Wooyoung tersenyum ketika mendapati seseorang datang ke apartementnya. “JONGHO!!” seru Wooyoung dengan semangat. “Ka Wooyoung!!!” Seru Jongho. Wooyoung menghampiri Jongho kemudian mereka berdua pun melompat bersama-sama. Kedua telinga hewan dan ekor mereka ikut bergerak dengan ceria.

Yup, betul sekali, Jongho juga merupakan hybrid, sama seperti Wooyoung. Dan Jongho merupakan adik angkat San. Keluarganya mengadopsi Jongho karena hybrid itu dulunya dibully di panti asuhan khusus hybrid. Jongho merupakan hybrid kucing.

“Aku hari ini masak pasta!! Kamu mau ga?” Tanya Wooyoung. “Mau!! Tadi mama bikin roti daging loh ka!! Aku bawa buat kakak” kata Jongho sambil membuka tempat makan yang dibawanya. “Aaaaaa makasih Jongho!! Nih pastanya. Dimakan ya” kata Wooyoung sambil mengusak rambut hitam Jongho.

Jongho pun makan dengan nikmat, karena telinga serta ekornya bergerak-gerak. “Enak??” Tanya Wooyoung. “Enak!!” Seru Jongho. “Hehe bagus deh..” kata Wooyoung. “Kakak, Jongho mau jemput ka Yeosang!!” Seru Jongho. “Ka Yeosang siapa??” Tanya Wooyoung.

“Temennya kakak!! Kata kak San, ka Yeosang suka sama adek!! Ka Yeosang baik, suka beliin es krim!!” Kata Jongho dengan semangat. “Temennya San? Berarti satu kampus sama San dong?” Tanya Wooyoung. Jongho mengangguk semangat.

Memang dibandingkan Wooyoung, Jongho masih agak kesulitan dengan pemilihan kata yang akan digunakannya. Dan baru sekitar setahun ini, Jongho dibiarkan keluar dari rumah, melihat dunia luar.

“Yaudah kita ke kampus San ya” kata Wooyoung. “YEY!!” seru Jongho. Padahal dalam hati, Wooyoung tidak tau apa itu kampus dan bagaimana bentuknya. Semoga saja mereka berdua bisa bertemu dengan San di kampus.


“Kak Wooyoung, kok banyak orang??” Tanya Jongho sambil mengenggam tangan Wooyoung erat. “Kakak juga ga tau” kata Wooyoung yang membalas genggaman tangan Jongho dengan erat. Keduanya menyembunyikan telinga dan ekor mereka, karena hybrid belum banyak di negara mereka.

“Kakak... Kak San dimanaa?” Rengek Jongho pada Wooyoung. Sepertinya, hybrid kucing itu ketakutan melihat banyaknya orang di kampus. “Halooo, kalian cari siapa??” Wooyoung menengok pada seseorang dengan rambut pirang menghampiri mereka. “Eum.. kami..” Wooyoung ragu untuk mengatakan keinginannya.

“Gausah takut.. Aku ga bakal apa-apain kalian kok. Liat, aku ga bawa benda tajem atau benda yang bisa nyakitin kalian kan?” Kata orang tersebut. Wooyoung pun menggigit bibirnya karena ragu, namun akhirnya ia mengatakan keinginannya. “Kami mau bertemu Choi San. Kakak kenal Choi San?” Tanya Wooyoung.

“San?? Yaampun itu mah temen kakak. Yuk kakak anterin” kata si rambut pirang sambil mengulurkan tangannya pada Wooyoung. “Kakak kenal kak San?” Tanya Jongho. “Iya kenal. Mau kakak telepon dulu biar kalian percaya??” Tanya si rambut pirang. “Boleh ka!!” Seru Wooyoung.

Si rambut pirang pun membawa Wooyoung dan Jongho duduk di kursi. Kemudian ia menghubungi San dan menggunakan loudspeaker agar keduanya dapat mendengar suara San. “Halo Ka Seonghwa. Kenapa telepon??

Itu suara San!!! “KAKAK!!! INI JONGHO!!” Teriak Jongho. “Jongho? Kok bisa sama Ka Seonghwa? Jongho sama ka Wooyoung?” tanya San. “Iya sama ka Wooyoung. Jongho mau jemput kak Yeosang yang suka beliin es krim” kata Jongho. “Yaudah.. Jongho, kasih teleponnya ke ka Seonghwa dulu” kata San. “Daritadi aku yang pegang. Kenapa? Bawa ke markas??” Tanya si rambut pirang atau yang dipanggil Seonghwa sama San.

Iya ka hehe.. Hati-hati ya ka, jangan sampe lecet” kata San. “Iya santai” kata Seonghwa sebelum mematikan teleponnya. “Kakak namanya ka Seonghwa?” Tanya Wooyoung. “Iya, nama kakak, Seonghwa” kata Seonghwa. “Ka Seonghwa baik!! Terima kasih!!” Kata Jongho sambil membungkuk pada Seonghwa. “Terima kasih banyak ka. Lain kali aku akan membawakan makanan untuk kakak” kata Wooyoung.

“Cuteeee!! Yuk kita ketemu San” kata Seonghwa sambil menggandeng Wooyoung dan Jongho dengan kedua tangannya.


