So Lucky to Have You

Hari itu, pertama kalinya aku bertemu dengannya. Wajahnya yang manis, senyum yang menggemaskan dan rambut yang terlihat halus. “Halo, aku trainee Jung Wooyoung!! Mohon bantuannya!!” OhㅡNamanya Jung Wooyoung.

Aku melihat Yeosang, salah satu teman traineeku terlihat menghampirinya dan mereka berpelukan bersama. Aku sempat melihat Yeosang meneteskan air matanya dan keduanya tersenyum bersama. “Jung Wooyoung sangat bagus untuk urusan dance. Jadi, kalau kalian butuh bantuan dalam menari, kalian bisa meminta bantuan pada Wooyoung” kata salah satu guru dance mereka.

“Wah benarkah? Kamu bisa jadi main dancer bersama Yunho dan Mingi” kata Hongjoong pada Wooyoung. “Betul. Nanti kita berlatih bersama ya” kata Yunho sambil menepuk punggung Wooyoung.

“Kamu pindahan?” Tanya Seonghwa. “Iya. Aku berada di agensi yang sama dengan Yeosang sebelumnya” kata Wooyoung. “HAH? SERIUS?” tanya Jongho. “Iya. Aku pindah kesini karena janjiku pada Yeosang” kata Wooyoung. “Janji apa?” Tanya Mingi. “Kami akan sukses bersama dengan debut bersama. Atau jika kami gagal sekalipun, kami akan gagal bersama. Jadi daripada aku berpisah dengan Yeosang, lebih baik aku pindah bersama Yeosang” kata Wooyoung.

“Wooyoung...” lirih Yeosang. Wooyoung pun memeluk Yeosang lagi dan menepuk-nepuk punggung pria kelahiran Juni itu. “Aku disini Yeosang. Kita akan debut bersama. Kita sudah berjanji kan?” Kata Wooyoung sambil tersenyum.

Interaksi itu pun tidak luput dari pandanganku. Bagaimana Wooyoung menyemangati Yeosang dan bagaimana Wooyoung sangat memegang janji yang pernah mereka ucapkan. Aku terdiam melihat interaksi itu sampai tanpa sadar Wooyoung sudah berdiri di hadapanku.

“Halo, aku Jung Wooyoung. Mohon bantuannya” kata Wooyoung sambil mengulurkan tangannya. “Ha-Halo, aku Choi San” kataku sambil membalas jabatan tangannya.


Ternyata, dia anak yang periang. Kehadirannya membuat ruang latihan yang sebelumnya suram menjadi cerah kembali, seolah disinari sinar matahari. Bahkan Hongjoong hyung yang awalnya ingin menyerah, kembali bertahan karena semangat dari Wooyoung.

Hari ini, aku memutuskan untuk pulang larut malam karena tarianku yang masih buruk. Aku membiarkan diriku menari mengikuti alunan lagu yang sudah ku putar sebelumnya. Jarum jam menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi aku tidak berniat untuk pulang.

Kemudian, tiba-tiba pintu ruang latihan terbuka dan aku otomatis terkejut hingga berteriak. “Eh maaf San!! Aku pikir ga ada orang. Maaf banget udah ngagetin kamu.” Ternyata itu Wooyoung yang masuk ke ruang latihan sambil membawa dua kotak susu dengan rasa coklat.

“Kamu kenapa belum pulang?” Tanyaku. “Lah kamu juga kenapa belum pulang?” Tanya Wooyoung sambil terkekeh. Manis. Tawanya sangat manis ketika ku dengar. “Kamu tau sendiri tadi aku dimarahin sama trainer karena gerakanku kurang bagus. Jadi aku latihan” kataku sambil mengelap wajahku dari keringat dengan handuk yang selalu ku bawa.

Tiba-tiba Wooyoung menyodorkan salah satu kotak susu itu padaku. “Asupan gula bagus untuk menambah energi” katanya. Aku pun menerimanya setelah mengucapkan terima kasih. Setelahnya hanya ada suara menyedot susu kotak yang kami lakukan. Sampai Wooyoung berdiri dan mengulurkan tangannya padaku.

“Kenapa?” Tanyaku bingung. “Kamu harusnya minta bantuan, San. Latihan sendirian ga seru tau” kata Wooyoung. Aku merasakan jantungku berdegup dengan kencang. Aku menyukainya. Pemuda kelahiran November dengan sejuta kebaikan itu. Orang yang sangat peduli padanya.

Aku membalas uluran tangannya dan ikur berdiri. “Tolong ajari aku, seonsaengnim” kataku sambil membungkuk. “JANGAN GITU!!” rajuk Wooyoung. Aku pun tertawa kemudian merangkulnya untuk latihan bersama.


“Kamu ngapain??” Aku pun menengok dan mendapati Wooyoung yang masuk ke kamarku dan Yunho sambil membawa segelas susu hangat. “Lagi flashback waktu kita pertama kali ketemu” kataku dengan jujur. “Tumben” kata Wooyoung sambil duduk di sampingku dan menyimpan gelas susu tersebut di meja nakas.

“Gatau sih kenapa aku tiba-tiba flashback. Tapi setelah aku mikir lagi, aku orang yang beruntung ga sih? Aku punya Jung Wooyoung yang selalu ada buat aku. Jung Wooyoung yang selalu sayang aku. I'm really a lucky guy, because I have you as my love” kataku sambil mengelus pipi Wooyoung.

So I am. Aku juga bersyukur bisa kenal kamu, bisa ketemu kamu dan akhirnya kita pacaran. I'm so lucky to have you” kata Wooyoung sambil tersenyum manis. “Yuk kita jalanin kehidupan kita bersama. Berjalan bersama, jatuh bersama, menangis bersama dan bahagia bersama” kataku sambil menggenggam tangan Wooyoung dan mengecupnya perlahan.

“Iya San. Aku mau. Mari kita terus bersama dan berjalan bersama dalam kehidupan marathon ini” kata Wooyoung. Kami pun terdiam sejenak dan menikmati eksistensi satu sama lain, sampai Wooyoung menubrukku dan aku terdorong ke arah kasur. “Aku tidur disini malem ini. Yeosang ngusir aku, katanya dia mau ngelonin Jongho” kata Wooyoung.

Sure, Foxie. Tadinya aku mau nawarin kamu buat tidur disini, soalnya Yunho diakuisisi sama Mingi” kataku. Kami pun tersenyum bersama dan akhirnya menyiapkan diri untuk tidur. Ah, tidak lupa kekasih manisku itu meminum susunya supaya ia cepat terlelap. Selamat malam semua!! Terima kasih sudah mendengar ceritaku dan kekasihku Wooyoung.

Tertanda,

Choi San