My Personal Sunshine

Inspired by A Song to the Sun film (2006/Jpn), Midnight Sun film (2018/US), Midnight Sun musical drama (2021/Kor)

18.30

Seonghwa tersenyum ketika matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Ia pun membuka gorden jendela kamarnya dan melihat bulan yang sudah bertahta di atas langit. “Ma, Hwa ke rumah Yunho ya!!” Seru Seonghwa pada mamanya. “Iya sayang!! Yunho suruh makan malem disini aja” kata mamanya. “Siap!!” Seru Seonghwa.

Seonghwa pun mengambil jaketnya, kemudian dia pergi keluar dari rumahnya menuju rumah di seberangnya. “Yunho!! Ayo kita ke pasar malam!!” Seru Seonghwa. Seonghwa ingat bahwa Yunho pernah berjanji untuk membawanya ke pasar malam. “Sebentar ka!!” Seru Yunho dari dalam rumahnya.

Tak lama kemudian, Yunho keluar dari rumahnya dengan jaket denim kesayangannya. “Yuk kak” kata Yunho. Seonghwa pun mengangguk. “Eh, nanti makan di rumah ya. Mama masak banyak” kata Seonghwa. “Duh tante baik banget deh, perhatian sama anak kos macem aku. Tau aja lagi akhir bulan, seret duit” kata Yunho. “Mohon maaf nih, anak kos mana yang bawa civic ya? Kamu mah ga ada istilah akhir bulan atau seret duit” kata Seonghwa.

“HAHAHA iya sih. Eh tapi itu kan duit orang tuaku, bukan duit aku. Terus mobilnya kan punya papaku” kata Yunho. “Ya sama aja Jung Yunho” kata Seonghwa sambil menabok bahu Yunho. “Udah ah ayo jalan. Nanti aku keburu pingsan duluan digebukin kamu terus” kata Yunho sambil mengenggam tangan Seonghwa.

Keduanya pergi ke pasar malam yang diadakan dekat rumah mereka. “Yunho, kalo siang, pasar malemnya ada yang datengin ga?” Tanya Seonghwa. “Ya ga ada dong ka, namanya juga pasar malem. Kalo siang, kita tuh main ke amusement park” kata Yunho. “Di amusement park ada apa aja Yun?” Tanya Seonghwa.

“Hm kaya pasar malem, tapi lebih banyak permainan ekstremnya. Kaya roller coaster, gyro drop. Banyak pokoknya deh” kata Yunho. “Pasti seru bisa main siang-siang” kata Seonghwa. “Seru. Tapi ga enaknya, kita jadi gampang keringetan tau” kata Yunho. “Huft.. Sayang banget aku ga bisa keluar rumah kalo siang-siang” kata Seonghwa sambil mendengus.

Yunho mengelus rambut kekasihnya dengan sayang. Seonghwa mengidap penyakit Xeroderma pigmentosum. Penyakit ini merupakan gangguan genetis dimana penderitanya mengalami penurunan kemampuan untuk memperbaiki DNA yang rusak karena sinar ultraviolet. Maka dari itu, Seonghwa tidak bisa terkena cahaya matahari sedikit pun, atau ia akan mengalami sunburn yang parah dan berujung pada kerusakan sistem saraf.

“Tapi langit malem juga ga kalah indah loh kak. Kalo siang kita ga bisa liat bintang, tapi kalo malem bisa liat bintang” kata Yunho sambil menunjuk langit malam yang bertabur bintang. “Hm.. Iya sih.. Tapi matahari itu kan bintang terbesar di alam semesta” kata Seonghwa. “Duh susah ngomong sama orang pinter” kata Yunho dan Seonghwa pun tertawa lepas setelahnya.

Mereka pun sampai di pasar malam. Dan tanpa disangka, mereka bertemu dengan San serta kekasihnya Wooyoung. Seonghwa mengenalnya sebagai sahabat dari kekasihnya, namun Seonghwa juga dekat dengan keduanya. Bahkan ia menganggap Wooyoung seperti adiknya sendiri. “Ka Seonghwa~~~” seru Wooyoung sambil memeluk Seonghwa.

