Vampire

Warn : blood, car accident, hospital


Jongho mengaduk kopi di hadapannya sambil mendengus. Orang di hadapannya, alias Wooyoung tidak berhenti mengoceh pasal dirinya yang terkejut jika kekasihnya adalah vampire. Ngomong-ngomong, mereka saat ini ada di apartement milik kekasih Jongho, yaitu Yeosang.

“Jong, kamu dengerin kakak ga sih?” Tanya Wooyoung sebal. “Aku dengerin ka, tapi aku pusing denger ocehan kakak. Lagian ya kenapa sih kalo kak San itu vampire juga dan ternyata masih satu keluarga sama kak Yeosang? Berarti bagus dong” kata Jongho.

“Emang kamu ga kaget pas tau pacarmu vampire? Vampire kan minum darah” kata Wooyoung. “Ya kaget lah. Tapi ka Yeosang langsung kasih tau kalo dia cuma minum darah hewan. Ka San juga sama” kata Jongho.

“Kamu.. Ga takut sama mereka?” Tanya Wooyoung. “Ngapain takut kalo selama ini ka Yeosang selalu jagain aku?” Tanya Jongho membalikkan pertanyaan Wooyoung. Wooyoung pun terdiam ketika mendengar pertanyaan Jongho.

“Sekarang gini deh, ka San pernah lukain kakak ga? Ka San pernah nyakitin kakak ga? Kalo ga pernah, yaudah ngapain kakak malah menjauh gini pas tau identitas aslinya? Namanya egois tau ka” kata Jongho sambil meminum kopinya.

“Halo, lagi ngomongin apa nih?” Jongho dan Wooyoung sontak mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara. Ternyata itu adalah Seonghwa dan Hongjoong. Pasangan vampire yang masih satu keluarga dengan Yeosang dan San.

“Halo ka Seonghwa, ka Hongjoong. Ini nih ka Wooyoung. Dia ngejauhin ka San pas tau kalo ka San vampire” kata Jongho. “Loh, emangnya kenapa Woo? Kamu kan ga takut sama kita, kenapa jadi ngejauhin San?” Tanya Hongjoong.

“Bener tuh. Kakak harusnya malah lebih takut sama ka Seonghwa, ka Hongjoong. Soalnya kalian baru kenal” kata Jongho. “Kok kesannya kita tuh serem ya, dek?” Kata Seonghwa dan Jongho hanya tersenyum sambil memamerkan giginya.

“Eum... gimana ya ka.. San bilang kalo dia vampire baru.. jadi aku takut aja” kata Wooyoung pelan. “Halah sebaru-barunya dia, udah 300 tahun tuh dia jadi vampire. Kamu mau aja dikibulin, Woo” kata Hongjoong.

“Kalo vampire baru mah Yunho. Baru sekitar 50 tahun kali ya? Minginya sih seumuran sama San, Yeosang” kata Seonghwa. “Nah itu, kakak harusnya lebih takut sama ka Yunho, soalnya ka Yunho masih belum terlalu bisa ngendaliin lapernya ke darah manusia” kata Jongho.

“Nih korbannya. Waktu itu lagi bantuin Seonghwa masak, tangannya ga sengaja kena pisau, langsung berantakan tuh apart kita” kata Hongjoong sambil nunjuk Jongho. “Terus kamu ga kapok?” Tanya Wooyoung pelan. “Engga lah. Orang ka Yunho baik suka jajanin aku” kata Jongho.

“Kami pulang!!” Jongho tersenyum ketika melihat sumber suara. “Kak Yeo!!!!” Seru Jongho sambil menghampur ke pelukan kekasih vampirenya itu. Di belakang Yeosang, ada San yang hanya duduk di balkon. Hongjoong mendorong Wooyoung pelan. “Samperin sana. Gausah malu” kata Hongjoong.

Wooyoung pun menghampiri San. Terlihat keduanya bercakap-cakap. San pun membawa Wooyoung pergi ke tempat yang lebih kondusif untuk berbincang.

