Tulipa
Beberapa bulan kemudian, Yeosang semakin mahir dalam bertarung. Bersama Seonghwa, keduanya dijuluki setan arena, karena belum ada satupun orang yang mampu mengalahkan strategi mereka.
“Aku penasaran jika ka Seonghwa dan ka Yeosang dalam satu tim” celutuk Wooyoung ketika mereka sedang bercengkrama. “JANGAN!! PLIS OMONGANMU DIJAGA YANG” seru San. “Wooyoung, lain kali kalo ngomong tuh dijaga. Mimpi buruk tau ga kalo mereka sampe dijadiin satu tim” kata Hongjoong.
“Lagian, mereka tuh udah cocok sama team masing-masing. Ka Hongjoong sama ka Seonghwa, Yeosang sama Jongho. Perpaduan yang wow” kata Mingi. “Betul. Jongho tuh otaknya diem-diem lancar buat mikir strategi” kata Yunho. “Jongho tuh galak aja di luar, tapi aslinya baik banget” kata Yeosang.
“Bener. Buktinya ka Seonghwa jadiin Jongho anak” kata Yunho. Seonghwa pun berpura-pura mau memukul Yunho dan Yunho hanya tertawa dan bersembunyi di balik punggung Mingi. “Aku yang ngurusin dia sejak dia masuk ke camp. Makanya aku tau luar dalemnya dia kaya gimana” kata Seonghwa.
“Anaknya tertutup tapi ya” kata Yeosang. “Setuju. Dia terlalu tertutup, entah apa alasannya. Jarang ada yang deket sama dia juga, selain ka Eunbi sama ka Seonghwa” kata San. “Dan sekarang Yeosang” kata Seonghwa. Yeosang bingung dengan perkataan Seonghwa.
Sampai sore dan mereka berpisah masing-masing, Yeosang masih memikirkan perkataan Seonghwa. Yeosang membawa dirinya menuju kebun bunga milik anak-anak Demeter dan Persephone. Matanya menyusuri kebun yang indah itu, sampai matanya menangkap seseorang yang sedang berjongkok di antara bunga-bunga yang indah.
Itu Jongho.
Yeosang tersenyum ketika melihat mata Jongho yang begitu berbinar ketika memandangi bunga berwarna pink itu. Yeosang kurang tau sih itu bunga apa, tapi tampaknya bunga itu sangat indah.
“Itu bunga mawar pink. Jongho senang sekali dengan bunga itu. Hampir setiap hari dia kesini untuk menyiram bunga itu, padahal ada aku yang menumbuhkannya” kata seseorang yang datang. Ah Yeosang mengenalnya, itu adalah Seungmin, son of Demeter.
“Bunga mawar pink memiliki dua warna, dark pink dan light pink. Dark pink sendiri melambangkan rasa terima kasih pada seseorang. Sedangkan light pink melambangkan kekaguman pada seseorang. Jongho pernah bercerita padaku, bahwa ia ingin ada orang yang memberikan bunga padanya. Bunga yang memiliki arti indah tentunya” lanjut Seungmin.
“Dia pantas mendapatkan bunga dengan arti indah” kata Yeosang. “Betul. Sayang banget banyak yang salah paham sama dia. Dia galak banget di arena, tegas dan disegani. Jadi dia ga punya banyak temen dan itu yang bikin dia jadi tertutup. Padahal dia tuh lembut banget dan kadang tingkahnya bikin gemes” kata Seungmin.
“He deserve to be happy” kata Yeosang. Seungmin pun mengangguk. “Ah ngomong-ngomong, kalo kamu butuh bunga, tinggal petik sendiri aja oke? Asal jangan rusak bunga yang lain” kata Seungmin. “Akan ku ingat” kata Yeosang.
“Jongho!! Ada paket!!” Jongho yang baru selesai mandi segera melesat keluar dari kamarnya. “Malam ka Yunho!!” Sapa Jongho. “Malam Jongho, ini ada paket untukmu” kata Yunho sambil memberikan sebuket bunga. Jongho melebarkan matanya. “I-Ini buatku?” Tanya Jongho.