“Wooyoung!! Aduh kakak kangen banget sama kamu” kata Seonghwa sambil menepuk-nepuk punggung Wooyoung. “AKU? KANGEN AKU GA??” seru San. “Berisik” kata Yunho sambil menutup mulut San. “Iyalah kangen juga sama San” kata Seonghwa sambil menepuk kepala San pelan.

“Kakak mau main apa? Kita mau masuk ke rumah hantu” kata Wooyoung setelah ia melepaskan pelukannya pada Seonghwa. “Kita mau keliling-keliling dulu. Dan aku ga berniat masuk ke rumah hantu” kata Seonghwa. “Ihh ka Hwa payah” kata San. “Aku ga ngerti kenapa ada orang yang mau bayar buat ditakut-takutin” balas Seonghwa.

“Udah udah, ayo kita jalan lagi” kata Yunho sambil mendorong Seonghwa. Kalau dilanjutkan, bisa-bisa mereka gagal bermain di pasar malam. “Tau kamu mah San. Jangan ganggu ka Hwa” kata Wooyoung sambil menarik tangan San menjauhi keduanya.

Setelah berpamitan dengan San dan Wooyoung, Yunho mengajak Seonghwa bermain di stand melempar kaleng. “Ayo kita main” kata Yunho. “Okee!!” Seru Seonghwa. Keduanya pun bermain sampai lelah dan kembali ke rumah Seonghwa untuk makan malam.

Dalam perjalanan pulang ke rumah Seonghwa mengenggam erat tangan Yunho. “Bentar lagi kamu ulang tahun ka. Mau hadiah apa?” Tanya Yunho. “Gausah hadiah. Kamu aja udah jadi hadiah terbaik aku, my personal sunshine” kata Seonghwa sambil menarik pelan hidung Yunho.

Yunho pun terkekeh kemudian merangkul Seonghwa. “Tapi aku punya satu impian sih” kata Seonghwa. “Apa tuh?” Tanya Yunho. “Aku mau ngerayain ulang tahunku di pantai sambil liat sunrise. Aku liat temen-temenku sering kaya gitu” kata Seonghwa. Yunho pun terdiam, tidak tau harus merespon apa.

“Tapi ka, kakak tau hal itu mustahil bisa diwujudin kan kak?” Tanya Yunho dengan ragu. Seonghwa tersenyum, kemudian ia berjinjit untuk mengecup bibir Yunho. “Yunho, penyakitku udah komplikasi. Udah ga ada harapan lagi. Setidaknya, sebelum aku pergi, aku pengen liat matahari terbit, sekali aja” kata Seonghwa.

“Kak..” kata Yunho dengan lirih. “Tapi, itu nanti aja dipikirin hehe.. Yang penting aku masih bisa sama kamu” kata Seonghwa sambil menggandeng tangan Yunho. Yunho menghela nafasnya. Ia tau, cepat atau lambat, kekasihnya pasti akan pergi, mengingat penyakit itu sangat rentan terhadap sinar ultraviolet.

“Yunho, gausah dipikirin oke? Biarkan waktu yang menjawab aja. Aku masih kuat kok” kata Seonghwa sambil menangkup pipi Yunho. Yunho akhirnya mengangguk mantap, “aku percaya sama kamu kak. Kamu orang yang kuat” kata Yunho.

Beberapa hari kemudian, Yunho mendapatkan telepon dari orang tua Seonghwa jika Seonghwa saat ini berada di rumah sakit. Tanpa basa-basi, Yunho segera pergi menuju rumah sakit tempat Seonghwa dirawat.

Sesampainya disana, Yunho melihat raut wajah kedua orang tua Seonghwa yang terlihat sedih. Yunho tau, waktunya tidak lama lagi. “Om, tante..” panggil Yunho. “Yunho, kamu udah dateng, nak?” Kata Mamanya Seonghwa sambil menghampiri Yunho. “Ka Seonghwa.. Gimana?” Tanya Yunho.

Mamanya Seonghwa hanya menggeleng, kemudian ia pun menangis. Papanya Seonghwa hanya mampu menepuk-nepuk punggung istrinya tersebut. “Yunho, Seonghwa punya satu impian. Dia mau ulang tahunnya dirayain di pantai. Sambil liat matahari terbit. Kamu mau bantu om sama tante wujudin itu?” Tanya papanya Seonghwa.

