndrome itu. Kami sudah berjanji untuk menjagamu, merawatmu. Sebagaimana adanya dirimu.
Walaupun kamu adalah member terkuat di dalam grup, kamu tetaplah maknae kami. Yang termuda di antara kami. Kami tidak akan meninggalkanmu. Paham?” Kata Yeosang. “Paham, hyung” kata Jongho pelan sambil menundukkan kepalanya.
“Sini” kata Yeosang sambil membawa Jongho ke dalam pelukannya. “It's okay.. Kami tidak pernah berpikir bahwa kamu menyusahkan. You're special” kata Yeosang. Dan Jongho pun meneteskan air matanya, terharu dan menyadari betapa semua hyungnya menyayangi dirinya.
“Kalian sampai kapan mau di kamar? Ayo makan.” Pintu kamar terbuka dan mendapati Seonghwa serta Wooyoung dan Hongjoong di depan pintu. “Hyunggg” kata Jongho sambil berdiri dan memeluk Seonghwa. Yeosang tersenyum dan ikut mendekati mereka.
“Anak pinter, abis ini kalo ada yang macem-macem sama kamu, bilang sama hyung, oke?” Kata Seonghwa. “Iya hyung!! Terima kasih sudah mau menerimaku” kata Jongho. “Kamu kan adik kami. Masa ga terima apa adanya?” Kata Hongjoong sambil mengusak rambut Jongho. “Dah ayo makan. Nanti ayamnya keburu diabisin sama Mingi” kata Wooyoung.
“MINGI HYUNG JANGAN ABISIN AYAMNYAAA” seru Jongho sambil berlari ke arah dapur. Seonghwa hanya menggeleng kecil melihat Jongho dan Mingi yang bertengkar memperebutkan ayam. “Ayo hyung, kita makan juga” kata Yeosang. Seonghwa mengangguk dan mereka pun makan bersama.