“Ayah pulang!!” Ucap Hongjoong sambil membuka pintu apartemen tempat tinggalnya. “AYAH!!” seru si kembar San dan Wooyoung sambil berlari ke arah Hongjoong. “Halo anak ayah!! Udah mandi?” Tanya Hongjoong sambil menyesuaikan tingginya dengan kedua anak kembar itu.

“Udah!! Tadi Sanie sama Wuyo dimandiin ka Igi!!” Kata San dengan senyuman. “Terus ka Iginya dimana?” Tanya Hongjoong. “Mingi kan lagi les, yah. Dia mau masuk SMA kan tahun ini? Dia mau masuk sekolah Yeosang kemaren” kata Yunho, anak tertuanya. “Sini yah aku bantuin bawain tasnya” kata Yunho. “Gapapa ka, ayah bisa sendiri kok” kata Hongjoong sambil menepuk bahu Yunho.

“Ayah, ka Yeosang ga keluar kamar dari kemaren!! Papa selalu bawa makanan ke kamar ka Yeosang. Wuyo juga ga boleh masuk kamar ka Yeo” lapor Wooyoung pada sang ayah. “Yeosang lagi ada proyek ya?” tanya Hongjoong. “Iya yah. Katanya proyeknya lumayan gede. Jadi ya gitu ngurung di kamar dia” kata Yunho.

“Padahal ayah bilang kalian fokus belajar aja, gausah nyari part time gitu” kata Hongjoong. “Ih ayah geer banget, orang kita kerja demi beliin mainan buat San, Wuyo sama Jongho. Bener ga??” Tanya Yunho pada si kembar. “Um!! Betul!!” Kata San dan Wooyoung bersamaan. Hongjoong tersenyum, Yunho benar-benar sangat dewasa.

“Yunho, tolongㅡ Eh, ayah udah pulang?” Seonghwa keluar dari kamar mereka sambil diikuti oleh seonggok manusia menggemaskan, Jongho. “Iya Hwa. Aku baru pulang” kata Hongjoong. “Yunho, tolong jagain Jongho dulu ya. Papa mau bikin makan malem” kata Seonghwa. “Oke papa” kata Yunho sambil menggenggam tangan Jongho. “Ayah mandi dulu ya? Abis itu, kita periksa pr Sanie dan Wuyo” kata Hongjoong. “SIAPP!!” Seru San dan Wooyoung bersamaan.

Hongjoong dan Seonghwa adalah pasangan yang cukup disegani di lingkungan tempat tinggal sekaligus tempat kerja mereka. Kenapa? Karena keduanya mengadopsi banyak sekali anak.

Yang pertama adalah Yunho dan Mingi. Hongjoong mengadopsi keduanya setelah melihat Yunho memungut roti di dekat tempat sampah yang terlihat masih utuh. Yunho tidak memakan itu melainkan membiarkan Mingi memakannya. Setelah ditelusuri, ternyata Yunho adalah anak yang dibuang oleh orang tua aslinya, kemudian kabur bersama Mingi dari panti asuhannya karena pemiliknya melakukan kekerasan pada mereka.

Yunho berusia 10 tahun saat itu dan Mingi masih berusia 3 tahun. Hongjoong tanpa ba-bi-bu langsung mengurus surat adopsi di pemerintahan. Ia menyekolahkan Yunho dan Mingi di sekolah terbaik. Saat ini Yunho sedang menjalankan kuliah tahun terakhirnya di jurusan Bisnis Internasional dan Mingi yang bersiap untuk masuk jenjang SMA.

Yang kedua, adalah Yeosang dan si kembar San-Wooyoung. Seonghwa mengadopsi mereka dari panti asuhan. Tidak ada masalah dari panti asuhan tempat mereka tinggal sebenarnya, tapi hati Seonghwa tergerak setelah mendengar celoteh San hari itu. “Ga ada yang sayang sama Sanie kecuali Wuyo, Ka Yeosang, Om Hwa sama ibu panti” ocehnya hari itu.

San tidak bisa hidup tanpa Wooyoung, makanya Seonghwa mengadopsi keduanya. Wooyoung anak yang benar-benar ceria. Namun karena ia adalah anak yang tidak bisa diam, seringkali dimusuhi oleh anak lain.

