One Day at A Time
Yunho tersenyum ketika Mingi mengangkat video callnya. “Malem Mingi!!” Seru Yunho. “Selamat pagi, Prince. Disana jam 7 pagi kan?” Kata Mingi. “Iya, di Seoul jam 7 pagi. Disana jam berapa Gi?” Tanya Yunho. “Jam 11 malem nih” kata Mingi.
“Gimana hari ini Gi?” Tanya Yunho dengan semangat. “Lumayan cape. Aku hari ini ikut penelitian dosen lain. Terus aku bantuin temenku yang baru buka cafe. Baru pulang tadi jam setengah 11 terus aku langsung mandi” kata Mingi.
“Huhu kasian pacar aku cape banget :(( Kamu kenapa ga bobo aja? Kenapa kamu telepon aku??” Kata Yunho. “Aku mau mastiin pacarku yang suka telat bangun ini bisa bangun cepet terus mandi” kata Mingi sambil tersenyum. “Hehe kamu tau darimana aku suka bangun telat?” Kata Yunho.
“Siapa lagi kalo bukan mama kamu” kata Mingi sambil terkekeh. Yunho pun ikut tertawa mendengar tawa Mingi. Namun tiba-tiba wajahnya menjadi sendu. “Aku kangen Igi” kata Yunho. Mingi pun ikut tersenyum sendu melihat wajah Yunho. Apalagi ketika Yunho sudah memanggilnya dengan panggilan Igi.
“Sabar ya, prince. Aku masih gatau bisa pulang kapan. Kerjaanku disini masih banyak banget” kata Mingi. “Aku pengen peluk Igi, mau ikut Igi jalan-jalan” kata Yunho. “Iya, nanti kalo aku pulang ke Korea, kita jalan-jalan yaa.. Kita beli jajanan yang banyak terus kita nonton deh” kata Mingi. “Mingi cepet pulang ya. Yunho kangen banget sama Igi” kata Yunho.
“Iya sayang. Mingi juga kangen banget sama kamu. Yuyu mau nungguin Igi kan?” Kata Mingi. “Iya!! Yuyu selalu nunggu Igi!!” Kata Yunho dengan senyuman paling manis. Mingi ikut tersenyum melihatnya. Memang, senyuman Yunho tidak pernah gagal membuatnya terpukau.
“Udah dulu teleponannya ya Yun. Kamu harus bantuin cafenya mama kan? Aku juga harus tidur” kata Mingi. “OH IYA!! Selamat malem Igi. Semoga mimpi indah!! Jangan lupa sayang sama aku. Aku sayang Mingi!!” Kata Yunho. “Aku juga sayang sama Yunho” kata Mingi.
Kemudian keduanya pun hening, tanpa ada niat mematikan sambungan video call tersebut. “KOK GA DIMATIIN?” tanya Yunho. “Kamu aja yang matiin” kata Mingi. Dan akhirnya Yunho pun memutuskan sambungan tersebut.
Mingi memperhatikan layar hitam di hadapannya sambil tersenyum. Tangannya membuka laci meja belajarnya, kemudian mengambil passport dan tiket dari sana. “Aku pulang sayang” kata Mingi.
Yunho tersenyum ketika mendapati Seonghwa, Wooyoung dan Jongho yang datang berkunjung ke cafenya. “Sudah lama sekali ya kita ga ngumpul kaya gini” kata Seonghwa. “Betul!! Kakak sih sibuk banget” kata Wooyoung pada laki-laki paling tua itu. Seonghwa mencubit pipi Wooyoung dan si empunya pipi hanya bisa meringis.
“Kakak kan kerja di kantor, ya makanya jam kerjanya juga formal. Emang kamu yang freelancer?” Kata Seonghwa. “Ka Wooyoung tuh definisi pengangguran banyak duit” kata Jongho. “Mulut kamu makin pedes sejak tunangan sama Yeosang” kata Wooyoung.
Di antara mereka berempat, memang Jongho yang sudah selangkah lebih maju dalan hubungannya. Jongho sudah bertunangan dengan Yeosang, yang merupakan CEO dari perusahaan dimana Seonghwa bekerja. “Kamu udah kasih tau Mingi? Kakakmu itu bisa ngambek kalo ga dikasih tau” kata Yunho.
Mingi sendiri adalah kakak tiri dari Jongho. Walaupun status mereka adalah saudara tiri, Mingi sangat menyayangi dan melindungi Jongho layaknya adik kandung. “Udah kok!! Tapi ka Igi bilang dia belum tau kapan pulang” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya.
Yunho mengelus kepala Jongho. Seberapapun rindunya dia, Jongho pasti lebih merindukan Mingi. “Sabar ya, ka Igi pasti pulang bentar lagi” kata Seonghwa. “Nanti kalo dia ga pulang, aku seret dia” kata Wooyoung. Dan keempatnya pun tertawa.
