Finale
bgm : Day6 – Finale
“Woo, ke mall yuk?” Wooyoung yang dipanggil pun segera menolehkan kepalanya ke belakang. Menghadap pria dengan surai pink kesayangannya. “Tiba-tiba banget San? Kamu biasanya paling males kalo keluar rumah” kata Wooyoung.
“Ya iyalah, emangnya aku itu kaya kau anak ekstrovert?” Kata San -si pemilik surai pink tadi. “Berisik kau introvert” kata Wooyoung sambil melempar handuk yang berada di dekat washtafel. “Eh serius ini. Ke mall hayuk” kata San. “Ya ayo aja tapi kamu belom mandi Choi San!! Aku ga mau jalan sama orang yang belum mandi” kata Wooyoung.
“Lah kamu juga belom mandi, yang?” Kata San. “Kamu masuk kamar mandi sekarang atau pisau ini aku lempar ke kamu? Aku mandi sekarang yang ada kamu ga sarapan, mau?” Kata Wooyoung sambil mengacungkan pisaunya. “Eh jangan gitu. Kalo aku mati, nanti ga bisa nikahin kamu” kata San.
“Aku bisa sama Yeosang” kata Wooyoung. “Nanti kamu dibelah kaya apel sama Jongho” kata San. “BURUAN MANDI GA?” kata Wooyoung. San pun segera berlari masuk ke kamar mandi sebelum Wooyoung kembali mengamuk kepadanya.
Setelah San selesai mandi, ia mendapati kekasihnya sedang menyajikan dua piring pancake hangat dengan sirup maple yang menggoda selera. “Wahh pancake!!” Seru San. “Aku mandi dulu ya? Gerah banget” kata Wooyoung. “Ya jangan dong, nanti pancakesnya keburu dingin” kata San sambil menahan tangan Wooyoung. Wooyoung pun akhirnya menurut untuk mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum mandi.
Sekitar jam 11 siang, San dan Wooyoung akhirnya sampai di mall. “Kamu ke mall ngapain?” Tanya Wooyoung. “Ini, aku mau minta benerin senar gitarku ke toko musik. Sebenernya aku bisa ganti sendiri sih, tapi mending aku serahin ke orang yang udah terbiasa” kata San.
“Hm bener juga” kata Wooyoung. San pun mengenggam tangan Wooyoung. “Abis benerin senar gitar, kita jajan sama mamam yang banyak. Gimana?” Kata San. “Call!! Eh btw, aku kesana dulu ya. Ada stand jajanan” kata Wooyoung sambil menunjuk ke arah tengah mall.
“Iya gih sana. Nanti aku nyusul” kata San sambil memberikan beberapa lembar uang kepada Wooyoung. “Jangan gitu. Aku juga punya uang. Mending uangnya kamu pake buat beli keperluan apart kita” kata Wooyoung. “Sesekali Woo. Kamu nih ga pernah mau ku jajanin. Sekali aja oke?” Kata San. “Ishh ini karna kamu maksa ya” kata Wooyoung sambil mengambil uang tersebut.
“Hehe.. Oke kecil~ Have fun” kata San. Wooyoung pun mengangguk dan pergi sambil melompat-lompat kecil.
Sesampainya di stand makanan, Wooyoung segera membeli beberapa makanan yang disukainya. Stand jajanan ini tepat berada di depan panggung. “Band punya Bang Hongjoong kalo manggung disini heboh kali ya” kata Wooyoung sambil terkekeh geli.
“Test test selamat siang pengunjung mall Horizon sekalian!! Wah siang-siang gini enaknya ngemil ga sih? Yuk di depan kita saat ini ada stand makanan...”
Wooyoung mendengarkan celotehan mc di panggung itu. “Yaampun jadi flashback dulu suka disuruh jadi mc dadakan” monolog Wooyoung sambil terkekeh. “Ini ka makanannya” kata penjaga stand tersebut pada Wooyoung. “Oh? Oke ini uangnya ya mas. Makasih banyak” kata Wooyoung sambil memberikan uang pada penjaga stand tersebut dan mengambil makanannya.
“Siang ini, kita punya request spesial nih. Katanya ada yang mau ngelamar pacarnya” kata mc lainnya. “Loh sekarang?” Tanya mc utamanya. “Iya sekarang. Namanya, bentar tadi lupa. Siapa ka namanya?” Kata mc kedua tersebut pada orang di belakang panggung.
“Choi San”
DEG! Rasanya jantung Wooyoung berhenti berdetak ketika mendengar suara yang familiar itu. “Wah ka Choi San, pacarnya yang mana nih ka? Boleh dong ditunjuk” kata mc utama. “Tuh yang lagi pegang jajanan. Yang rambutnya item sama blonde” kata San sambil menunjuk pada Wooyoung.
“Wah ini sih wajar ka Choi San bucin sama pacarnya. Gemes banget ya ka? Kalo boleh tau namanya siapa ka?” Kata mc kedua pada San. “Jung Wooyoung. Bentar lagi jadi Choi Wooyoung” kata San sambil tertawa. “Wih mantap. Percaya diri banget ya ka Choi San ini. Silahkan ka, panggung ini milik kakak” kata mc utama tersebut.
“Halo selamat siang semuanya. Maaf ya acara makan siang dan refreshingnya diganggu sama saya. Perkenalkan saya Choi San, saya hari ini berdiri di atas panggung untuk melamar pacar saya, Wooyoung. Kenapa saya sayang sama dia? Soalnya, dia udah nemenin saya selama bertahun-tahun. Baik di titik lemah saya, maupun di puncak kebahagiaan.
