Rosa Canina

Yeosang tau, hidupnya 100 persen telah berubah. Di usianya yang ke 18, tiba-tiba dia bisa membaca huruf-huruf dalam bahasa Yunani. Kemudian, banyak yang mengirimkan surat cinta dan hadiah padanya (ini tidak sepenuhnya buruk karena beberapa hadiah itu merupakan barang yang berguna untuknya).

Dan terakhir, tiba-tiba rumahnya diserang oleh monster aneh. Sumpah Yeosang selama ini ga percaya dengan namanya monster atau hal apapun itu. Dan ketika monster itu muncul di hadapannya, ia hanya bisa termangu tentu saja.

Untungnya, ayahnya dengan gesit langsung menariknya ke dalam mobil dan mereka segera melaju pergi. “Pa, monster tuh nyata?” Tanya Yeosang. “Ya kamu liat tadi tuh nyata ga?” tanya ayahnya balik. “Nyata sih. Kok bisa ada monster nyerang kita sih pa? Tapi yang lain engga” kata Yeosang. “Ya karena monster itu cuma nyerang kamu” kata papanya.

“Lah? Ngapain nyerang aku?” Tanya Yeosang. “Yeosang, kamu itu demigod. Setengah dewa” kata papanya. Yeosang terkejut, otaknya memaksa untuk menerima informasi lagi. “Pa, ga lucu deh sumpah. Yeosang udah gede pa, ga cocok denger dongeng-dongeng kaya gitu” kata Yeosang.

Papanya Yeosang tidak menjawab perkataan Yeosang dan hanya terdiam di sepanjang perjalanan. Kemudian, mereka pun sampai di sebuah hutan. Terdapat gerbang besar yang bertuliskan “Half-Blood Camp.” Ayahnya mengeluarkan satu koper besar dan menyerahkannya pada Yeosang.

“Ibumu, Dewi Aphrodite, adalah dewi tercantik dan terbaik yang pernah ku temui. Selepas ia melahirkanmu, ia memintaku untuk menjagamu karena ada peraturan konyol di Olympus bahwa dewa tidak boleh mengasuh anaknya sendiri. Dan ibumu mengatakan, di usia ke 18, kamu harus pindah ke camp ini.

Camp ini berisi anak-anak demigod lainnya. Kalian akan dilatih berperang, karena seperti yang kamu lihat tadi, ada monster yang mengincar kalian, para demigod” jelas ayahnya panjang lebar. “Jadi, papa ga bohong?” Tanya Yeosang.

“Untuk apa aku berbohong, Kang Yeosang. Keselamatanmu yang utama untukku. Jadi sekarang masuk lah. Temui saudaramu dan rekan-rekanmu” kata ayahnya. “Papa gimana?” Tanya Yeosang. “Aku punya tempatku sendiri. Jadi, pergilah” kata ayahnya. Yeosang pun memeluk ayahnya dan segera turun dari mobil ayahnya.

Yeosang menarik kopernya memasuki camp ketika mobil ayahnya pergi meninggalkannya. “Perpisahan yang mengharukan.” Yeosang yang terkejut karena tiba-tiba ada yang berbicara, secara refleks menjatuhkan kopernya. “Astaga” seru Yeosang. “Maaf, aku mengejutkanmu ya?” Tanya orang itu.

“Iyaa” seru Yeosang. “Maaf hehe.. Perkenalkan aku Hongjoong, son of Zeus. Harusnya ka Eden yang menjemputmu, tapi dia harus mengurus monster yang mengejarmu, jadi aku disini” kata orang tersebut atau Hongjoong. “Yeosang, son of Aphrodite” kata Yeosang memperkenalkan dirinya.

“Aku sudah tau. Kamu jadi bahan pembicaraan tau ga?” Kata Hongjoong. “Kenapa?” Tanya Yeosang. “Ayo sambil masuk. Akan aku jelaskan” kata Hongjoong. Yeosang pun mengambil kopernya dan menariknya. Ia berjalan di samping Hongjoong dengan tenang.

“Anak Aphrodite biasanya adalah wanita. Makanya ketika Aphrodite datang ke camp dan mengatakan bahwa anak laki-lakinya akan datang ke Camp membuat kami semua heboh” kata Hongjoong.

“Tapi, memangnya kenapa dengan anak Aphrodite tapi berjenis kelamin pria?” Tanya Yeosang. “Belum pernah ada kejadian seperti itu. Tapi, aku punya hipotesa” kata Hongjoong. “Apa tuh?” Tanya Yeosang. “Mematikan” kata Hongjoong sambil menatap Yeosang.


Yeosang diantar sampai kabin Aphrodite. Dan ada seorang wanita yang menyambutnya. “Ini saudaramu. Namanya Sakura. Sakura, ini Yeosang” kata Hongjoong. “Hai Yeosang, senang bertemu denganmu” kata wanita tersebut yang diperkenalkan sebagai Sakura. Yeosang mengakui saudaranya ini benar-benar cantik dan indah.