Sampai, Seonghwa melebarkan matanya ketika matanya menangkap pria yang datang ke cafe Yunho. Wooyoung juga sama terkejutnya, karena mereka berdua duduk berhadapan dengan pintu cafe. Pria tersebut meminta Seonghwa dan Wooyoung untuk diam. Ia merangkul dua sosok pria manis di hadapan Seonghwa dan Wooyoung itu.
“Haloooo, Igi disini” kata pria tersebut yang adalah Mingi. Dan sudah dipastikan, Yunho serta Jongho segera berbalik dan memeluk Mingi. “Hueeeee ka Igi pulang!! Ka Igi pulang!!” Seru Jongho sambil memeluk leher Mingi. Yunho sendiri melepaskan pelukannya sebentar. Jongho pasti merindukan Mingi.
“Katanya adek kecil kakak tunangan ya?? Selamat dong kalo gitu. Nanti ga bisa kakak peluk-peluk lagi” kata Mingi sambil mengelus rambut Jongho. “Engga kok!! Kakak bisa tetep peluk-peluk aku” kata Jongho dengan gemas. Mingi pun mengusak rambut Jongho.
“Nah ini bayi gede ga kangen aku?” Tanya Mingi. Yunho mendengus kemudian memeluk Mingi dengan erat. Yunho rasanya mau menangis ketika ia dapat menghirup parfum Mingi. “Jangan nangis” kata Mingi sambil mengelus punggung Yunho.
“Siapa yang nangis??” Tanya Yunho. “Iya iya ga nangis” kata Mingi sambil terkekeh. “Kamu lagi libur apa gimana?” Tanya Seonghwa. “Aku balik ka. Kerjaanku di Inggris udah selesai. Jadi ya balik kesini” kata Mingi. “Berarti kamu kerja di kampus lagi?” Tanya Yunho. Mingi mengangguk, “minggu depan mulai kerja. Minggu ini fokus dulu ke diri sendiri supaya ga jetlag, HAHA” kata Mingi.
“Asik Yunho udah ga LDR” kata Wooyoung. Yunho rasanya mau melempar gelas ke kepala sahabatnya itu, tapi ia urungkan. Cafènya masih ada orang. Ga lucu kalo nanti ada berita 'seorang owner Cafè ditangkap setelah melakukan kekerasan pada sahabatnya sendiri.'
“Eh iya, Yunhonya gue pinjem dulu ya” kata Mingi sambil menggenggam tangan Yunho. “Eh kamu ga balik dulu? Kopernya gimana?” Tanya Yunho. “Santai sih ka, ada Jongho ini. Udah sana kalian pergi berdua” kata Jongho sambil mendorong Yunho. “Jangan berantakin cafè loh!!” Seru Yunho. “Iya iya bawel” kata Wooyoung.
“Kamu ga cape gi??” Tanya Yunho ketika mereka sampai di tempat tujuan. Mingi membawanya menuju sebuah bukit yang tidak begitu jauh dari cafènya berada. “Cape ku ilang ketemu kamu” kata Mingi. “Dih gombal, ga mempan” kata Yunho tertawa.
Yunho memeluk lengan kanan Mingi dan menyandarkan kepalanya di bahu Mingi. “Kangen” kata Yunho. “Aku juga. Kamu makan bener kan disini?” Tanya Mingi. “Tenang, kamu kan tau urusan makan mah aku paling depan” kata Yunho.
Keduanya pun terdiam, menikmati kehadiran satu sama lain. Sebelum Mingi bergerak, merogoh sesuatu dari kantongnya. “Kenapa Gi?” Tanya Yunho yang penasaran. “Hehe.. Aku tuh bukan orang romantis, kamu tau kan? Jadi ini, buat kamu” kata Mingi sambil memberikan sekotak beludru.
Yunho terkejut, ia pun menutup mulutnya dengan tangan. Mingi membuka kotak beludru tersebut dan ada sepasang cincin di dalam kotak tersebut. “Ayo habiskan waktu bersamaku sampai kita tua dan meninggal bersama” kata Mingi sambil tersenyum.
Yunho tidak dapat menahan air matanya, ia pun memeluk Mingi dengan erat. “Makasih.. Hiks.. Mingi makasihh..” kata Yunho. Mingi terkekeh sambil mengelus punggung Yunho. “Jadi akunya diterima ga nih?” Tanya Mingi. “KOK MASIH NANYA?” tanya Yunho. “HAHAHA iya iya aku tau jawabannya kok” kata Mingi sambil mengecup pelipis Yunho.
Hari itu, adalah hari paling menyenangkan untuk Yunho. Selain Mingi yang kembali di dekapannya, Yunho mendapati dalam beberapa bulan ke depan, namanya akan berganti menjadi Song Yunho. Selamat Yunho!!