“Emangnya di kabin Ares ada yang namanya Jongho selain kamu? Jelas tertulis disini untuk Jongho, si petarung hebat dari kabin Ares” kata Yunho. Jongho yang senang pun mengambil buket bunga tersebut dengan tangan yang gemetar. Yunho jadi senang melihatnya. “Terima kasih ka Yunho!!” Seru Jongho.
Jongho pun masuk ke kamarnya. Ternyata buket tersebut adalah buket bunga mawar pink. Jongho tersenyum, dia tau arti bunga tersebut, tapi ia tidak tau siapa pengirimnya. Karena, pengirimnya tidak menuliskan nama di kartu yang datang bersama buket tersebut.
“You're so beautiful when you smile So whenever I see you’ve lost your smile I want to give it back to you Whatever it takes“
“Makasih banyak” kata Jongho sambil tersenyum. Jongho melepas bungkus buket bunga tersebut dan meletakkan bunganya di dalam gelas yang sudah diisi sedikit air. “Siapapun kamu, terima kasih” kata Jongho lagi.
Esok paginya, Jongho pergi menemui Seungmin yang sedang merawat bunga-bunga di padang. “Seungmin!!” Panggil Jongho. “Oh pagi Jongho” kata Seungmin. “Kamu tau siapa yang memberikan bunga mawar pink padaku?” Tanya Jongho tanpa basa-basi. “Aku tau, tapi tidak akan ku beri tau” kata Seungmin sambil mengedipkan matanya.
Jongho terdiam kemudian wajahnya memerah perlahan. “Ada yang suka sama kamu berarti. Mungkin nanti sore dia kirim bunga lagi” kata Seungmin. “Aaaa kasih tau aku dong” kata Jongho. “Ga mau. Aku dah janji sama dia ga bakal kasih tau kamu” kata Seungmin.
Setelah merengek kepada Seungmin, Jongho menghentakkan kakinya. Kesal, karena tidak mendapatkan jawaban dari Seungmin. Jongho pun pergi ke arena untuk menenangkan diri dari rasa kesalnya. “Jongho!!”
Jongho mendongak dan mendapati Yeosang sedang tersenyum padanya. Jongho pun ikut tersenyum. Rasanya semua rasa kesalnya ikut hilang bersama senyuman Yeosang. “Ka Yeosang!!” Seru Jongho. “Muka kamu nekuk, kenapa tuh?” Tanya Yeosang. Jongho menimbang-nimbang apakah ia perlu bercerita pada Yeosang mengenai buket bunga tersebut. Dan Jongho sepertinya akan bercerita mengenai hal itu, mengingat Yeosang sudah menjadi teammatenya akhir-akhir ini.
“Aku kemaren dapet kiriman bunga mawar pink. Tapi ga ada nama pengirimnya. Aku nanya sama Seungmin, tapi dia ga mau jawab. Kesel banget tau ga” kata Jongho. “Cieee yang punya penggemar” kata Yeosang sambil menyenggol bahu Jongho.
“Ga mungkin lah ka” kata Jongho. “Loh kenapa?” Tanya Yeosang. “Aku tuh galak. Lagian, siapa yang mau sama anak kabin Ares yang sukanya main panas-panasan sama pedang? Ga bakal ada yang suka sama aku, ka” kata Jongho. “Lah siapa bilang? Buktinya ada yang ngasih kamu bunga” kata Yeosang.
“Hm bener sih.. Kakak pasti banyak yang kasih bunga ya? Secara kakak anak Aphrodite, pasti banyak yang suka sama kakak” kata Jongho. “Iya lumayan banyak yang suka kasih bunga, tapi ga ada satu pun dari mereka yang masuk tipe aku” kata Yeosang. “Oh ya?? Tipe ka Yeosang emang yang kaya gimana?” Tanya Jongho.
“Hm... Pokoknya dia tuh orangnya kuat banget, hebat deh pokoknya” kata Yeosang. “Siapa tuh ka?” Tanya Jongho. “Kepo kamu. Ayo ah kita latihan. Nanti kalo ga latihan, diomelin ka Eunbi” kata Yeosang sambil merangkul Jongho. “Ka Eunbi tuh emang galak banget ka” kata Jongho. Dan Yeosang pun tertawa mendengar celutukan Jongho.