“Hai Sakura” sapa Yeosang. “Aku tinggal ya? Jangan lupa sarapan besok pagi” kata Hongjoong. “Terima kasih Hongjoong sudah mengantar saudaraku” kata Sakura. Hongjoong mengangguk kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

“Dulu dia pemalu banget. Sejak pacaran sama Seonghwa, mulai nunjukin sifat Zeusnya. Dasar Hongjoong” kata Sakura. “Seonghwa siapa?” Tanya Yeosang. “Pacarnya Hongjoong, son of Athena. Orang paling bijaksana yang pernah aku temuin. Tapi kalo di Arena, gila banget” kata Sakura. Yeosang jadi ikut bergidik ngeri. “Dah sana tidur. Kamarmu disitu. Aku besok pagi harus ke dapur lebih pagi buat nyiapin makanan. Aku kirim orang buat anterin kamu ke dapur nanti” kata Sakura.

Yeosang pun mengangguk dan ia pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat. “Hah... Semangat Yeosang. Kehidupanmu mulai sekarang berubah” kata Yeosang.

Keesokan paginya, Yeosang terbangun karena ada yang berteriak sambil memanggil namanya. “YEOSANG!! AYO BANGUN!! NANTI GA DAPET MAKAN LOH!!” Yeosang pun mengerang dan akhirnya ia terbangun. Yeosang mengganti piyamanya dengan kaus kasual dan keluar dari kabinnya.

Yeosang mendapati 4 orang di hadapannya. “Yeosang kan? Kenalin, aku Wooyoung, son of Hermes. Ini Yunho, saudara gue. Ini San, son of Hades dan ini Mingi, son of Poseidon” kata salah satu orang dengan rambut hitam-blonde. Yeosang yakin dia pasti yang berteriak memanggilnya, karena suaranya mirip.

“Hah, wait. Tadi, San sama Mingi anak siapa?” tanya Yeosang. “Anak tiga dewa besar. San anaknya Hades, Mingi anaknya Poseidon. Anaknya Zeus ya ka Hongjoong” kata Wooyoung. “Kaget ya? Hehe.. Santaii.. Kita ga sangar kaya ka Hongjoong kok” kata San. Yeosang mengerutkan dahinya. San ini beneran anak Hades? Kok ga nyeremin?

“Udah ayo makan. Nanti keburu abis makanannya” kata Mingi sambil merangkul Yeosang. “Aduhh. Iya iya sabar dong” kata Yeosang. Kelimanya pun berjalan menuju dapur bersama. Terlihat sudah banyak orang yang berkumpul untuk sarapan.

“Ayo cepet ambil sarapannya. Nanti keburu penuh kursinya” kata Yunho sambil mendorong Yeosang masuk ke dalam barisan. Setelah mengambil makanan, kelimanya mengedarkan pandangan ke seluruh tempat. Mencari tempat yang kosong.

“Oh itu ada sama ka Seonghwa, ka Hongjoong” kata Wooyoung. Belum Yeosang protes, mereka sudah berjalan menuju meja yang Hongjoong dan Seonghwa gunakan. “Ka Hwa, kita ikut disini ya” kata Yunho. “Silahkan” kata orang yang dipanggil Seonghwa tadi. “Ayo Yeosang duduk” kata San.

Yeosang pun duduk di kursinya, tepat di sebelah San. “Kamu Yeosang? Selamat datang di Camp!! Aku Seonghwa, son of Athena” kata Seonghwa. “Aku sudah tau. Sakura semalam memberitauku kalau kakak pacarnya ka Hongjoong” kata Yeosang. “Sakura juga seumuran dengan kami. Harusnya kamu memanggilnya kakak juga” kata Hongjoong.

Oke Yeosang baru tau. Salah sendiri Sakura tidak memberitaunya. “Wooyoung, abis ini, ajak Yeosang berkeliling” kata Seonghwa. “Siap!!” Seru Wooyoung. Yeosang ingin menolak, tapi dia tidak enak pada Seonghwa. Soalnya Wooyoung berisik :(

“Haiii!!” Seorang pemuda dengan senyum menggemaskan datang menghampiri mereka. “Jongho!! Sini duduk.. Ya ampun jarang banget liat kamu” kata Seonghwa yang langsung menyuruh Jongho duduk di sampingnya. “Hai Ka Hwa!! Aku lagi sibuk bikin strategi latihan sama ka Eunbi jadi jarang makan bareng” kata pemuda yang dipanggil Jongho itu.

“Siapa dia?” Tanya Yeosang sambil berbisik pada San. “Anak kesayangannya Ka Seonghwa. Jongho, son of Ares” kata San. “Halo, anak baru kan? Jongho, son of Ares” kata Jongho sambil mengulurkan tangannya pada Yeosang. “Yeosang, son of Aphrodite” kata Yeosang sambil menjabat tangan Jongho.

