Renggang
“Woo!! Udah woo, udah jangan nangis lagi” seru Seonghwa. Sedangkan yang dipanggil, malah semakin mengeraskan tangisannya. “Hiks.. Kenapa?? Kenapa semua ninggalin Wooyoung?? Pertama San, sekarang abang.. Hiks.. Mereka udah ga sayang Wooyoung ya?? Hiks..” tangis Wooyoung.
“Engga, Wooyoung sayang.. Kakak juga gatau Hongjoong kemana.. Tapi kakak ga ninggalin Wooyoung. Kakak ada disini buat Wooyoung” kata Seonghwa sambil menepuk-nepuk punggung Wooyoung. Wooyoung sendiri masih sibuk menangis hingga nafasnya tersendat-sendat.
“Kakak.. Hiks.. Kenapa San jahat sama aku??” Tanya Wooyoung. Seonghwa mengelus rambut Wooyoung. Seonghwa tebak, San tidak mampu menjelaskan kepada Wooyoung apa yang terjadi. Atau Wooyoung yang tidak mau mendengarkan San.
“San ga jahat.. Kamu udah denger alesan dia belum?” Tanya Seonghwa. “Ga mau!! Aku ga mau denger alesan dia!!” Kata Wooyoung. Tuh kan! Bener dugaan Seonghwa. “Kak, aku ga mau ketemu San dulu” kata Wooyoung. “Yaudah.. iya.. Nanti kakak bilangin ke dia buat ga ketemu kamu dulu” kata Seonghwa.
Di sisi lain, setelah Wooyoung pergi tanpa mau mendengarkan alasannya, San langsung beranjak menuju kosan Mingi. Ternyata kebetulan, Yunho juga sedang berada disana. “Napa lo bro? Nekuk amat tuh muka?” Tanya Mingi.
San menelungkupkan badannya di kasur Mingi. “Gue nginep disini boleh ga?” Tanya San. “Enak aja!! Gue tidur dimana?” Kata Yunho. “Lo ke atas aja sih, ke rumah Yeosang. Anaknya pasti ngizinin” kata Mingi. “Iya ya, ah tapi pasti ada bapaknya” kata San.
“Bukannya bapaknya lagi ada rapat sama rektor univ lain ya?” Tanya Yunho. “Kok lo tau, yang?” Tanya Mingi. “Lu ga jadi simpenan bapaknya Yeosang kan?” Tanya San. Yunho pun memukul kepala dua orang di hadapannya ini. “NGADI NGADI!! GUE KAN KETUA ACARA JURUSAN GUE!! YA GUE AJUIN PROPOSAL KE SIAPA LAGI KALO BUKAN KE BAPAKNYA YEOSANG??” seru Yunho.
“Aduh, suara lo semua kedengeran sampe luar.” Mingi, Yunho dan San menengok ke arah pintu dan mendapati Yeosang dan Jongho disana. “Yeosang huhu.. Gue numpang di rumah lo hari ini boleh ga??” Tanya San sambil memeluk Yeosang. “Ck lo disini aja gih sama Mingi. GAUSAH PELUK-PELUK GUE NYET” seru Yeosang sambil melepaskan pelukan San.
“Jongho nginep?” Tanya Yunho dan Jongho mengangguk. “Papi sama Mami lagi pergi, urusan bisnis biasa. Jadi nginep disini” kata Jongho. “Tuh kan, mending gue nginep biar lo berdua ga bisa skidipapap” kata San. Dan kali ini, kepala San dipukul oleh Yeosang. “Ya kali gue ngerusak Jongho” kata Yeosang.
“Lo kenapa sih? Tumben banget kesini. Biasanya ngerusuh sama Wooyoung” kata Mingi yang gerah. Kemudian tiba-tiba San terduduk di lantai. Ngomong-ngomong, ini posisinya pintu kamar kosan Mingi belom ditutup. Jadi posisinya Yeosang sama Jongho di depan kamar Mingi, Mingi sama Yunho di dalem. Terus San yang duduk di lantai.
“Hiks... Gue.. Berantem” kata San sambil nangis. “Berantem? Tunggu berantem sama Wooyoung?” Tanya Yeosang. San mengangguk. “Cerita sini. Masuk masuk, tutup pintunya” kata Mingi. San pun berpindah ke dekat Mingi dan pintu ditutup oleh Yeosang.
San pun menceritakan hal yang terjadi antara dirinya dan Wooyoung. “Gue padahal beliin dia cincin sama kalung. Tapi, dianya ga mau dengerin omongan gue” kata San sambil masih meneteskan air matanya. “Ya lu bego” kata Yeosang. “Ka Yeo” ancam Jongho.
“Ga salah sih Ho. Beneran ni anak bego banget. Udah tau Wooyoung suka insecure sama mantan-mantan dia, malah jalan sama mantan” kata Yunho. “Ya gue pikir gapapa? Ria juga udah punya pacar” kata San. “Ya kan gapapa menurut lo. Tapi menurut Wooyoung?” Kata Mingi.