Sore harinya, saat Jongho hendak masuk ke kabinnya, suara Wooyoung menahannya. “Jongho!!! Tunggu!! Nih kamu dapet kiriman!!” Seru Wooyoung sambil memberikan buket bunga mawar orange. “Lagi??” Tanya Jongho. “Hah? Lagi?” Tanya Wooyoung balik. Jongho mengangguk, “kemarin ka Yunho bawa kiriman buket bunga juga buat aku. Tapi kayanya ini warnanya beda” kata Jongho.
“Wahh kamu ada penggemar!!” Seru Wooyoung. “Hushh jangan nyebarin rumor ka” kata Jongho. Tau betul jika Wooyoung tau satu berita, besoknya semua orang akan tau berita tersebut. “Hehe iya deh ga bakal aku kasih tau siapa-siapa. Semoga cepet ketemu sama penggemarnya!!” Kata Wooyoung sambil meninggalkan Jongho.
Jongho mengambil kartu yang ada di dalam buket tersebut. Jongho tersenyum ketika mendapati tulisan dalam kartu tersebut.
“Today is orange rose. It means enthusiasm and giving spirit for someone. I hope you are always excited every day, because looking at you, making my heart feels comfortable“
“Terima kasih. Di saat yang lain jauhin aku, cuma kamu yang deketin aku. Terima kasih siapapun kamu. Aku pengen banget ketemu kamu” kata Jongho. Kemudian, tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya.
Jongho berlari masuk ke kamarnya. Ia menyimpan buket mawar orange itu di mejanya. Ia mengambil kertas dan menuliskan sesuatu di kertasnya. Jongho akan meminta Seungmin mengirimkan ini pada pengirim buket bunga ini, karena hanya dia yang mengetahui siapa pengirimnya.
“Hello, thank you for always caring me. Thank you for bouquet of flowers that you gave me. I want to meet you. Let's meet at flower garden tomorrow. 9PM after dinner” tulis Jongho.
Setelah menghiasnya sedikit, Jongho memasukkan kertas tersebut ke dalam amplop dan bergegas menuju kabin Demeter. “SEUNGMIN!!” seru Jongho. Seungmin pun keluar dari kabinnya. “Kenapa Jongho?” Tanya Seungmin. “Tolong kasih ini buat yang selalu ngirimin aku bunga” kata Jongho.
“Kenapa aku?” Tanya Seungmin. “Kan cuma kamu yang tau siapa pengirimnya. Gimana sih?” Kata Jongho. “Oh iya hehe.. Sip, aku bakal sampein ke dia” kata Seungmin. “Terima kasih Seungmin” kata Jongho. “Sama-sama” kata Seungmin.
Setelah makan malam, Jongho izin pada Eunbi untuk pulang larut malam, dan untungnya Eunbi langsung mengizinkan. Jongho merapikan pakaian yang digunakannya. Jongho menggunakan kaus hitam dan celana hitam serta jaket berwarna coklat. Jongho berusaha terlihat lebih rapi dibandingkan biasanya.
Alasannya, ia hanya tidak mau membuat pengirim buket bunga itu kecewa. Walaupun Jongho tau, pasti orang itu sering melihatnya di arena hanya dengan kaus dan celana training. Entahlah, Jongho hanya ingin terlihat lebih rapi malam ini.
Jongho sampai di tempat pertemuan mereka 10 menit lebih dulu. Kebun bunga Demeter berada di atas bukit perkemahan, dan jika langit sedang cerah, mereka bisa melihat bintang dan bulan bersinar dari atas sana.
“Jongho??” Jongho membalikkan tubuhnya ketika ada yang memanggil namanya. Tiba-tiba seluruh sarafnya seperti berhenti bergerak ketika ia melihat siapa pengirim buket bunga tersebut. “Ka-Ka Yeosang?” Tanya Jongho dengan tidak percaya. Yeosang terlihat tampan dengan beanie hitam, atasan dan celana hitam serta coat berwarna hitam juga.
