Guard You
“Kamu tau, kita dapet anggota baru?” Tanya siswa dengan syal merah-emas tersampir di lehernya. Siswa yang ditanyanya, dengan syal biru-perunggu hanya melanjutkan makannya. Tidak tertarik dengan ucapan temannya itu.
Mereka menjadi bahan perbincangan. Tentu saja, sungguh aneh melihat anak Gryffindor dan Ravenclaw dapat bercengkrama saat waktu makan. Kepala sekolah saat ini, McGonagall, membuat peraturan baru. Dimana semua siswa Hogwarts dapat makan bersama teman dari asrama lain. Dan itu membuat dua sahabat sejak kecil yang terpisah asrama bisa bercengkrama bersama.
“Jung Wooyoung, aku hanya ingin makan. Bukan mendengar ocehanmu. Kenapa kamu ga ngajak Yunho atau Mingi yang senantiasa bakal dengerin ocehan kamu?” Kata Yeosang, pemilik syal biru-perunggu itu. “Hishh aku kasih tau kamu lebih dulu soalnya anak itu punya kemampuan sama sepertimu. Yep, ramuan” kata Wooyoung.
Yeosang menaikkan sebelah dahinya. Ia mulai tertarik dengan pembicaraan Wooyoung. “Dari asrama mana? Kalo dia Slytherin atau Ravenclaw, tidak aneh” kata Yeosang. “NAH ITU!! HE'S FROM GRYFFINDOR!!” Kata Wooyoung dengan semangat. “Aku beneran kaget. Dia sejago itu?” Tanya Yeosang. “Dia bisa bikin amortentia, walaupun ga sempurna. Kamu tau kan amortentia baru diajarin di tahun ketiga?” Kata Wooyoung.
“Aku bahkan bisa bikin felix felicis” kata Yeosang. “Itu beda, kamu emang jenius” kata Wooyoung. “Rame banget, suara kalian kedengeran sampe keluar.” Wooyoung dan Yeosang menolehkan kepalanya, mendapatkan dua pasang manusia tinggi mendekati meja mereka. “Halo twins” kata Wooyoung. “Halo juga kecil” kata seseorang dengan syal berwarna kuning-hitam.
“Padahal kita ini pacaran, bukan kembaran, kenapa juga aku yang dipanggil kembar sama Yunho?” Tanya orang disebelahnya dengan syal berwarna hijau-silver. “Soalnya kalian temanan dari kecil, jadi banyak yang ga nyangka kalian pacaran” kata Wooyoung.
“Lagi ngomongin apa nih?” Tanya Yunho, si pemilik syal berwarna kuning-hitam tersebut. “Kalian tau kalo kita bakal ada anggota baru?” Tanya Wooyoung. “Beneran?? Dia direkomendasiin siapa?” Tanya Mingi, pemilik syal berwarna hijau-perunggu itu. “Kepala asramamu” kata Wooyoung.
“Professor Slughorn?? Dia pinter ramuan?” Tanya Mingi. “Iya katanya gitu. Jadi Yeosang punya temen sekarang” kata Wooyoung. “Sialan!! Kamu pikir aku ga punya temen hah?” Tanya Yeosang. “Temenmu kan kita doang” kata Yunho. Yeosang ingin menabok Yunho, tapi ucapannya benar :(
“Aktif banget kalian pagi-pagi” kata seseorang dengan syal yang sama seperti Mingi datang ke meja makan, diikuti pemuda lainnya dengan syal seperti Yunho. “Hai San, hai Ka Seonghwa” sapa Wooyoung. San, si pemuda dengan syal sama seperti Mingi itu menghampiri Wooyoung dan mengecup kepala Wooyoung.
“Enemy in public, bucin in private ya kalian” komentar Yeosang. “Ga private juga sih Yeo. Semua orang bisa liat” kata Yunho. “Gini, yang bener tuh, enemy in Quidditch, bucin sisanya” kata Mingi. “Kita tuh harus profesional” kata San. “Bacot” kata Seonghwa sambil mendorong San. “Aduh galak banget” kata San.