“Ya emang sih Wooyoung disini juga ada salah, soalnya dia ga dengerin penjelasan lo. Intinya lo berdua salah” kata Yeosang. “Woo pasti sedih banget. Apalagi ini bang Hongjoong tiba-tiba ngilang” kata Mingi. “Gue harus apa...” kata San. “Ya lo harus hidup lah. Terus berusaha sampe Wooyoung mau ngobrol sama lo” kata Yunho.
“Wooyoung pasti ga mau ngobrol sama lo dulu. Jadi ya lebih baik lo biarin aja dia. Maksudnya kalo dia lagi main sama kita, lo ngalah dulu” kata Yeosang. San menghela nafasnya, bahunya pun ikut turun bersamaan dengan helaan nafasnya. “Dah lo ikut gue. Tidur di atas. Tapi di kamar tamu ya. Gue tidur sama Jongho soalnya” kata Yeosang. San pun mengangguk dan mengikuti Yeosang dan Jongho untuk naik ke rumah Yeosang.
“Kasian mereka..” kata Yunho. “Tinggal butuh komunikasi aja sih” kata Mingi. “Dah ah, mau tidur, ngantuk” kata Yunho. “Yaudah tidur aja beb” kata Mingi.
“Ka Hwa, Bang Hongjoong belum bisa dihubungin??” Beberapa minggu kemudian, Wooyoung mulai kembali menjadi pribadi yang ceria. Namun, tetap saja tidak ada satu pun dari mereka yang membahas San di hadapan Wooyoung.
“Belom nih.. Hadehh bener-bener dah itu orang kemana” kata Seonghwa. “Skripsi kakak gimana?” Tanya Jongho. “Lancar sih Jong. Kakak kepikiran Hongjoong aja” kata Seonghwa. “Sekarang Mingi sama Yunho ikut-ikutan ngilang juga” kata Wooyoung sambil melihat handphone nya.
Jongho berdehem kecil. Sebenernya, Mingi sama Yunho bukannya ngilang sih. Kebetulan aja Yunho sibuk sama acara jurusannya, dan Mingi yang nemenin San kemana-mana. “Kamu ga dijemput Yeosang??” Tanya Wooyoung. “Ka Yeo lagi anterin kakaknya ke bandara. Katanya mau ada rapat di luar negeri gitu” kata Jongho.
“Kangen Yunho” kata Wooyoung. “Yaudah lo samperin aja ke fakultasnya. Dia cari ketua pelaksana, makanya sibuk banget” kata Seonghwa. “Kangen ngumpul lagii” kata Wooyoung. “Ya kan kita lagi ngumpul ini?” Tanya Seonghwa. “Huhu bang Hongjoong kemana sih” kata Wooyoung sambil memeluk Jongho. “Apa sihh bang” kata Jongho sambil berusaha menyingkirkan tangan Wooyoung.
Seonghwa hanya terkekeh melihat pertengkaran kecil antara Wooyoung dan Jongho. Emang ya, dua termuda di antara mereka itu kalo deketan berantem, kalo jauhan saling nyariin. Kaya anak kembar.
Seonghwa mengedarkan pandangannya dan menemukan Mingi dan San di ujung sana. Bibirnya menyunggingkan senyuman ketika mendapati San mengangguk pelan pada Seonghwa, sebelum menarik tangan Mingi. Memilih untuk berpindah tempat agar pemuda kecil kesayangannya lebih nyaman.
“SELAMAT KA SEONGHWA!!!!” Seonghwa terkejut ketika mendapati Mingi, Yunho, San, Yeosang dan Jongho di hadapannya. Hari ini, Seonghwa melakukan sidang skripsinya dan tentu saja sebagai teman yang baik, kelima pemuda ini menunggu Seonghwa selesai sidang.
“Wooyoung mana?” Tanya Seonghwa. “Masih kelas. Kelasnya padet hari ini” kata Yeosang. “Dapet apa ka?” Tanya Yunho. “A dongg!!” Seru Seonghwa. “AAAAA SELAMATTTT!!! AYO TRAKTIR MINUMAN KA!! JONGHO MAU COKLAT” kata Jongho sambil memeluk Seonghwa. Well, tumben sekali si bungsu mau memeluk kakaknya itu.
“Dihh ngadi-ngadi lo. Eh tapi gue juga mau sih ka” kata San dan berakhir kepalanya ditoyor pelan oleh Yunho. “Tenang-tenang, gue traktir kalian minuman” kata Seonghwa sambil terkekeh.
Tiba-tiba HP mereka berbunyi bersamaan. “Kok bisa samaan gini sih?” Tanya Mingi penasaran. Mereka pun segera membuka HP mereka dan kemudian mereka terkejut. Karena terlalu terkejut, tidak ada satupun dari mereka yang sanggup berbicara, bereaksi atau pun membalas pesan dari orang yang mengirimi mereka pesan tersebut.
“Hai“ “Kangen gue ga? Hahaha“ “Minggu depan gue sidang. Dateng ya“ “Kita bakal ngumpul abis gue sidang“
“BANG HONGJOONG??” seru Yunho, Mingi, Yeosang, San dan Jongho bersamaan. Sedangkan Seonghwa hanya bisa terdiam. Melihat rentetan kalimat itu. Well, sebenarnya apa yang terjadi dengan Hongjoong??