“Hahhh akhirnya. Ka Wooyoung tuh ya kerjaannya bikin pusing terus” kata Jongho. “Tapi kamu hebat loh, bear. Tahan denger omongan dia. Aku ga sanggup kayanya kalo harus dengerin ocehan Wooyoung” kata Yeosang pada Jongho.

“Wooyoung tuh bucin sama San sebenernya. Cuma dianya aja denial, dan masih ragu. Eh sama San bukannya kasih kepastian gitu, malah dikibulin” kata Seonghwa.

“Kalo ka Seonghwa sama ka Hongjoong, kenapa bisa ketemuan??” Tanya Jongho. “Dek, percaya ga kalo kita tuh udah lupa? Entah gimana caranya vampire yang ga pernah lupa sama memorinya, tapi kita berdua lupa gimana kita bisa jadi vampire dan ketemu” kata Hongjoong.

“Bener. Entah kenapa kita ga bisa inget itu. Aku udah nyari selama ini, tapi belum bisa nemuin jawabannya” kata Seonghwa.

“Ngomong-ngomong, hari ini bukannya jadwal kakak minum darah manusia?” Tanya Jongho. Memang, keluarga mereka sudah tidak mengonsumsi darah manusia, namun setiap 3 bulan sekali, Yeosang harus minum darah manusia, atau dia akan tidak terkendali dan menyerang manusia.

Alasannya, karena Yeosang dulunya adalah salah satu pasukan volturi yang minum darah manusia. Ketika Yeosang bertemu Hongjoong, ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya tersebut dan beradaptasi dengan darah hewan, mengikuti Hongjoong.

“Ah iya.. Kok kamu inget aja sih?” Kata Yeosang sambil mencubit pipi tembam Jongho. “Aku udah bawa darah dari rumah sakit tadi. Ku simpen di kulkas” kata Seonghwa. “ADEK YANG TUANGIN!!” Seru Jongho sambil berlari ke arah dapur.

Yeosang mengikuti langkah Jongho ke arah dapur. Jongho mengambil kantung darah yang dimaksud Seonghwa, mengguntingnya dengan hati-hati, kemudian menuangkannya ke gelas. Setelah itu, gelas tersebut diberikannya kepada Yeosang.

“Ini ka Yeosang. Selamat makan!!” Kata Jongho. Yeosang mengelus rambut Jongho dengan gemas lalu mengambil gelas berisi darah tersebut. Dengan tiga tegukan, gelas tersebut pun tandas.

“Yeyyy ka Yeosang makannya pinter” kata Jongho sambil bertepuk tangan. Yeosang kemudian mencium Jongho dengan intens, kemudian melepasnya. Jongho mengelap bibirnya yang memiliki sisa darah dari bibir Yeosang.

“Ka Yeosang mulutnya bau darah” kata Jongho. “Ya iyalah sayang kan aku abis makan hehe.. Dah sana kamu ke ruang tamu dulu, aku mau kumur-kumur dulu” kata Yeosang. Jongho mengangguk dan pergi ke ruang tengah.


Tak lama kemudian, San sudah kembali bersama Wooyoung di gendongannya. “Sudah baikan?” Tanya Seonghwa. “Udah hehehe” kata San. “Makanya jangan dikibulin anak orang tuh” kata Hongjoong sambil mendengus.

“Abisnya gemes tau, Joong” kata San. “Kamu kalo kibulin aku lagi, aku pergi, liat aja” kata Wooyoung. “And i'm gonna find you, dear. Kamu ga lupa kan kalo vampire punya penciuman yang tajam?” Kata San. Wooyoung pun mendengus.

“Bisa ka, kalo kakak perginya sama Felix. Nah ga bakal ketauan tuh sama ka San” kata Jongho. “LAH DEK KOK KAMU MALAH KASIH IDE?” Kata San tidak terima. “Ide bagus. Makasih Jong, nanti kaka jajanin oke?” Kata Wooyoung.