“Ka Hongjoong mana Ka?” Tanya Yeosang. “Dipanggil professor McGonagall. Kayanya dia mau bawa anak baru itu hari ini” kata Seonghwa. “Keren ga sih? Baru tahun pertama langsung ketauan bakatnya apa” kata Wooyoung. “Iya keren banget. Kaya ka Hongjoong sama Yeosang juga tahun pertama” kata Yunho.
“Jadi, nanti kumpul oke? Di ruangan biasa. Mungkin Hongjoong bakal ngenalin ke kita” kata Seonghwa. “Siap!!” Seru yang lainnya.
“So, ini Jongho. Tingkat pertama Gryffindor. Keahliannya ramuan. Dia akan mulai bergabung dengan kita dan akan menjadi partner Yeosang” kata Hongjoong sambil menepuk bahu pemuda dengan syal merah-emas. “Halo.. Perkenalkan aku Jongho. Mohon bantuannya” kata pemuda itu sambil tersenyum.
“Hai Jongho!! Kita dari asrama yang sama” kata Wooyoung dengan semangat. “Iya ka hehe!! Seneng banget dapet temen seasrama. Ku pikir aku bakal sendirian” kata Jongho. “Yaampun gemes gemes gemes. Pengen ku pelukk” kata Seonghwa. Jongho yang mendengarnya langsung memeluk Seonghwa. “Kakak bisa peluk aku kok” kata Jongho.
“Aduhhh gemesnya huhu.. Ayo kamu pulang ke Hufflepuff aja please gemes banget” kata Seonghwa sambil menepuk-nepuk kepala Jongho. “Ga cemburu, ka?” Tanya Mingi. “Santaii.. Dia tuh gitu kalo nemu yang gemes-gemes” kata Hongjoong. “Jadi, Jongho, kamu akan jadi partner Yeosang buat lomba ramuan. Aku harap kalian bisa bekerja sama” kata Hongjoong pada Jongho.
“Halo aku Yeosang. Ayo bekerja sama dengan baik ya” kata Yeosang. “Baik ka Yeosang” kata Jongho.
Beberapa hari kemudian, Yeosang mengajak Jongho pergi ke kelas ramuan yang sedang kosong saat itu. “Oke, jadi untuk lomba nanti, kita bakal bikin polyjuice. Ini saran dari professor Slughorn sih. Tapi, kita bikin dari bahan baru dan bisa bertahan lebih lama” jelas Yeosang.
“Wow menarik. Kakak udah nemu semua bahan-bahannya?” Tanya Jongho. “Ada beberapa yang belum. Nanti bisa bantu cariin deh ya” kata Yeosang. “Oke ka” kata Jongho. Jongho kemudian diam menatap Yeosang yang berusaha memotong salah satu bahan dari polyjuice tersebut.
“Bukannya disayat dikit ya ka? Terus kita ambil sarinya?” Tanya Jongho. “Engga, kan kita mau bikin yang baru” kata Yeosang singkat. “Ya ga bisa dong ka? Bahan itu esensial banget buat polyjuice” kata Jongho. “Jongho, ini beda. Kita mau bikin yang beda. Jadi pasti ada cara yang harus diubah” kata Yeosang.
“Ya tapi ga bisa gitu dong ka. Kalo kita ubah caranya, yang ada gajadi polyjuice. Bahannya aja yang kita ubah” kata Jongho. “Kamu bisa ga sih ikutin aja? Professor Slughorn udah bilang kalo caraku udah bener” kata Yeosang sambil menggebrak meja yang mereka gunakan.
“Professor Slughorn juga bilang bawa aku disini buat bantuin kakak, yang berarti aku bisa kasih kritik ke kakak kalo apa yang kakak lakuin itu salah” kata Jongho dengan tidak mau kalah. “Ck elah. Kita sampai disini dulu” kata Yeosang dengan kesal dan keluar dari kelas.
“KA YEOSANG BANGSATT!!” seru Jongho ketika Yeosang sudah keluar dari kelas.