“I've got your letter. Ga nyangka kamu secepet ini mau ketemu sama aku. Tadinya aku masih mau kirim bunga mawar lain” kata Yeosang. “Kakak yang kirim bunganya?” Tanya Jongho. “Ya iyalah. Buktinya aku disini. Ini surat yang kamu titip ke Seungmin” kata Yeosang sambil mengangkat amplop surat yang Jongho tulis semalam.
Jongho masih terkejut, tidak percaya jika Yeosang lah yang ada di hadapannya saat ini. “Aku mau kasih mawar lagi tadinya. Tapi berhubung aku udah ketauan, aku kasih kamu bunga Tulip aja” kata Yeosang sambil memberikan sebuket tulip dengan warna yang berbeda-beda.
Jongho menerima buket bunga tersebut dengan tangan yang gemetar. “Te-Terima kasih ka” kata Jongho dengan terbata-bata. “Sama-sama. Tapi kamu tau arti bunga tulip ga?” Kata Yeosang. Jongho sontak menggeleng. Dia cuma tau arti bunga mawar pink aja karena itu bunga kesukaannya.
“Bunga tulip melambangkan pernyataan cinta, cinta yang sempurna. Tapi kalo warnanya macem-macem, melambangkan keindahan cinta yang tidak bisa diucapkan oleh kata-kata” jelas Yeosang. Jongho terdiam, otaknya masih memproses rentetan kata yang diucapkan Yeosang. Ini maksudnya Yeosang ngungkapin perasaannya ke dia?
“Kenapa?” Tanya Jongho. Yeosang menaikkan sebelah alisnya, tidak mengerti dengan pernyataan Jongho. “Kenapa kakak suka sama aku? Aku ga ada bagus-bagusnya ka. Kakak anak Aphrodite yang keindahannya sudah terkenal. Aku cuma anak Ares. Kakak harusnya suka sama orang yang lebih pantas sama kakak” kata Jongho dengan tegas.
“Because, it's you. Aku suka kamu karena itu kamu. Di saat orang lain liat aku sebagai anak Aphrodite yang indah dan tampan, kamu tau bakat aku, kamu bisa liat aku dan kamu memperlakukan aku sesuai dengan bakatku. Itu yang bikin aku suka sama kamu” kata Yeosang. Yeosang memeluk Jongho dan menepuk bahu pemuda yang lebih muda itu. “Kamu lebih dari pantas buat aku, petarung hebat dari kabin Ares” kata Yeosang.
Jongho perlahan mulai tersenyum. Hatinya menghangat mengetahui bagaimana Yeosang mampu mencintai dirinya bahkan ketika Jongho tidak mencintai dirinya sendiri. Jongho sebenarnya juga memiliki perasaan terhadap Yeosang. Selalu bersama dalam arena membuatnya perlahan menumbuhkan rasa cinta.
Namun, Jongho selalu merasa tidak pantas untuk Yeosang. Makanya Jongho tidak pernah berusaha mengungkapkan perasaan itu pada Yeosang. Dan melihat Yeosang saat ini sedang memeluknya dengan erat, membuat hatinya menghangat. “Terima kasih ka Yeo” kata Jongho.
“Namanya lucu. Ka Yeo. Kalo gitu aku panggil kamu Jjongie mulai sekarang” kata Yeosang. “Sure..” kata Jongho. “Tapi, ga boleh panggil aku gitu kalo di arena ya?” Lanjut Jongho. “Iya iya, tenang aja” kata Yeosang. “Terima kasih karena sudah mencintaiku, Setan Arena” kata Jongho sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Ya!! Kenapa harus setan sih? Aku manusia” protes Yeosang. “Kakak setengah dewa” kata Jongho. “Ya itu maksudnya” kata Yeosang. Jongho pun terkekeh, kemudian ia menarik tangan Yeosang. “Ayo pulang, aku ngantuk mau tidur” kata Jongho. Yeosang mengangguk dan membiarkan tangannya ditarik oleh Jongho.
Berawal dari kekaguman semata, kini Yeosang dan Jongho merasakan indahnya cinta, sehingga tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Semoga mereka langgeng ya!!