Hey, this is my life

Arjuna tersenyum ketika pintu apartemennya terbuka. Itu pasti Sena, kekasih tingginya yang sudah menemaninya sejak SMA hingga ia kuliah saat ini. “Halo, sayang. Gimana harinya?” tanya Arjuna.

Sena tidak menjawab dan hanya menghela nafasnya. “I'm fine. Cuma cape aja” kata Sena. “Beneran?” Tanya Arjuna. “Iya Jun. Aku mau istirahat. Kamu ada isi podcast malem ini?” Kata Sena. “Ada” kata Arjuna. “Yaudah, semangat ya!! Maaf aku ga bisa nemenin” kata Sena.

“It's okay. Kamu istirahat aja oke? Nanti cucian piring aku aja yang cuci” kata Arjuna. “Makasih” kata Sena. “No problem. Dah sana istirahat okay??” Kata Arjuna sambil menepuk bahu Sena. “Arjuna” panggil Sena. “Yaa??” Kata Arjuna. “Aku sayang kamu” kata Sena. “Aku juga. Selalu sayang kamu” kata Arjuna.


“This is the coolest thing on this world!! Halo halo kembali lagi bersama Arjuna dalam Cerita Arjuna. Hari ini gue bakal bacain pertanyaan-pertanyaan yang udah kalian tanyain ke gua. Jadi ya santai aja podcast kali ini.

Oke, kita mulai. Pertanyaan pertama. Ka Arjuna kenapa milih masuk jurusan Seni Rupa Murni? Emang ga takut nanti ga dapet kerjaan?? Aduh pertanyaan kaya gini lagi hahaha.. Udah dapet pertanyaan kaya gini dari sejak masuk kuliah.

Gue merasa seni murni itu sesuatu yang menarik dan menantang. Orang tua gue juga ga menentang pilihan gue. Dan soal kerjaan, kebetulan gue udah dapet kerjaan jadi guru seni rupa di sekolah. Jadi ya, gue ga takut sih buat ga dapet kerjaan. Semua jurusan kuliah tuh sama baiknya kok. Jadi jangan merendahkan jurusan yang satu dan jurusan yang lain” kata Arjuna.

Arjuna terus membaca pertanyaan yang masuk ke dm twitternya satu persatu. Sampai tangannya berhenti pada satu pertanyaan yang diajukan oleh akun kosongan.

Pertanyaan selanjutnya, “Lo Arjuna dari Seni Murni kan ya? Pacarnya Sena yang anak Teknik Elektro. Gue mau nanya, emang lo ga malu ya pacaran sama Sena? Gue liat kok dia ga ada cocok-cocoknya jadi cowo sih?

Gue liat dia pake softlens, pake piercing panjang. Terus dia kek selebgram gitu kan ya? Masa endorsenya skincare? Cowo pake skincare? Ga salah tuh?? Apalagi anak teknik, ga cocok banget cuyy pake skincare.

Dia anak teknik, cowo lagi tapi ga pernah ikut berantem. Ga pernah ikut tawuran kampus. Cowo apa bukan? Kasih tau gitu ya ke Sena.

Arjuna terdiam setelah membaca kalimat yang diajukan oleh akun kosongan tersebut. Rasanya ia marah sekali, ingin menonjok orang yang mengolok-olok Sena. Arjuna menarik dan membuang nafasnya secara perlahan agar dia merasa tenang sebelum berbicara kembali.

“Hhh.. Gue sebelumnya minta maaf kalo nanti cara bicara gue agak jutek atau gimana. Tapi gue beneran kesel sama entah siapa lo yang ngomong ini. Gue rasa komentar lu terlalu kasar. Untung lu ngomongnya ke gue yang biasa aja. Gimana kalo lu ngomong ini ke Sena langsung? Emangnya lo mau tanggung jawab kalo komentar lu bikin dia sakit hati??

Pertama, Lo harus inget, untuk menjaga ketikan lo. Worst case scenario, lo komen jahat ke orang, dan orang itu mikirin komentar itu terus dan akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri.