“Gimana hari ini?? Hari ini kalian mau coba bikin polyjuice kan?” Tanya Wooyoung pada Jongho yang baru masuk ke ruang rekreasi Gryffindor. “Aku sebel ka. Ka Yeosang tuh keras kepala banget” kata Jongho. “Hm.. So, tidak berjalan dengan baik ya?” Tebak Wooyoung.
“Kita bahkan belum mulai” kata Jongho. “Udah istirahat dulu aja kamu hari ini. Besok, kamu coba cari bahan-bahan aja dulu. Biar intensitas ketemu Yeosangnya ga sering” kata Wooyoung. “Iya deh, aku coba cari bahan-bahan lain aja” kata Jongho.
Keesokan harinya, Jongho pergi ke Diagon Alley untuk mencari beberapa bahan. “Hah? Wait? Unicorn's Hair?? Buat apa??” Tanya Jongho sambil membalikkan buku yang diberikan Yeosang padanya. Buku itu berisi bahan-bahan yang akan mereka gunakan untuk membuat ramuan baru polyjuice.
“Kalau beli di toko harganya bakal mahal banget nih. Dimana nyarinya ya?” Kata Jongho sambil menimbang-nimbang. Jongho membalikkan kertasnya lagi untuk menemukan fakta dimana ia bisa mendapatkan rambut unicorn tanpa mengeluarkan biaya mahal.
“Rambut unicorn biasanya bisa didapatkan di hutan terlarang. Seringkali rambut unicorn jatuh di tanah. Oke kalau gitu nanti malem aku ke hutan terlarang deh. Kalo siang pasti Hagrid masih bangun” kata Jongho.
Jongho pun kembali ke Hogwarts dan menyimpan bahan-bahan yang didapatkannya dari Diagon Alley. “Astaga, aku kaget” kata Yeosang ketika membuka pintu kelas ramuan dan mendapati Jongho di dalemnya. “Lebay banget ka” kata Jongho.
“Ya maaf” kata Yeosang dengan kesal. “Kamu udah dapet semua bahannya?” Tanya Yeosang melanjutkan ucapannya. “Ada yang belum. Rencananya malem ini aku akan cari bahannya” kata Jongho. Yeosang mengerutkan dahinya mendengar penuturan Jongho.
“Kan ada jam malam” kata Yeosang. “Aku ga keluar sampai Hogsmeade atau Diagon Alley kok. Santai” kata Jongho. Yeosang hanya mengangkat bahunya acuh dan mulai meracik kembali ramuannya.
Tentunya dengan pertengkaran antara dirinya dan Jongho.
Malam itu, sekitar pukul 9 malam, Jongho mengendap-ngendap untuk pergi keluar dari asramanya dan berjalan menuju hutan terlarang. “Huft.. Semoga ga ketauan” kata Jongho. “Malam anak muda! Sedang apa malam-malam di tepi hutan terlarang??” Tanya seseorang pada Jongho.
Jongho menoleh ke belakang dan mendapati sesosok orang yang sangat tinggi. “Oh hehehe hai Hagrid. Aku.. Aku.. Eum.. Sedang mencari barangku hehe.. Tadi siang karena terburu-buru sepertinya barangku ada yang terjatuh” kata Jongho. “Oke oke.. Jangan masuk terlalu dalam oke?” Kata Hagrid. “Siap” kata Jongho.
Selepas kepergian Hagrid, Jongho segera masuk ke dalam hutan terlarang. “Lumos” katanya pelan dan muncul sepercik cahaya terang dari ujung tongkat sihirnya. “Ayo kita cari dan pulang dengan selamat” kata Jongho.
Di sisi yang lain, Yeosang sedang menyelesaikan ramuan yang dibuatnya itu. “Loh? Yeosang sendirian aja?” Ternyata itu Seonghwa, Hongjoong dan Wooyoung yang datang. “Tumben ga sama pacar, Woo” kata Yeosang. “Abis berantem mereka. Tadi Slytherin yang menang soalnya” kata Seonghwa.
“Ah..” kata Yeosang. Sudah terbiasa dengan tabiat Wooyoung dan San yang akan bertengkar setelah pertandingan Quidditch antar asrama. “Jongho dimana?” Tanya Hongjoong. “Dia bilang lagi nyari bahan satu lagi. Gatau dimana. Katanya sih ada di dalam Hogwarts” kata Yeosang.