“Haloooo masyarakat!!! Mingi yang tampan dan rupawan datang!!” Ternyata Mingi dan Yunho datang melalui balkon. “Wah ada Wooyoung juga. Untung tuh kan kita beli dua bungkus” kata Yunho. Yunho memberikan dua boks makanan dari restoran ayam terkenal. “Nih, makan yang banyak ya. Kalo kurang bilang aja, nanti ku suruh Mingi beliin lagi” kata Yunho.

“Yang, kok kamu tega sama aku?” Tanya Mingi memelas dan Yunho hanya menabok main-main wajah kekasihnya itu. “Yun, lu tuh beliin pacar gue ayam terus. Apa ga mabok ayam apa?” Kata Yeosang yang baru keluar dari kamarnya.

“Shut, diam. Dilarang melawan Jung Yunho. Pacarmu aja doyan kok” kata Yunho pada Yeosang. “Tau nih ka Yeosang! Adek suka ayam kok! Bilang aja ka Yeo iri sama adek” kata Jongho.

“Adek mau jus?? Kakak bikinin mau?” Tanya Seonghwa sambil mengelus kepala Jongho. “Mau!!!” Seru Jongho. “Kamu mau juga Woo?” Tanya Seonghwa. “Boleh deh ka” kata Wooyoung.

Seonghwa pun segera beranjak ke dapur, diikuti Hongjoong. Pasangan Minyun duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua manusia yang sibuk makan ayam tersebut. “Jong, luka kamu udah sembuh?” Tanya Yunho.

“Udah ka.. Kakak udah nanya itu berkali-kali dari kemaren. I'm fine, nih liat tinggal disini aja lukanya” kata Jongho sambil menunjukkan kakinya yang dibalut perban. “Maafin kakak ya?” Tanya Yunho. “Gapapa ish ka. Udah stop minta maafnya. Kalo kaka minta maaf lagi, nanti Jongho ngambek” kata Jongho pada Yunho.

“Udah, ikutin aja apa kata bayi, Yun” kata San. “AKU BUKAN BAYI CHOI SAN” kata Jongho. “DUHH BAYI GA SOPAN BANGET” kata San dan menggoyangkan kepala Jongho main-main. “Heh udah, ini kepala pacar gue” kata Yeosang sambil menabok tangan San.

“Hah? Wait. Choi San dan Choi Jongho. Kalian ada ikatan sodara?” Tanya Wooyoung. “Sebenernya, sebelum aku jadi vampire, aku punya adik, namanya Jongho. Dan alesan aku bisa selamat dan ketemu Hongjoong, ya karena Jongho adikku itu ngorbanin nyawanya. Dan ternyata, karena kebaikan dia, dia bisa reinkarnasi jadi Jongho yang ini. Aku ngikutin dia di setiap reinkarnasinya dan aku yang ngasih tau orang tua Jongho yang sekarang buat namain dia Choi Jongho” kata San.

“Aku bolehin ka San anggep aku kaya adeknya. Karena kalo ditarik secara genetik, ya aku emang adiknya ka San” kata Jongho yang menyelesaikan makanannya dan membuang bungkus makanan itu. “Kenapa adikmu bisa mengorbankan nyawanya?” Tanya Wooyoung.

“Ceritanya panjang. Kapan-kapan aku ceritakan ya” kata San sambil mengelus rambut Wooyoung. “Sudah, ayo minum jus nya” kata Seonghwa kepada Wooyoung dan Jongho.


Selepas makan, Yeosang membawa Jongho ke kamarnya. Jongho memandang kekasihnya itu dengan lamat. “Kenapa mine? Kamu tau kan, cuma kamu orang yang pikirannya ga bisa ku baca. Tapi aku ngerasain kalo pikiranmu mumet banget” kata Yeosang.

“Ka, kakak ga bisa jadiin aku vampire kaya kakak? Aku kasian sama ka San yang harus liat aku meninggal terus. Kalo aku jadi vampire, aku bisa sama kakak terus” kata Jongho.

Yeosang menghela nafasnya. Selalu seperti ini. “Jongho, kakak udah bilang berkali-kali sama kamu. Kehidupan vampire tidak hanya tentang immortal. Kakak malah pengen jadi manusia lagi kalo bisa” kata Yeosang.