“KAKAK!!” seru Jongho sambil menubruk pada San. “Hai kitten.. Kamu kenapa kesini hm??” Tanya San. “Mau ketemu kak Yeosang” kata Jongho. “Tunggu sebentar ya.. Yeosang lagi makan. Foxie, come here baby” kata San. Wooyoung pun memeluk erat San. “Aku takut.. Banyak orang disana” kata Wooyoung. “It's okay Foxie.. Aku disini” kata Wooyoung.

“Pet namenya lucu. Foxie dan kitten” kata pria tinggi di samping Seonghwa. Kalau tidak salah, dia memperkenalkan dirinya sebagai Yunho. “Itu bukan sekedar pet name” kata San lalu menatap Jongho dan Wooyoung. “Kalian bisa mengeluarkannya. Mereka teman-temanku. Mereka tidak akan melukai kalian” kata San.

Maka Jongho dengan cepat mengeluarkan telinga dan ekor kucing berwarna hitam. Begitu juga Wooyoung yang langsung mengeluarkan telinga dan ekor rubah berwarna oranye. “HYBRID?” seru Seonghwa. “Iya hehe.. Wooyoung kekasihku. Jongho adik angkatku” kata San.

“HAI, Eh ada kucing lucu” kata Yeosang yang baru masuk ke ruangan tersebut. “Ka Yeosang!!” Seru Jongho sambil memeluk Yeosang dengan erat. “Nah kalo Jongho lagi pdkt sama kakak yang suka beliin es krim” kata San sambil terkekeh. “Kamu kok bisa sampe kesini, kitten?” tanya Yeosang. “Mau ketemu kamu katanya” kata San.

“Yaampun.. Karna Jongho udah ada disini, gimana kalo kita beli es krim?” Tanya Yeosang. “YEY!! Ka San, Jongho mau es krim boleh?” Tanya Jongho. “Boleh” kata San. “YEY!! Ayo ka!! Kita pergi ke tempat.. Euhm... Apa itu namanya.. Yang besar, terus banyak makanan, ada ikan yang hidup juga” kata Jongho.

“Supermarket?” Tanya Seonghwa. “Iya itu!! Ka Seonghwa pinter” kata Jongho sambil bertepuk tangan. “Yaudah kita ke supermarket sekarang ya” kata Yeosang sambil mengelus rambut Jongho. “Yey!!” Kata Jongho.

“Sann” panggil Wooyoung. “Kenapa sayang?” Tanya San. “Kita harus ke supermarket juga. Ada yang mau aku beli” kata Wooyoung. “Okee kita ikut ke supermarket” kata San.


Sesampainya di supermarket, Jongho langsung menarik Wooyoung menuju chiller es krim. Jongho menatap kumpulan es krim itu dengan mata berbinar. “Jjongie, kalo beli es krim itu terakhir. Nanti kalo ka Wooyoung udah di kasir” jelas Wooyoung. “Kenapa??” Tanya Jongho.

“Kalo Jongho ambil es krimnya sekarang, nanti mencair es krimnya” kata Wooyoung. “Mencair itu apa ka Wooyoung?” Tanya Jongho. Wooyoung terdiam, memikirkan bagaimana menjelaskan peristiwa mencair dengan bahasa yang mudah dipahami Jongho.

“Intinya, kalo udah mencair, nanti ga enak lagi, Jjongie” kata Yeosang yang datang bersama San. “Iya kah? Oke, Jongho ambil es krimnya kalo ka Wooyoung udah di kasir” kata Jongho. “Pinternya” kata San sambil mengelus rambut Jongho.

“Ka Yeosang, Jongho mau es krim ini. Boleh?” Tanya Jongho. “Boleh sayang” kata Yeosang. “YEYY!! Ka Wooyoung ayo belanjanya cepetan!! Hoho mau es krim” kata Jongho. “Iya-iya” kata Wooyoung sambil menepuk kepala Jongho.

“Gue nemenin Wooyoung dulu ya. Lu jagain adek gua Sang. Inget yang tadi gue omongin” kata San. “Tenang. Emang kapan sih gue nyakitin adek lu” kata Yeosang. “Yaaa gue kan cuma ngingetin” kata San. “Iya iya bawel. Sana temenin Wooyoung” kata Yeosang sambil mendorong San.

“Emang kamu ngomong apa sama Yeosang?” Tanya Wooyoung setelah keduanya menjauh dari Yeosang dan Jongho. “Biasa. Aku ngingetin dia supaya ga nyakitin Jongho. Pokoknya kalo dia sampe berani nyakitin Jongho, aku bakal ngejar dia, bahkan sampai ke ujung dunia” kata San.

“Omonganmu lebay” kata Wooyoung. “Hehe.. Aku kan ga mau adekku disakitin” kata San. “Iya iya. Kamu mau makan apa? Aku masakin” kata Wooyoung. “Masakin sup rumput laut dong, babe” kata San sambil merangkul Wooyoung. “Oke, sana cari rumput lautnya” kata Wooyoung.

Cup!!

Wooyoung berjengit terkejut ketika San mengecup pipinya. “Rubah kecilku yang lucuu, aku sayang kamu” kata San sambil berlalu dari Wooyoung. Wooyoung hanya terkekeh kemudian pergi ke rak yang berlawanan arah dengan San untuk mencari bahan-bahan lainnya.