Family

“Aku pulang” kata Jongho sambil membuka pintu kediamannya. Tentu saja tidak ada siapa-siapa. Orang tuanya baru akan pulang sore nanti. Jongho merebahkan tubuhnya ke sofa. Matanya menatap amplop yang dibawanya dari rumah sakit.

Amplop itu pun akhirnya diletakkan di meja ruang tamu. Jongho berkali-kali menghela nafasnya. Entah apa yang dipikirkannya, tapi pemikirannya sangat kacau hari ini. Jadi Jongho memutuskan untuk tertidur sebentar di sofa berwarna biru itu.

Kemudian, Jongho terbangun ketika mencium aroma kopi. “Jongho? Udah bangun?” Ternyata itu adalah papinya, Seonghwa. Seonghwa membuatkan kopi americano kesukaannya. Memang, di keluarganya, hanya ia pecinta kopi. Sehingga orang tuanya membelikan biji kopi khusus untuk Jongho.

“Papi kapan pulang??” Tanya Jongho sambil berjalan ke arah mini bar, tempat papinya berada. “Setengah jam yang lalu. Papi sengaja ga bangunin kamu. Kayanya kamu cape banget” kata Seonghwa. Seonghwa menyodorkan gelas berisi americano itu pada Jongho dan diterima Jongho dengan senang.

“Itu surat apa dek? Tadi papi mau buka, tapi ga sopan kalo main buka” kata Seonghwa. Jongho pun menjadi sendu kembali. Seonghwa yang melihat raut wajah sedih Jongho pun bertanya-tanya dalam hatinya. Ada apa dengan anak bungsunya itu?

“Adek.. Abis test secondary gender tadi” kata Jongho. “Terus?” Tanya Seonghwa. “Adek hasilnya Omega” kata Jongho pelan. Walaupun pelan, Seonghwa dapat menangkap dengan baik perkataan Jongho. Ingatkan bahwa mereka bukan manusia biasa.

“Bagus dong. Papi jadi ada yang nemenin” kata Seonghwa. “Iya sih.. Tapi..” kata Jongho sambil mengulum bibirnya sendiri. Seonghwa tau, Jongho sedang banyak pikiran di kepalanya dan ia sedang menimbang apakah hal tersebut harus diceritakan pada dirinya atau tidak.

“Adek.. Kalo adek mau cerita sekarang, papi dengerin. Tapi kalo mau cerita nanti juga gapapa” kata Seonghwa. Jongho pun menghela nafasnya. Memang, dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari papinya itu. “Adek ngerasa ga cocok? Adek ga cantik kaya omega lain, kaya ka Wooyoung misalnya. Adek juga kuat, setara sama alpha-alpha lain. Adek juga belum heat kaya omega lain” kata Jongho.

“Emang jadi omega tuh harus lemah gitu?” Tanya Seonghwa. “Ya engga sih. Tapi biasanya Alpha seneng sama omega yang mau dibantu. Sedangkan adek kaya mandiri? Bisa ngelakuin apa-apa sendiri. Bisa ngelawan orang jahat sendiri” kata Jongho. “Adek, dengerin papi deh. Jadi omega, bukan berarti adek harus lemah. Adek bisa kok jadi omega yang kuat.

Jadi, adek bisa nolongin temen-temen omega lain yang ga sekuat adek. Terus kalo adek kuat, adek nanti ga sakit pas heat pertama. Dan masalah heat, kadang ada beberapa yang telat. Papi juga dulu telat. Lagian, kalo belum ketemu mate tuh, sakit banget tau” kata Seonghwa panjang lebar.

“Banget pi?” Tanya Jongho. Seonghwa mengangguk. “Biasanya kalo mau heat, feromon kita bakal kecium lebih pekat. Itu mengundang banyak Alpha untuk nandain kita. Tapi kalo udah mating, feromon kita cuma bisa dicium oleh mate kita dan sesama omega” kata Seonghwa.