Lu bisa bertanggung jawab atas tindakan dia? Atau kalo semisalnya orang itu adalah tulang punggung keluarga, lu bisa gantiin dia? Engga kan? Makanya, lo harus jaga ketikan lo sama seperti lo menjaga ucapan lo.

Kemudian, soal Sena yang pake softlens, skincare, piercing panjang dan ga pernah tawuran. Emang apa yang salah dengan hal-hal kaya gitu? Lu pikir dia gaya dengan pake softlens? Engga, Sena tuh matanya minus, dan dia teledor nyimpen kacamata. Makanya dia lebih seneng pake softlens soalnya praktis.

Soal piercing panjang, hello, open your eyes, please. Piercing itu masuknya fashion. Fashion itu ga memandang gender. Gue sama Sena sama-sama pake piercing, tapi kenapa dia doang yang dipermasalahin? Ayo ngomong dong soal piercing gua sekarang.

Kemudian soal skincare. Sama kaya fashion, sebenernya skincare diciptakan tanpa memandang fashion. Namanya juga skincare, perawatan kulit, dirancang untuk kulit. Kalian tau kan, sekarang kita harus pake skincare supaya ga kena kanker kulit.

Jangankan Sena, gua juga pake. Tapi gue emang ga pernah upload kaya Sena. Soalnya gue bukan selebgram. Sena upload pake skincare soalnya ya itu kerjaan sampingan dia. Emang lu yang bayar Sena? Kok sampe komen segitunya.

Dan terakhir soal tawuran. Emang jadi cowo dan anak teknik tuh harus tawuran? Setau gue ini ada istilahnya, namanya Toxic Masculinity. Ya jadi cowo emang harus kuat, tapi apa harus sampe ikut tawuran? Harus pamer kekuatan dengan tawuran?

Sena ga pernah ikut tawuran karena waktu SMA, dia pernah jadi korban tawuran. Dia masih trauma karna dia ga tau apa-apa, tapi dipukul pake kayu.”

Arjuna berusaha menetralkan nafasnya. Dia tidak mau marah-marah di acara podcast yang sudah susah payah ia bangun. Lagian, menjawab komenan orang yang marah, harus membutuhkan kepala yang dingin.

“Gimana? Apakah pertanyaan lo udah kejawab?? Semoga udah ya.. Jadi gue tekanin sekali lagi kepada lo dan semua pendengar podcast gua. Lo berhak menjadi diri lo sendiri, selama hal itu ga ngerugiin orang lain.

Selama pilihan lo tidak melukai orang lain, selama pilihan lo tidak membuat orang lain terluka, jalani pilihan lo sendiri. Lo cantik, lo ganteng dengan cara lo sendiri. Lingkungan aja yang terkadang memaksa kita untuk menjadi sesuai dengan ekspektasi lingkungan.

Gue jadi inget kata-kata salah satu artis Korea, namanya Hwasa. Dia bilang, ketika lo ga bisa mengikuti standard kecantikan suatu lingkungan, maka ciptakan standard kecantikan yang baru.

Gue yakin lo bisa dan gue mendorong kalian untuk lebih percaya diri dengan penampilan fisik kalian. Karena, ya itu tadi. Lo semua itu indah dengan cara kalian sendiri.

Sekian podcast Arjuna hari ini. Gue minta maaf kalo ada perkataan gue yang menyinggung kalian. Selamat malam!!”


“Sena, aku tau kamu belum tidur” kata Arjuna di depan kamar mereka berdua. “Kenapa?” Tanya Sena tanpa mengalihkan pandangannya kepada Arjuna. “Ayo kita ngobrol” kata Arjuna. Sena pun akhirnya duduk di kasur. Arjuna masuk ke kamar dan duduk di kursi setelah menutup pintu kamar mereka.