“Bahan apa emangnya? Kamu kurang bahan apa lagi?” Tanya Wooyoung sambil memisah-misahkan bahan ramuan dan mengeceknya di buku. “Ga ada sih, aku rasa” kata Yeosang. “Oh? Rambut Unicorn?” Tanya Seonghwa ketika Wooyoung membalikkan buku Yeosang.
“Itu optional. Ga ada juga gapapa” kata Yeosang. “Dan kamu udah kasih tau Jongho?” Tanya Hongjoong. Seketika itu juga tangannya yang sedang mengaduk ramuan tiba-tiba berhenti. “Jangan bilang kamu ga kasih tau?? ASTAGA YEOSANG!!” seru Hongjoong.
Yeosang menggigit bibirnya panik. Jongho langsung pergi tepat setelah mereka bertengkar lagi karena masalah ramuan. “Cari. Bawa pulang Jongho sekarang juga. Kalian lapor ke Professor McGonagall” kata Hongjoong pada Yeosang, kemudian pada Seonghwa dan Wooyoung.
Yeosang segera berlari keluar dari Hogwarts, diikuti oleh Hongjoong. Dan ketika mereka memasuki hutan, mereka merasakan hawa yang begitu dingin. “Dementors. Untuk apa mereka disini?” Tanya Hongjoong. “Gatau. Dan perasaanku ga nyaman ka” kata Yeosang.
“Ayo kita lari” kata Hongjoong dan diangguki Yeosang.
“Gryffindor, Hufflepuff!! Kenapa kalian lari-lari di koridor? Ini sudah melewati jam malam!! Potong..”
“TUNGGU PROFESSOR.. Hah.. Hah.. Sebentar.. Kami butuh bantuan professor” kata Seonghwa sambil mengatur nafasnya. “Bantuan? Bantuan apa maksud kalian?” Tanya orang yang menegur mereka dan kebetulan itu adalah Professor McGonagall.
“Professor, anda tau Jongho kan? Anak baru Gryffindor?” Tanya Wooyoung. “Tentu saja. Kenapa memangnya?” Tanya Professor McGonagall. “Yeosang lupa memberitau Jongho kalau rambut unicorn adalah bahan opsional. Tapi Jongho udah pergi duluan” kata Wooyoung.
“Dia kemana?” Tanya Professor McGonagall. “Hutan terlarang professor. Yeosang dan Hongjoong sedang menyusulnya saat ini” kata Seonghwa. “Kenapa ga bilang daritadi?? Ayo kita pergi sekarang” kata Professor McGonagall dengan cepat.
Di sisi yang lain, Jongho berjalan cepat di dalam hutan terlarang tersebut. “Ini udaranya makin dingin atau apa sih?” Kata Jongho. Jongho terus berjalan sampai ia menemukan danau di tengah hutan terlarang.
“Aduh cape.. Duduk dulu deh ya” kata Jongho. Dan ketika Jongho duduk, ia menemukan sehelai rambut Unicorn. “Asikk ketemu. Yuk ah langsung pulang” kata Jongho. Jongho memasukkan rambut unicorn tersebut ke dalam wadah dan wadah tersebut dimasukkan ke dalam jubahnya.
Ketika Jongho berbalik, ia terkejut menemukan dua dementor melayang ke arahnya. “Expecto patronum” kata Jongho dengan cepat. Dan patronus berbentuk kucing pasir itu pun segera muncul dari tongkat sihirnya. Tapi, Jongho tau, patronusnya tidak akan menghalangi dementor karena ia yang belum mahir dalam menggunakannya.
“AAAA” teriak Jongho. Kedua dementor itu melayang mendekatinya. Jongho merasakan jiwanya disedot oleh kedua mahluk itu. Dalam kondisi seperti itu, Jongho pasrah jika ia tidak bisa selamat.
“EXPECTO PATRONUM!!“
Jongho melihat sesosok patronus harimau menyelamatkannya. Jongho tersenyum lemah, pandangannya pun mengabur. “Terima kasih” katanya pelan sebelum ia kehilangan kesadarannya.