Yeosang sendiri adalah orang yang sangat dekat dengan si kembar. Setelah mengadopsi si kembar, Seonghwa merasa keduanya menjadi murung. Dan akhirnya Seonghwa mengadopsi Yeosang juga. Yeosang cukup pendiam, namun kasih sayangnya itu sangat besar. Ia pandai menggambar, sehingga tahun ini, Yeosang menjadi mahasiswa baru di jurusan Arsitek.

Walaupun mahasiswa baru, Yeosang seringkali mendapatkan project, sehingga di usia muda, uangnya sudah cukup untuk membiayai kuliahnya sendiri. Sedangkan si kembar San dan Wooyoung saat ini duduk di kelas 3 SD.

Dan yang terakhir adalah Jongho. Mereka menemukan Jongho di depan pintu apartemen mereka, dan saat diperiksa ke dokter, Jongho baru berusia 10 hari. Badannya sangat kecil dan Jongho kedinginan. Namun saat ini, balita berusia 2 tahun itu sudah sangat sehat dan juga ceria.


“Igi pulang” kata Mingi sambil masuk ke dalam apartemen. “KA IGI!!” seru Wooyoung. “Halo jagoan. Udah mandi belum?” Tanya Mingi. “Udah dong!! Ka Igi ajarin Wuyo matematika dong. Wuyo ga ngerti perkalian” kata Wooyoung. “Wah Sanie sama Wuyo udah belajar perkalian?” Tanya Mingi. “Iya ka. Susah banget!!” Kata San dengan mata berapi-api tapi mulutnya mengunyah bolu buatan Seonghwa.

“Papa udah nawarin bantuan loh..” kata Seonghwa yang sedang memasak di dapur dibantu Hongjoong. “Ga mau. Kalo diajarin papa, nanti Wuyo ga ada usahanya dong” kata Wooyoung. “Betul kata Wuyo. Kalo kita nanya ke Ka Igi kan tandanya kita berusaha!!” Kata San. “Prince, kamu nanya ke papa juga usaha loh” kata Seonghwa.

“Pokoknya kita mau bisa sendiri!! Papa udah sibuk urusin dedek. Lagian Sanie sama Wuyo harus bisa sendiri” kata San dengan semangat. “Yaudah iya.. Tapi kalo butuh bantuan papa, jangan sungkan ya?” Kata Seonghwa. “Siap!!” Kata Wooyoung. “Yaudah, abis makan malem kita belajar ya?” Tawar Mingi. “Oke ka Igi” kata San.

“Duh laper” kata Yeosang yang tiba-tiba datang dan mencomot bolu di genggaman Jongho. Jongho yang duduk di pangkuan Yunho pun bingung. “IYANG!! KUE NA IYANG!!” seru Jongho sambil mengangkat bolunya yang sisa setengah. “Yaampun Yeosang iseng banget sama adeknya” kata Yunho sambil menggelengkan kepalanya.

“Hehehehe abisan gemes sama si gembul. Aduh ini pipinya bulet banget sih...” kata Yeosang sambil mencubit-cubit pelan pipi adik bungsunya itu. “Ka Yeo, kue na iyang” kata Jongho. “Ka Yeo yang ambil Jong” kata Yunho. “HUWEEE PAPA, KA YEO AMBIL KUE JONGHO” seru Jongho. “YEOSANG” seru Seonghwa. “MAAF” seru Yeosang kembali.

Jam 7 malam tiba dan mereka pun duduk di meja makan bersama. “Ka, skripsi kamu gimana? Udah diterima?” Tanya Hongjoong. Sudah jadi kebiasaan mereka untuk mendengar cerita setiap anaknya satu per satu. “Udah yah. Terus katanya paling revisi minor aja. Jadi sambil revisi minor, bisa ambil data” kata Yunho. “Bagus ka!! Kalo butuh bantuan, atau minta temenin kemana gitu, bilang ayah ya? Nanti ayah temenin” kata Hongjoong.

“Gausah ih ayah. Kakak bisa naik kendaraan umum. Lagian sekarang semua bisa dilakuin pake internet” kata Yunho. “Hm bener juga sih” kata Hongjoong. “Ih ayah kudet banget” kata Mingi. “Ayah aja gatau caranya nonton youtube, ka. Coba sekali-kali kamu ajarin ayah kamu tuh” kata Seonghwa yang sedang mengelap mulut Jongho setelah makan.

