Answer
Jongho pun mendudukan dirinya di trotoar. Di hadapannya, ada San, Wooyoung, Yunho dan Mingi. Hongjoong tidak bisa menemani mereka mencari Yeosang karena ada urusan dan Seonghwa yang sibuk mengerjakan tugas.
“Ka Yeosang tuh kemana sih?? Kerjaannya bikin pusing orang” kata Jongho. Jongho merapatkan kakinya dan ia melipat tangannya. Setelah itu, ia menundukkan dirinya. Yap, benar, Jongho menangis. Si bungsu itu jarang menangis, dan jika ia menangis, berarti ia memang sangat lelah.
“Jongho.. Jangan nangis, kita cari lagi ya?” Kata Wooyoung sambil menepuk bahu Jongho. “Mending lo berdua pulang, San, Woo. Kalian udah nyari dari sore. Kalian belom mandi” kata Mingi. “Jongho gimana?” Tanya San. “Sans, ada kita. Dah lo balik ya? Gantian sama kita” kata Yunho. “Yodah, gue balik ya.. Gapapa kan Jong kalo abang balik?” Tanya Wooyoung.
“Iya bang gapapa. Makasih banyak” kata Jongho. “Kalo Yeosang ada kabar, kabarin ya?” Kata San. “Iyaa” kata Jongho. Kemudian, San dan Wooyoung pun pergi meninggalkan mereka bertiga. “Terus, sekarang, kita mau nyari kemana lagi?” Tanya Mingi. “Gatau bang. Cape banget gue” kata Jongho. “Coba telepon Yeosang lagi. Siapa tau dia angkat” kata Yunho.
Jongho pun kembali menghubungi Yeosang. “ADA NADA SAMBUNG!!” seru Jongho. Pasalnya, sedari sore, ketika Jongho berusaha menghubungi Yeosang, dikatakan bahwa hp Yeosang tidak aktif. Kemudian, nada dering itu pun berhenti. Jongho menggigit bibirnya, menunggu jawaban dari seberang sana.
“Jongho?” Jongho rasanya ingin menidurkan dirinya di jalan saat ini ketika mendengar suara Yeosang. “KANG YEOSANG LO DIMANA SIH HAH? BIKIN KHAWATIR TAU GA?” seru Jongho. Mingi dan Yunho pun heboh sendiri ketika Jongho menjawab seperti itu, tandanya Yeosang menjawab telepon Jongho.
“Maaf” kata Yeosang di seberang sana. “Dah sekarang share loc, lo ada dimana ka? Gue samperin” kata Jongho. “Lo sama siapa?” Tanya Yeosang. “Bang Igi sama bang Yunho” kata Jongho. “Mereka suruh pulang aja. Gue pengen ketemu lo doang” kata Yeosang.
“Bang, kalian berdua pulang ya? Ka Yeo maunya gue aja yang nyamperin” kata Jongho pada Mingi dan Yunho. “Beneran gapapa lo sendiri?” Tanya Yunho. “Benerann.. Gue kan cowo juga, bang. Kabarin aja kalo ka Yeo udah ketemu dan gue lagi nyamperin kesana” kata Jongho. “Oke. Yeosang, ini terakhir kalinya lo ngilang ya anjir. Ga bakal gue cariin lagi kalo ada kedua kali” kata Mingi.
“Iya-iya. Aku dah share loc Jong. Hati-hati” kata Yeosang. “Oke” kata Jongho. “Hati-hati Jong” kata Yunho. “Siap bang!! Sampe ketemu besok!!” Seru Jongho. Jongho pun menggunakan helmnya dan mulai melajukan motornya menuju tempat Yeosang.
Jongho memarkirkan motornya di sebuah hotel & villa. Jongho melihat ada mobil Yeosang terparkir disana. Jongho pun memarkirkan motornya di parkiran motor dan segera masuk ke dalam. “Permisi, saya udah ada janji dengan Kang Yeosang” kata Jongho pada resepsionis hotel tersebut.
“Oh silahkan jalan lurus terus ke belakang, ka. Disana ada satu rumah, nah itu villa punya keluarga Kang” kata resepsionis tersebut. “Terima kasih” kata Jongho. Jongho pun segera berjalan menuju rumah yang dimaksud. Dan ketika Jongho sampai, Jongho terperangah melihat pemandangan di tempat itu.
Tempat itu terpisah dengan hotel di depan. Seperti ada pagar pembatas dan ada rumah bergaya modern di dalam pagar pembatas. Ketika Jongho keluar dari hotel, Jongho dapat melihat pemandangan kota pada malam hari. “Jongho!!”
Jongho menoleh dan mendapati Yeosang yang sedang duduk di rumput dan memandangi pemandangan kota. Jongho mendekati Yeosang dan duduk di samping pria tersebut. “Bagus ya??” Tanya Yeosang. “Iya bagus banget” kata Jongho. “Maaf. Kamu pasti khawatir banget” kata Yeosang.
“Aku tadi baca comment. Banyak yang bilang kalo nilaiku ga murni. Kemenanganku ga murni karna papaku rektor” kata Yeosang. Jongho mau membalas perkataan Yeosang sebelum pipinya dikecup oleh Yeosang. “Sabar. Aku belom selesai. Dan aku kesel banget ketika mereka bawa-bawa anak tongkrongan. Bawa-bawa kamu.
Dibilangnya kalian ga ada yang bener lah, apalah. Aku kesel banget, mereka gatau realitanya kaya apa. Dan aku kesel sama diri aku sendiri karena aku ga bisa belain kamu. Makanya aku kesini. Papa lupa kalo kita punya tempat ini atas namaku, dan aku sering kesini kalo lagi kalut” jelas Yeosang panjang lebar.
“Ka..” kata Jongho. “Maaf. Harusnya aku ga langsung kabur” kata Yeosang. “Ka Yeo, kita ga perlu denger omongan orang lain yang jelek. Emang orang lain tuh demen banget komentarin hidup orang. Nahh, kitanya gausah dengerin omongan yang ga guna itu. Kalo ada omongan dari orang lain, ambil yang baiknya aja. Yang buruknya gausah dengerin. Ngerti pacarnya Jongho?” Kata Jongho sambil menangkup pipi Yeosang.
“Iya iya.. Maaf ya.. Aku janji ga bakal kabur lagi” kata Yeosang. “Gitu dong..” kata Jongho. Yeosang pun menyandarkan kepalanya di bahu Jongho. “Izin ke tante, Jong. Bilangin kamu nginep sama aku” kata Yeosang. “Iya.. Kakak udah bilang sama om?” Tanya Jongho. “Udah sayang” kata Yeosang.
Malam itu, pemandangan kota ketika malam hari, menutup kisah manis antara Yeosang dan Jongho. Dalam hatinya, Yeosang berjanji untuk tidak kabur lagi dan memilih perkataan yang baik dan berguna untuknya.