“Tapi aku ga bisa cium feromon papi” kata Jongho. “Hahaha karna kamu lagi minum kopi. Feromon papi itu campuran kopi sama kayu manis” kata Seonghwa. “Wah. Pantes aja. Tapi papa bisa bedain mana wangi kopi sama wangi feromon papi?” Tanya Jongho. “Ya bisa lah adek hahaha.. Kan papa matenya papi” kata Seonghwa sambil tertawa.

“Aku pengen tau feromonku sendiri” kata Jongho sambil menangkup pipinya. “Mungkin bentar lagi. Nanti deket-deket hari pertama heat, biasanya kecium feromon kamu” kata Seonghwa. “Oke deh kalo gitu. Makasih papi!! Papi emang orang tua terbaikkk yang adek punya” kata Jongho sambil memeluk Seonghwa. “Hahaha sama-sama bayii” kata Seonghwa sambil mencubit pipi tembam Jongho.


Malamnya, Seonghwa tersenyum mendapati Hongjoong yang pulang lebih cepat dari biasanya. Ya walaupun tetap larut malam sih, tapi setidaknya lebih cepet. “Udah makan belum?” Tanya Seonghwa pada Hongjoong. Hongjoong tidak menjawab dan malah menarik Seonghwa ke pelukannya.

“Babe, aku cape banget. Atasanku rese” kata Hongjoong. Hongjoong mendekati perpotongan leher Seonghwa. Menghirup feromon belahan jiwanya itu dengan rakus. Seonghwa hanya mampu menepuk-nepuk punggung Hongjoong. “Aku ga bisa kasih advice apa-apa. Tapi siapa tau cerita adek hari ini bikin kamu seneng” kata Seonghwa.

“Adek kenapa?” Tanya Hongjoong cepat. Tuh kan bener kata Seonghwa. “Duduk dulu. Aku ambilin air” kata Seonghwa. Hongjoong pun duduk di kursi mini bar dan membiarkan Seonghwa mengambilkan air untuknya. “Adek abis test secondary gender. Dan dia omega” kata Seonghwa. “Benarkah? Wah, kita punya sepasang dong ya. San yang Alpha, Jongho omega” kata Hongjoong.

“Tapi dia sempet sedih tau. Dia pikir dia bukan omega yang bakal disukai sama alpha. Karna ya kamu tau sendiri kekuatan dia setara kaya alpha” kata Seonghwa. “Yaampun kasian anakku” kata Hongjoong. “Tapi tenang. Dia udah ku tenangin kok. Aku bilang kalo ga ada salahnya jadi omega yang kuat” kata Seonghwa.

“Ya emang ga salah? Malah keren tau. Aku jadi inget waktu kita pacaran dulu, kamu nendang orang yang bully aku” kata Hongjoong. “Duh gausah diingetin. Aku masih kesel tau ga sama kejadian itu” kata Seonghwa. “Hahaha our little prince tau, darimana dia belajar” kata Hongjoong sambil mengelus rambut Seonghwa.

“San ga pulang?” Tanya Hongjoong. “Wooyoung jadwal heatnya lusa. Jadi dia nemenin Wooyoung” kata Seonghwa. “Aku jadi penasaran sama matenya adek nanti” kata Hongjoong. “Anakmu baru 18 tahun. Aku ga mau anakku hamil di usia muda ya” kata Seonghwa. “Iya sayang iya” kata Hongjoong sambil terkekeh.

Hongjoong menarik Seonghwa ke dalam pelukannya. “Kamu tau? Aku bangga dan seneng banget punya mate kaya kamu. Makasih udah hadir dalam hidupku” kata Hongjoong. “Aku juga bangga sama kamu, Alpha. Dan aku sayang banget sama kamu” kata Seonghwa sambil membalas pelukan Hongjoong.

Ah, mari kita tinggalkan pasangan ini. Mereka sedang asik dengan dunianya dan kita cuma ngontrak hehe..