“Ka, aku ga bisa. Aku suatu saat bakal meninggal kapan aja. Aku ga tega ninggalin ka San entah ke berapa kalinya, dan sekarang bakal ninggalin kakak juga. Emangnya kakak mau?” Kata Jongho.

“Tapi ga semudah itu, Choi Jongho!!” Seru Yeosang. Yeosang tanpa sadar menaikkan intonasinya kepada Jongho. Jongho tersentak kaget. Ini pertama kalinya, Yeosang menggunakan intonasi tinggi ketika berbicara.

“Haish” kata Yeosang. Yeosang pun keluar dari kamarnya dan pergi menuju hutan. Jongho kemudian menangis. Selalu seperti ini. Ketika Jongho membicarakan pasal keinginannya bersama Yeosang selamanya, mereka akan bertengkar.

Jongho menghapus air matanya dan kemudian membereskan barangnya. Ia mau pulang saja ke rumah. “Jong, mau pulang?” Tanya Seonghwa khawatir. “Iya ka, mau pulang aja. Kalo ka Yeosang nanyain, bilang aku kepengen sendiri dulu” kata Jongho.

Tangannya kemudian dicekal oleh Seonghwa. “Kakak sama ka Hongjoong anterin pulang. Bahaya banget kalo kamu nyetir dalam keadaan nangis” kata Seonghwa. Jongho menghela nafasnya, kemudian menyerahkan kunci mobilnya pada Hongjoong.

Pastikan kalian menjaga Jongho dari jauh” kata Hongjoong lewat mindlink pada Mingi dan Yunho. Keduanya mengangguk pada Hongjoong dan Hongjoong pun pergi mengikuti Jongho dan Seonghwa.

Tak lama ketiganya pergi, Yeosang kembali ke apartementnya. “Dimana Jongho?” Tanya Yeosang. “Pulang ke rumahnya. Dia mau sendiri dulu katanya” kata Yunho. Yeosang menghela nafasnya kemudian masuk ke kamarnya.

“Semoga Jongho ga kenapa-kenapa” kata Mingi. “Kamu dapet insight apa?” Tanya Yunho khawatir. “Entahlah. Masih samar” kata Mingi. “Kita harus berjaga kalau begitu” kata Yunho.


Dua minggu berlalu setelah Jongho bertengkar dengan Yeosang. Tidak ada tanda-tanda Jongho akan menghubungi pacar esnya itu. Hari ini, Jongho akan pergi berkemah dengan teman-temannya. Ada Bomin, Hyunjin, Han, Sunwoo, Eric, Chani dan Daehwi.

“Bawa mobil yang bener Chani. Ga lucu kalo kita nyampenya ke rumah sakit, bukan ke camp” kata Daehwi. “Iya anjir tenang aja. Gue selama ini belajar mobil sama ka Rowoon kok” kata Chani.

“Jong, cemberut aja dari tadi. Belom balikan sama mas pacar ya?” Tanya Han. “Iya. Sebel banget tau ga sih gue sama dia” kata Jongho. “Yaudah sobat, jangan pikirin doi dulu. Sekarang, waktunya kita happy happy” kata Eric.

Jongho tersenyum. Memang dalam keadaan seperti ini, teman-temannya bisa diandalkan. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan senyuman dan diiringi lagu.

Di tengah jalan, karena mereka melewati tebing, tiba-tiba, ada batu besar yang jatuh menimpa jalan. Chani yang terkejut, langsung membanting stir ke arah kiri, dan mobil tersebut pun jatuh dan masuk ke hutan.

Jongho berusaha membuka satu matanya karena mata sebelahnya otomatis tertutup karena adanya darah yang mengalir dari dahinya. “Akhh sakittt” seru Jongho. Kakinya terjepit di antara kursi.