Yunho pun mengangguk walaupun dengan perasaan yang tidak rela. “Ayo kita wujudkan permintaan terakhir ka Seonghwa” kata Yunho sambil memaksakan dirinya tersenyum.


Beberapa jam setelahnya, Seonghwa pun terbangun. Ia sadar dirinya berada di rumah sakit, namun anehnya, tidak ada infus yang biasanya menghiasi tangannya. Matanya menatap jam yang ada di ruang rawat itu, jam 4 pagi.

Seonghwa menatap sekelilingnya, dan mendapati Yunho di sampingnya. “Yunho?” Panggil Seonghwa. Yunho pun membuka matanya. “Ka?? Udah sadar? Masih pusing ga?” Tanya Yunho. Seonghwa menggeleng, dia beneran udah ga pusing kok!!

“Ikut aku yuk” kata Yunho. “Kemana?” Tanya Seonghwa. “Liat sunrise. Katanya mau rayain ultah sambil liat sunrise” kata Yunho. “Ultahku kan minggu depan?” Tanya Seonghwa. “Early birthday ka” kata Yunho. Seonghwa pun terkekeh, “Ayo!!” Kata Seonghwa.

Yunho pun mengendarai mobilnya menuju salah satu pantai terindah di kota mereka. “Udah sampe ka. Yuk keluar. Kita bawa kuenya” kata Yunho. “Yey!!! Berapa lama lagi sunrisenya??” Tanya Seonghwa dengan semangat. Yunho mengecek jam tangannya, “harusnya bentar lagi sih ka” kata Yunho.

“Yaudah yuk keluar” kata Seonghwa sambil membawa kuenya perlahan. Yunho dan Seonghwa pun berjalan keluar dari mobil. Seonghwa terpekik senang ketika kakinya menginjak pasir. “Seneng ka?” Tanya Yunho. “Seneng lah!!” Seru Seonghwa. “Yuk kita duduk, terus kita nyalain lilinnya” kata Yunho.

Keduanya pun terduduk di pasir. Yunho menusuk lilin di atas kue ulang tahun Seonghwa dan kemudian menyalakan apinya. “Selamat ulang tahun pacarnya Yunho!!” Kata Yunho. “Terima kasih Yunho!!” Kata Seonghwa sambil tersenyum. Seonghwa pun menutup matanya untuk berdoa, kemudian meniup lilinnya.

“Apa harapan kamu?” Tanya Yunho. “Buat ketemu kamu di kesempatan kedua” kata Seonghwa. Yunho mengelus rambut Seonghwa dan membawa tubuh kurus itu ke pelukannya. “Aku juga berharap yang sama. Di kehidupan kedua, aku nemuin kamu lagi, tapi dalam keadaan yang sehat” kata Yunho. “Haruslah” kata Seonghwa sambil tersenyum.

Sinar matahari perlahan muncul di pantai yang gelap itu. “Liat udah mau sunrise kak” kata Yunho. Seonghwa pun melepaskan pelukannya pada Yunho dan memandang matahari yang perlahan terbit. “Wahh bagus banget ya..” kata Seonghwa. Yunho pun memandang sunrise tersebut sambil tersenyum. Dia bisa mewujudkan permintaan terakhir Seonghwa.

Yunho menangis ketika ada beban yang menimpa bahunya. “Yunho, jangan sedih ya.. Seonghwa seneng banget hari ini. Seonghwa tidur dulu ya Yunho..” kata Seonghwa sambil menutup matanya. Sudah. Seonghwa menghembuskan nafas terakhirnya, tepat ketika matahari telah terbit sepenuhnya.

Yunho pun menangis kencang. Meraung karena kekasihnya meninggal tepat di pelukannya. Yunho melihat wajah Seonghwa yang penuh dengan sunburn. “Even with sunburn, kamu tetep indah ka. Sampai bertemu lagi di kehidupan selanjutnya” kata Yunho sambil tersenyum.


I'll go meet you when the sunsets So you won't be lonely I'll go meet you when the moonlight comes down I'll go to you

Shinee Onew/Nu'est Baekho/Got7 Youngjae/Day6 Wonpil – When the Sun Goes Down