“Aku aku!! Aku aja yang ajarin!!” Kata Wooyoung. “Ih Sanie aja!!” Kata San pada Wooyoung. “Hayo yang berantem ga boleh makan cumi goreng tepung” kata Seonghwa. Otomatis San dan Wooyoung pun langsung diam dan melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda karena adu mulut.

“Tau ga sih, ka Yunho pernah dikira punya anak gara-gara wallpaper hpnya pake foto Jongho” kata Yeosang. “Serius ka? Yaampun terus kamu bilang apa?” Tanya Seonghwa kepada Yunho. “Ya gitu aku bilang Jongho adek aku dan kita emang beda 20 tahun gitu” kata Yunho.

“Astaga.. Anak-anak jaman sekarang apa aja dikomenin” kata Hongjoong. “Tau ga sih, pa, yah, Yeosang pas baru ospek udah masuk jajaran orang-orang paling ganteng di kampus” kata Yunho. “Shutt kak!! Diem napa” kata Yeosang sambil menutup mulut Yunho. “Fansnya banyak dong?” Tanya Hongjoong sambil menggoda Yeosang.

“Banyak banget yah!! Sampe ada yang dm di Instagram Mingi nanyain nomor ka Yeosang” kata Mingi. Yeosang yang malu pun menyembunyikan wajahnya di balik tubuh gempal Jongho. “Jangan gangguin adekmu ih. Nanti ga mau makan” kata Seonghwa sambil menepuk-nepuk bahu Yeosang. “Ka Yeosang jadi artis?” Tanya Wooyoung dengan polos.

“Engga Wuyo haduh” kata Yeosang sambil menepuk dahinya. “Kamu jadi selebgram aja ka. Papa dukung” kata Seonghwa. “Hm.. Ya liat nanti deh pa. Aku lagi sibuk banget” kata Yeosang. “Oh iya, itu emang project apa ka?” Tanya Hongjoong. “Itu pa, Yeosang jadi asisten arsitek yang lagi ngerancang pembangunan hotel internasional!! Yeosang tuh kaget banget pas dikirim email sama dia” kata Yeosang.

“Wahh, hebat banget Yeo” kata Yunho. “Hehe makasih ka. Doain aja semuanya lancar” kata Yeosang. “Siap, kita semua selalu doain Yeosang kok” kata Seonghwa sambil mengelus rambut Yeosang. “Nah, kalo Mingi, kamu gimana hari ini? Oh, sama ayah mau nanya, kamu jadi mau masuk sekolahnya Yeosang?” Tanya Hongjoong.

“Jadi, yah hehe.. Kemaren aku sempet nanya-nanya ada beasiswa gitu ga, soalnya kan ya nilai aku lumayan bagus kan. Terus ternyata kata sekolahnya aku disuruh ikut test masuk dulu. Kalo nilaiku di atas 80, aku bisa dapet beasiswa 50 sampai 100%” kata Mingi. “Loh, kenapa harus pake beasiswa, ka? Ayah bisa kok biayain kalian sampe lulus” kata Hongjoong.

“Aku ga mau repotin ayah hehe.. Ayah sama papa udah baik banget ngangkat kita jadi anak kalian. Jadi, ya aku sebisa mungkin ga mau nambahin biaya buat kalian” kata Mingi. “Ka Mingi, kalian itu masih tanggung jawab papa sama ayah selama kalian belom berkeluarga. Papa hargain pemikiran kalian, tapi biarin kita biayain kalian sampe kalian lulus, oke?” Kata Seonghwa.

“Iya papa.. Tapi izinin kita juga buat cari beasiswa. Eits, ga boleh nolak, atau ga aku juga nolak buat dibiayain nih” kata Mingi. Hongjoong dan Seonghwa tersenyum kemudian mengangguk. Entah bagaimana anak-anak yang sudah mereka besarkan ini selalu mencari cara bagaimana meringankan biaya pendidikan mereka.

“Iya iya.. By the way, kamu jadinya ambil apa ka?” Tanya Hongjoong. “Ipa kayanya yah. Aku suka banget sama matematika. Nanti kuliah aku mau ambil matematika murni. Boleh ga yah, pa?” Tanya Mingi. “Sure. You can be anything” kata Hongjoong dengan cepat. “Gi, otakmu sehat belajar matematika terus?” Tanya Yunho. “Sehat kok” kata Mingi.