“Jongho, bisa keluar??” Jongho menengok dan mendapati Han dalam keadaan lumayan baik. Bagaimana bisa? “Akan aku jelaskan nanti. Aku akan mengeluarkanmu” kata Han. Han mendorong kursi yang menjepit kaki Jongho, namun, semakin kursi itu terlepas, maka darah yang keluar dari kaki Jongho semakin banyak. Karena ternyata ada bagian kursi yang menusuk kaki Jongho.

“Jongho, tahan sebentar ya. Kami akan mengeluarkan ini dari kakimu” kata Hyunjin yang juga baik-baik saja. Jongho berteriak kencang ketika kursi itu akhirnya lepas dari kakinya. Darah semakin mengucur keluar dari kaki Jongho.

Tiba-tiba, Mingi dan Yunho datang ke lokasi kejadian. “Siapa kalian?” Tanya Han. “Beta? Kalian pack Wolfgang?” Tanya Mingi. “Darimana kalian tau?” Tanya Hyunjin. “Minho mengenal kakak kami. Changbin dan Felix juga mengenal kami” kata Yunho.

Jongho pun tidak sadarkan diri karena darah yang keluar semakin banyak. Yunho sedikit memundurkan dirinya. “Kamu bisa menahannya kan sayang? Kita harus bawa Jongho ke Seonghwa” kata Mingi sambil menggendong Jongho.

Yunho mengangguk dan Mingi beserta Jongho di gendongannya pun pergi. “Terima kasih sudah menyelamatkan Jongho” kata Yunho. Dan Yunho pun pergi mengikuti Mingi.


Yeosang kebingungan ketika ia dipanggil Hongjoong ke ruangan Seonghwa di rumah sakit. “Ayolah, Seonghwa adalah perawat, Hongjoong Hongjoong dan aku pekerja IT. Tidak ada hubungannya” kata Yeosang.

“Sebentar lagi Yeosang. Kamu akan tau kenapa kami memanggilmu” kata Hongjoong. Yeosang mendengus, namun tiba-tiba hidungnya mencium aroma yang familiar. “Ini..”

Pintu rawat Hongjoong pun didobrak oleh Mingi dan Yeosang terkejut melihat Jongho yang tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir terus. “Aku sudah membawanya. Aku harus mengurus Yunho” kata Mingi. “Terima kasih Mingi” kata Seonghwa.

Seonghwa segera memasang infus kepada Jongho. Hongjoong segera menjahit bagian tubuh Jongho yang terluka. “Yeosang, dia tidak akan bertahan walaupun mendapatkan infus ataupun transfusi darah” kata Seonghwa.

“Ke-Kenapa?” Tanya Yeosang. “Darahnya terlalu banyak keluar, dan lukanya merusak jaringan yang harusnya bisa menutup luka tersebut. Satu-satunya jalan adalah menjadikannya bagian dari bangsa kita” kata Hongjoong.

“Hongjoong, tapi.. Aku tidak bisa” kata Yeosang. “Kamu mau kehilangan dia? Kamu mau membiarkan San kehilangan adiknya untuk yang ketiga kalinya? Jika kamu tidak bisa, aku akan meminta Seonghwa yang melakukannya” kata Hongjoong.

“TIDAK!! Tidak, tidak, Joong. Aku yang akan melakukannya” kata Yeosang. Hongjoong melihat ke arah Seonghwa. Seonghwa pun menangguk dan melepas infus dari Jongho. “Lakukan tugasmu Yeosang” kata Hongjoong.

Yeosang mendekati tubuh Jongho. “Maaf dan aku mencintaimu, selalu” kata Yeosang lalu mengecup bibir kekasihnya itu. Yeosang menggigit tengkuk Jongho, sambil meminum darah Jongho, ia membiarkan racun vampire memenuhi tubuh Jongho.

“Sudah Yeosang, sudah. Racunnya mulai menyebar” kata Hongjoong. Yeosang melepas gigitannya dan merasakan perlahan tubuh di hadapannya mulai mendingin. “Kita bawa dia ke apartmu” kata Hongjoong.