“Kamu, kenapa?” Tanya Arjuna. “Gapapa” kata Sena. “Sena, kita udah janji untuk saling terbuka satu sama lain. Lagian aku udah kenal kamu dari SMA. Jadi, ayo cerita” kata Arjuna. Sena pun menghela nafasnya kasar. Benar, dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Arjuna.

“Kamu nangis?” Tanya Arjuna. “Engga. Cowo kan ga boleh nangis” kata Sena. “Siapa bilang? Cowo boleh kok nangis. Kan ada yang bilang, ketika mulut tidak bisa berucap, biarkan air mata yang berbicara” kata Arjuna.

“Sok puitis kamu” kata Sena sambil terkekeh. “Enak aja. Gini-gini aku sering baca puisi tau” kata Arjuna. “Apa hubungannya?” Tanya Sena. “Ya adalah pokoknya. Kaya aku sama kamu ada hubungannya” kata Arjuna. Sena pun menoyor pelan kepala Arjuna. “Gausah gombal kamu. Ga cocok” kata Sena.

Arjuna pun terkekeh mendengar perkataan Sena. “Jadi.. Mau cerita?” Tanya Arjuna. Sena menghela nafasnya, dan ia mulai bercerita. “Ya apalagi sih masalahku? Tadi ada yang comment di postingan terbaru aku. Katanya 'cowo kok endorse skincare' gitu. Trus ya ada beberapa yang bawa-bawa masalah aku pake softlens, piercing panjang sama aku yang ga pernah ikut tawuran kampus” kata Sena.

“Sena, kamu tau kan kamu bebas jadi apapun yang kamu mau selama ga ngerugiin orang lain?” Tanya Arjuna. Sena mengangguk, “tapi cape juga Jun. Aku tuh cape diomongin terus. Apalagi pas mereka bilang aku ga cocok jadi pacar kamu” kata Sena.

“Dih? Kamu udah baik begini, ganteng lagi. Masa ga cocok jadi pacar aku” kata Arjuna. “Hhh... Gatau lah. Aku pusing. Aku sempet kepikiran gitu. Kaya salah ga sih aku ngejar kamu dulu. Apa jangan-jangan aku tuh emang ga cocok pacaran sama kamu” kata Sena.

“Kalo ga cocok, ga mungkin aku nembak kamu, Sena. Kamu emang kejar aku, tapi aku yang ambil tindakan buat resmiin kamu. Jadi, ga ada istilah kamu ga cocok sama aku atau aku ga cocok sama kamu” kata Arjuna. Sena pun menundukkan kepalanya. Memeluk guling yang sedari tadi ada di pelukannya.

“Sena, you are precious. Kamu pantes dicintai. Jadi, jangan mikir aneh-aneh lagi ya? Wajar kok kamu punya pemikiran kaya gitu. Aku juga sering punya pemikiran yang aneh. Tapi, kamu harus inget kalo aku ga akan ninggalin kamu” kata Arjuna.

“Aku tau kok, kamu bucin sama aku soalnya” kata Sena. “Hehehe.. Iyalah. Sena kan orang paling ganteng, lucu, dan gemes buat Arjuna. Jadi, kalo ada orang yang komen aneh-aneh lagi, jangan dengerin ya. Ngerti ga cakep??” Kata Arjuna.

“Ngerti Jun. Makasih” kata Sena. “Sama-sama” kata Arjuna sambil mengacak rambut Sena. “Ke mekdi yuk. Aku bayarin. Sebagai tanda terima kasih” kata Sena. “Strawberry Choco Pie??” Tanya Arjuna. “Call. Aku juga mau itu. Yuk pergi sekarang. Kamu yang bawa mobil ya” kata Sena. “Siap pangeran!!” Kata Arjuna.

Terima kasih Arjuna buat podcast hari ini!! Semoga Sena bisa menjadi dirinya sendiri mulai hari ini. Kalian juga bisa menjadi diri kalian sendiri dan menjalani pilihan kalian, jika itu tidak merugikan orang lain!! Yuk, kita tinggalkan Arjuna dan Sena yang akan bersiap pergi ke mekdi. See you soon~