“Okay, twins. Apa yang kalian lakuin hari ini?” Tanya Hongjoong. “Kita tadi ke sekolah!! Ibu guru ngajarin perkalian tapi Wuyo ga ngerti” kata Wooyoung. “Sanie juga ga ngerti perkalian. Nanti mau tanya ke ka Igi aja” kata San. “Tapi ayah, tau ga? Sanie pinter bahasa Inggris loh. Tadi pas latihan bahasa Inggris nilainya seratus!!” Kata Wooyoung. “Wah, beneran San?” Tanya Hongjoong.

“Iya ayah!! Nanti abis makan, Sanie kasih liat” kata San. “Kalo Wuyo, gimana?” Tanya Hongjoong. “Heum... Nilai Wuyo ga dapet seratus kaya Sanie. Tapi kata ibu guru, nilai seni tari Wuyo bagus. Terus Wuyo tadi bantuin ibu guru masak di dapur” kata Wooyoung. “Hah? Kamu masak?” Tanya Seonghwa. “Eung!! Wuyo tadi yang masukin makanan temen-temen ke piring” kata Wooyoung.

“Love, kayanya, San ada bakat di bahasa Inggris, terus Wooyoung di masak” kata Hongjoong. “Yaampun lucu banget” kata Seonghwa. “Karna Sanie sama Wuyo pinter sekolahnya, nanti ka Yunho kasih hadiah. Buku cerita bahasa Inggris buat Sanie sama buku memasak buat Wuyo. Bagaimana?” tanya Yunho. “CALL!!” seru keduanya.

“Nah, ini bayi gede ngapain aja sama papa di rumah?” Tanya Hongjoong sambil mengelus rambut Jongho yang duduk di baby seat. “Jongho bikin kue!! Kue na di kulkas!” Kata Jongho dengan semangat. “Kuenya enak??” Tanya Hongjoong. “Enak!! Tapi kue na Jongho tadi di mam sama Ka Yeo” adu Jongho.

“Yeosang..” kata Hongjoong sambil menggelengkan kepalanya. “Hehehe.. Maaf ayah, abisan adek gemes bangett” kata Yeosang. “Ka Yeo cuma bercanda, sayang. Besok Jongho makan kuenya lagi ya?” Kata Seonghwa. “Eung!!” Kata Jongho dengan semangat.

“Ayo habisin makannya. Abis itu sikat gigi terus siap-siap tidur” kata Seonghwa. “Ayo, kakak bantuin sikat gigi” kata Yunho pada si kembar. “Gausah ka!! Kita udah bisa sikat gigi sendiri” kata Wooyoung. “Betul!! Kakak liat dari depan kamar mandi aja” kata San. Yunho pun tersenyum kemudian mengusak rambut keduanya. “Oke kakak liatin dari depan aja” kata Yunho.

“Piring makan simpen di tempat cuci piring aja. Nanti papa cuci abis temenin Jongho tidur” kata Seonghwa. “Gausah Hwa. Aku aja yang cuciin. Kamu istirahat aja” kata Hongjoong. “Tapi kamu juga cape Joong” kata Seonghwa. “Udah papa sama ayah istirahat aja. Aku aja yang cuciin” kata Mingi sambil mendorong keduanya pelan untuk masuk ke kamar.

“Nanti baju kotor juga aku aja yang masukin ke mesin cuci. Jadi besok papa bisa langsung cuci” kata Yeosang. “Gapapa ka?” Tanya Hongjoong. “Gapapa ih. Udah sana papa sama ayah istirahat aja” kata Yeosang. “Makasih ya ka” kata Seonghwa. “No problem pa. Kan ini kerjaan rumah, berarti ga cuma papa atau ayah yang lakuin” kata Yeosang.

“Langsung istirahat ya kalo udah selesai” kata Hongjoong. “Siap pa!” Kata Mingi. Hongjoong dan Seonghwa pun masuk ke kamar mereka terlebih dahulu. Dan tidak lama kemudian, Mingi dan Yeosang pun ke kamar setelah menyelesaikan tugas mereka.