Tiga hari berlalu, dan masih tidak ada tanda-tanda bahwa Jongho akan terbangun. Luka-luka di tubuh Jongho mulai menutup dan memudar dengan cepat, khas seorang vampire. Tubuhnya pun mulai mendingin. Tapi Jongho belum sadar.

San dan Yeosang berlalu lalang di depan kamar Jongho. “Tidak biasanya selama ini kan?” Kata San. “Betul. Yunho hanya semalam” kata Mingi. “Kalian berdua juga semalam. Aku tidak tau kenapa Jongho lama sekali” kata Hongjoong.

Tanpa diketahui, ternyata Jongho membuka matanya. Mata tersebut berwarna merah di sebelah kanan, dan karamel di sebelah kiri. Jongho memandang sekitarnya. Ia bisa melihat sudut-sudut terkecil di kamar Yeosang.

Ia juga bisa mendengar suara air terjun yang berada jauh di tengah hutan. Jongho perlahan menyibak selimutnya, dan mencoba untuk bangun. Tiba-tiba, pintu kamar tersebut terbuka dan menampilkan Yeosang dan San.

“Jongho!!” Seru Yeosang. Jongho menatap Yeosang. Dan tiba-tiba, Jongho mendapatkan kilas balik kehidupan Yeosang sebelum menjadi vampire. Dimana Yeosang adalah seorang anak bangsawan yang selalu dipaksa untuk belajar dan akhirnya ia dijual kepada volturi oleh orang tuanya sendiri.

Dan ketika ia sedang menyerang manusia, disitulah ia bertemu Hongjoong. Hongjoong dan Yeosang terlibat pertengkaran. Yeosang kagum melihat Hongjoong yang bisa bertahan dengan darah hewan dan kehidupan bebas. Maka dari itu, Yeosang keluar dari kehidupan volturi dan mengikuti Hongjoong bersama Seonghwa.

“Jongho?? Sayang??” Panggil Yeosang. Jongho pun tersentak dan gambaran itu pun hilang dari pikirannya. “Aku.. Kenapa?” Tanya Jongho. “Kamu kecelakaan kemaren. Mingi dan Yunho menemukanmu, lalu aku mengubahmu jadi vampire” kata Yeosang.

“Aku.. vampire?” Tanya Jongho. “Iya Jongho. Kamu sekarang adalah vampire” kata San. Jongho memandang San dan sama seperti Yeosang, Jongho dapat melihat kilas balik kehidupan San.

Jongho menutup matanya karena ia melihat dirinya di masa lalu San dan keadaan pun kembali normal. “Jongho, kenapa? Apa yang kamu rasakan?” Tanya Yeosang.

“Aku.. Bisa melihat kehidupan kalian sebelum menjadi vampire” kata Jongho.


“Ah, kasusnya sama sepertiku” kata Mingi ketika Jongho dibawa ke ruang tamu. Mingi menutup matanya sebentar, dan mata sebelah kiri Mingi berubah menjadi ungu, sedangkan mata kanannya tetap merah.

Mingi menutup matanya lagi dan kini kedua matanya menjadi merah kembali. “Aku bisa melihat gambaran masa depan seseorang dengan mata itu. Tapi, jarang ku gunakan. Karena masa depan masih bisa berubah” kata Mingi.

“Jadi, bisa ku atur kan ka?” Tanya Jongho. “Huum. Kamu bisa mengatur kapan mau menggunakan mata itu” kata Mingi. “Ahh kekuatan kalian keren banget” kata Yunho. “Yunho, kamu harus inget kalo kamu adalah satu-satunya vampire yang bisa bermain dengan api” kata Hongjoong.

“Ah iya aku lupa” kata Yunho sambil terkekeh. “Akhirnya, aku tidak akan kehilangan adikku lagi” kata San. “Terima kasih sudah kembali” kata Yeosang. “Terima kasih ka Yeosang” kata Jongho.

“Jongho, kamu pasti laper kan? Yeosang, bawa Jongho ke hutan. Dan ajarkan dia berburu” kata Seonghwa. “Baik Hwa. Yuk ikut” kata Yeosang sambil menggandeng Jongho keluar apartemennya.