Saya hanya mau membawa Wooyoung ke jenjang yang lebih serius. Jadi Wooyoung, pacarku yang lucu, sebelum aku ngelamar kamu, izinin aku nyanyiin satu lagu” kata San panjang lebar. Wooyoung melihat San menggeser gitar akustik di bahunya ke arah depan.
Tangannya dengan lihai berpindah-pindah pada kunci gitar yang satu dengan yang lain. Wooyoung tau, San adalah pemain gitar yang handal. Ia seringkali bernyanyi sambil memainkan gitarnya untuk Wooyoung.
On top of the dimmed stage I’m all alone and reaching around I searched for the light So I know where I’m standing right now
Wooyoung ingat, pertemuan pertamanya dengan San. San yang saat itu menjadi ketua acara jurusannya, menemui Wooyoung. Memohon padanya agar Wooyoung mau menjadi mc untuk acara jurusannya, dikarenakan mc yang disiapkan San mendadak sakit.
Wooyoung mengiyakan dan acara itu pun sukses besar, mengingat tidak ada seorang pun yang tidak mengenal Wooyoung di kampus mereka. San pun mengajak Wooyoung untuk pergi makan di outlet fast food terkenal, sebagai ucapan terima kasih.
That smile of yours told me The thing I was always looking for You, right in that place You show me where I’m going right now
Setelah pertemuan pertama itu, Wooyoung sadar jika San memiliki perasaan lebih padanya. Namun Wooyoung masih denial. Lebih tepatnya belum siap karena ia baru saja mengalami patah hati.
Namun, ketika Wooyoung frustasi karena teman-teman kelompoknya saat itu tidak bisa diandalkan, San hadir disana. Ia membantu Wooyoung yang sibuk berjualan makanan untuk tugas mata kuliah. Wooyoung sadar, San adalah orang yang tulus. Dan detik itu, Wooyoung meyakinkan dirinya untuk belajar mencintai San.
After so many times I look into my heart After so many times our eyes meet In the end, it turns into belief
Tiga bulan setelah kejadian San membantu Wooyoung, mereka pun resmi berpacaran. Wooyoung bahagia, karena menemukan alasannya untuk tetap hidup. Yaitu San. Seorang matahari untuknya.
Ketika San membuka bisnis restoran miliknya saat masih kuliah, Wooyoung hadir disana. Bahkan ketika San sempat kabur ketika ia ditipu oleh salah satu investor restorannya, Wooyoung lah yang berhasil membujuk San untuk bangkit dan berjalan kembali.
After stumbling and falling so many times Now I have finally arrived where you are I want to walk towards the future with you Baby you are where I wanna be
Mereka pernah berselisih paham tentu. Wooyoung kesal dengan sifat San yang selalu kabur setiap ada masalah. Sifat San yang menutupi semuanya dan bersikap seolah-olah semuanya baik. Wooyoung kesal dengan hal itu dan mereka pernah bertengkar hebat.
Namun, balik lagi, keduanya saling intropeksi satu sama lain. Memperbanyak komunikasi dan membangun lagi rasa percaya. San perlahan mulai terbuka pada Wooyoung. Rasa ketakutan, keraguan, cintanya pada Wooyoung diungkapkan semuanya. Begitu juga dengan Wooyoung yang mengungkapkan rasa tidak sukanya pada sifat San yang selalu menutupi perasaan yang dialaminya. Dan setelah itu mereka berbaikan kembali.
That smile you light up is a true miracle And I’ll keep on protecting it more than anyone, my babe If you let me I can love you till the end So stay with me, don’t go anywhere
Baik Wooyoung dan San, mereka berdua saling berjanji untuk menjaga senyuman mereka untuk satu sama lain. Wooyoung yang saat ini bekerja di restoran San, berusaha semampunya untuk tetap memperhatikan San.
Begitu juga San. San tau jika Wooyoung penat bekerja seharian di restoran, maka San terkadang memberikan reward kecil pada Wooyoung. Biasanya berupa es krim, atau pelukan serta kecupan yang diberikan sebelum tidur. Sederhana, namun berarti bagi keduanya.
The best happy ending For sure, you will Be my final love story So babe please be my finale
Wooyoung tersentak ketika ia sadar bahwa San sudah ada di hadapannya. “Kamu bengong terus” kata San. “Aku kaget. Sampe ga bisa ngomong apa-apa” kata Wooyoung. San pun terkekeh mendengar jawaban Wooyoung.
San pun berlutut di hadapan Wooyoung. Tangannya mengeluarkan kotak beludru berisi sebuah cincin yang sangat indah. “Aku ga bisa merangkai kata-kata yang indah. Aku cuma bisa bilang, kalo aku bakal bahagiain kamu, sampai kita tua nanti. Sampai kita meninggal. Karena kaya frasa latin yang kamu temuin, amicus ad aras, teman sampai altar, teman sampai mati.
Aku mau jadi teman hidup kamu sampai kita tiada. So babe, will you be my finale?” Tanya San. Wooyoung yang tidak bisa berkata-kata hanya mampu memeluk leher San sambil menangis. San menepuk-nepuk punggung kecil Wooyoung. Menenangkan rubah kecilnya yang terisak di pelukannya.
“Jadi, gimana nih? Lamaranku diterima ga?” Tanya San. “Yes, of course” kata Wooyoung sambil terisak. Dan seisi mall itu pun bersorak merayakan lamaran San dan Wooyoung. Selamat ya San dan Wooyoung!! Semoga kalian bahagia selalu!!
Thanks for reading 💙
I'm really appreciate for every feedback, so jangan malu-malu kasih feedback ya hihi ^^