Jongho terbangun ketika melihat sinar matahari menyinarinya. “Jongho?? Astaga akhirnya kamu bangun!!” Teriak seorang perawat. Jongho dibantu untuk duduk oleh perawat tersebut dan diberi air minum. “Aku, kenapa?” Tanya Jongho.
“Jiwamu hampir dilahap dementor, tau? Untung saja Yeosang segera menyelamatkanmu” kata perawat tersebut. “Benarkah?” Tanya Jongho. “JONGHOOO!!!” Jongho menengok ke arah pintu rumah sakit dan mendapati senior-seniornya tersebut mendekatinya bersamaan dengan Professor McGonagall.
“Kamu gapapa?” Tanya Seonghwa. “Gapapa ka” kata Jongho. “Lain kali, ga ada seperti itu lagi. Paham?” Tanya Hongjoong. “Paham ka” kata Jongho. “Beruntung Hongjoong dan Yeosang bertindak cepat. Dan untungnya Yeosang sudah belajar mantra Expecto Patronum sehingga dia bisa menyelamatkanmu” kata Professor McGonagall.
“Maaf Professor” kata Jongho. “Aku tidak akan memotong poinmu. Tapi, jangan sampai terulang lagi ya?” Kata Professor McGonagall. “Baik Professor. Terima kasih” kata Jongho. “Minta maaf ke Jongho” kata Hongjoong pada Yeosang. “Kita pergi dulu ya Jongho. Sampai ketemu besok di ruang kelas ramuan” kata Yunho.
“Oke ka Yun. Terima kasih sudah menjengukku” kata Jongho. Selepas kepergian Professor McGonagall dan yang lainnya, Yeosang menggeser kursinya ke dekat kasur Jongho. “Maaf” kata Yeosang.
“Bukan salah kakak juga kok. Aku yang salah karena terlalu nekat” kata Jongho. “Aku yang salah Jongho. Harusnya aku kasih tau kamu kalo rambut unicorn itu bahan opsional” kata Yeosang. “Udah, intinya itu salah kita berdua” potong Jongho dengan cepat.
“Aku takut tau. Aku takut terlambat menyelamatkanmu” kata Yeosang. Jongho jadi teringat apa kata perawat tadi pagi. “Kakak yang menyelamatkanku? Patronus harimau itu milikmu?” Tanya Jongho. Yeosang mengangguk.
“Lebih tepatnya, Harimau Siberia. Hewan langka yang banyak hidup di daerah Rusia. Hewan itu bisa hidup di daerah yang ekstrem sekalipun” kata Yeosang. “Wow. Bagus sekali” kata Jongho. “Kamu, bisa bikin patronus?” Tanya Yeosang.
Jongho mengangguk. “Tapi belum sempurna. Makanya aku gagal menyelamatkan diri dari dementor” kata Jongho. “Bentuknya apa?” Tanya Yeosang. “Kucing pasir” kata Jongho. “Wow. Itu kucing yang lucu tapi kalo lagi ngejar mangsa bisa lari 40 km/jam?” Kata Yeosang.
“Iya hehe” kata Jongho. “Unik banget loh itu” kata Yeosang. “Terima kasih ka” kata Jongho. “Ehm, Jongho” kata Yeosang. “Yaa??” Tanya Jongho. “Jangan terluka lagi ya? Kalau kamu dalam bahaya, tolong panggil namaku. Aku akan menyelamatkanmu” kata Yeosang.
Jongho sedikit berdeham, kemudian rona merah samar muncul di kedua pipi tembamnya. “Oke. Kakak juga” kata Jongho. Yeosang tersenyum mendengar tanggapan dari Jongho. Tangannya mengusak rambut Jongho dan ia pun pergi dari rumah sakit karena memiliki kelas.
Yeosang memang baru memendam rasa pada juniornya tersebut. Tapi, biarlah ia dan Jongho berjalan perlahan dalam memulai kisah mereka. Semoga Yeosang dan Jongho memiliki kisah yang menyenangkan ke depannya!!