“Aku tidak sabar bertemu denganmu di arena” kata Jongho. San, Mingi dan Hongjoong pun terkejut saat Jongho berkata seperti itu. Begitu pula Seonghwa. Sedangkan Yunho dan Wooyoung terkesan tidak peduli dan melanjutkan makan mereka.

Ketika seorang anak Ares berkata seperti itu, tandanya, orang tersebut adalah petarung yang hebat. “Sangat menarik melihat pria yang merupakan anak Aphrodite memiliki bakat petarung” kata Hongjoong. “Betul. Tinggal dilatih, dan dia bisa sangat mematikan. Kartu As” kata Jongho.

“Tunggu, dari kemarin kalian bilang aku mematikan. Emangnya kenapa sih?” Kata Yeosang. “Aphrodite punya kekuatan charmspeak dimana semua orang akan menurutimu, karena kalian terlalu indah. Dan kamu cowo. Lebih bahaya lagi” kata Seonghwa. Yeosang memijit dahinya, tidak tau jika keberadaannya begitu berbahaya.

“Tapi tidak apa. Asal kamu tidak berniat mengkhianati para dewa, bakatmu tidak akan mematikan bagi kami” kata Jongho. Yeosang meneguk ludahnya sendiri. Benar-benar anak Ares di hadapannya ini tidak kenal takut.

“Bagaimana jika kamu ikut denganku ke arena habis ini?” tanya Jongho.


Yeosang mempertanyakan dirinya yang setuju untuk mengikuti Jongho ke arena. Arena itu sebenarnya adalah padang rumput yang luas, dan ada beberapa orang yang sedang berlatih pedang, panah dan pistol. Jongho berjalan menuju seorang wanita dengan rambut pendek hitam.

“Ka Eunbi!! Aku bawa orang baru” kata Jongho. Wanita yang dipanggil Eunbi itu pun berbalik dan Yeosang tercekat akan pandangan wanita itu. Sangat tajam dan seolah-olah dapat membunuhnya kapan saja. “Son of Aphrodite?” tanya Eunbi. Jongho mengangguk.

“Kenalkan, aku Eunbi, daugther of Ares. Aku pemimpin kabin Ares sekaligus pemimpin pasukan” kata Eunbi. “Halo ka Eunbi” kata Yeosang. “Aku bisa merasakan bakat petarung luar biasa dalam dirimu” kata Eunbi. “Benarkah?” Tanya Yeosang. Eunbi mengangguk, “tinggal dilatih saja” lanjutnya.

“Kamu yang latih ya” kata Eunbi sambil menepuk kepala Jongho. “Ehhh?? Kenapa aku?” Tanya Jongho. “Kamu yang nemuin dia pertama kali. Jadi kamu yang latih” kata Eunbi. “Baiklahh” kata Jongho. “Selamat tinggal. Belajar dari Jongho ya, dia galak” kata Eunbi sambil menepuk bahu Yeosang dan pergi meninggalkan keduanya.

“Ka Yeosang, pegang pedang ini. Kemudian angkat seperti ini” kata Jongho sambil memberikan pedang pada Yeosang. Yeosang pun mengikuti arahan Jongho. “Kakak harus melindungi titik vital kakak. Jangan sampai musuh liat kalo bagian itu kosong dan nyerang kakak” jelas Jongho.

Yeosang pun belajar banyak dari Jongho. Yeosang akui Jongho adalah petarung yang hebat. Jongho juga sabar mengajari Yeosang yang adalah pemula. “Sampai sini aja dulu ka. Besok kita latihan lagi” kata Jongho. “Oh? Kenapa?” Tanya Yeosang. “Kakak pasti cape. Pertama kali belajar” kata Jongho. “Lumayan sih” kata Yeosang. “Nahh, kakak bisa pulang ke kabin kalo mau. Sampai ketemu besok!!” Seru Jongho sambil merapikan pedang yang mereka gunakan tadi dan pergi menjauhi Yeosang.

Yeosang memperhatikan Jongho yang pergi sambil tersenyum. Ia pun berbalik, bermaksud untuk kembali ke kabinnya dan terkejut ketika mendapati dua anak Hermes di hadapannya. “Gimana latihannya?” Tanya Yunho. “Lumayan cape” kata Yeosang. Wooyoung pun memberikan dua coklat pada Yeosang. “Kalian dapet darimana?” Tanya Yeosang.

“Kita kan anak Hermes” kata Yunho. Tidak menjawab pertanyaan Yeosang sih tapi yaudahlah. “Kasih buat Jongho. Bilang aja kalo itu dari kamu” kata Wooyoung. Kemudian Yunho dan Wooyoung pun pergi meninggalkan Yeosang. “Kak? Belom pulang?” Tanya Jongho yang tiba-tiba muncul. “Eh ini mau pulang. Btw, buat kamu” kata Yeosang sambil memberikan coklat tersebut.

Yeosang dapat melihat rona merah samar di pipi Jongho. Yeosang gemas!! “Terima kasih ka” kata Jongho.