KABUR
Yeosang saat ini sedang duduk di kantin. Teman-teman dan kekasihnya masih ada urusan, sehingga Yeosang sebagai introvert yang berdedikasi, lebih memilih menyendiri di pojokan kantin.
Tangan kanannya mengapit rokok dan tangan kirinya sedang melakukan scrolling di sosial media. Yeosang tersenyum bangga ketika ia melihat nama dan fotonya terpampang di sosial media kampus karena kemenangannya di lomba kemarin.
“Ga sia-sia gue belajar dari pagi ketemu pagi” gumam Yeosang. Yeosang menekan kolom komentar postingan tersebut. Tangannya terus berselancar di kolom komentar tersebut. Sampai, tangannya berhenti ketika melihat beberapa komentar yang kurang mengenakan.
“Eh ini Yeosang yang anak rektor itu? Dia nyuap panitianya ga sih biar menang“
“Enak banget ya jadi anak rektor, nilai sama lomba lancar banget“
“Nilai Yeosang murni ga sih? Jangan-jangan hasil manipulasi“
“Bisa jadi, soalnya kerjaan dia kan nongkrong doang“
“Kok Jongho mau sama Yeosang yang anak berandalan gitu sih? Oh dianya juga anak tongkrongan sih“
“Anak tongkrongan itu ga ada yang bener“
Sudah!! Yeosang tidak tahan membaca komentar itu lagi. Yeosang pun mematikan koneksi internetnya. Ia beruntung jika ia tadi membawa mobil. Ia pun melajukan mobilnya pergi ke suatu tempat. Dimana hanya ia sendiri yang tau tempat tersebut.
Jongho menghela nafasnya lega setelah kelas terakhirnya selesai. “Akhirnya selesai juga” kata Jongho. “Jongho!! Tolong ambilin proposal di rektor dong. Udah ditanda tangan katanya. Gue mau ngurus venue dulu” kata teman Jongho yang merupakan ketua dari Himpunan Jurusannya.
“Yahh harus gue banget nih?” Tanya Jongho. Bukannya kenapa, dia malu sebenernya :) Rektor kampusnya kan ayahnya Yeosang. Walaupun dia pernah ketemu ayah pacarnya itu di luar kampus, tetep aja dia malu :'))
“Iya Jong, lo doang yang lagi nganggur. Anak-anak lain lagi ngurusin venue juga” kata temannya itu. “Yaudah oke. Nanti langsung gue anter atau gimana?” Tanya Jongho. “Lo bawa balik dulu juga gapapa. Bawa besok aja” kata temannya itu. “Okee” kata Jongho. “Makasih ya mbul~~” kata temannya itu. “Ishhh iya iya” kata Jongho.
Jongho pun berjalan menuju ruangan rektor. Tangannya mengetuk pintu tersebut dan masuk ke dalam ketika diperbolehkan masuk. “Selamat sore, pak. Saya dapat info katanya proposal acara jurusan Ilmu Komunikasi sudah disetujui. Saya diminta untuk mengambil proposalnya pak” kata Jongho.
“Oh iya iya, ini proposalnya. Maaf ketahan dua hari di saya, soalnya saya masih ada urusan” kata rektor kepada Jongho sambil memberikan satu proposal. “Terima kasih pak. Saya izin keluar ya pak” kata Jongho. “Tunggu sebentar Jongho” kata rektor.
Jantung Jongho pun berdegup kencang. “Jongho, om boleh minta tolong?” Tanya rektor. Jongho mengerutkan dahinya. Rektor sekaligus ayah Yeosang ini mulai menggunakan panggilan yang biasa ia gunakan untuk memanggil pria itu. “Boleh om. Kenapa ya?” tanya Jongho. “Yeosang. Dia ga angkat telepon om dari pagi. Dichat juga ceklis satu. Om cek cctv rumah sama apartemen, dia ga ada disana” jelas ayah Yeosang.
Jongho pun panik. Ia mulai menggigit bibirnya, memikirkan kira-kira kemana Yeosang akan pergi. “Tolong cari Yeosang ya, Jongho? Yang penting om tau dia ada dimana” kata ayah Yeosang.
“HAH? YEOSANG NGILANG??” Tanya San. Saat ini Jongho sedang berbincang dengan San dan Wooyoung. Keduanya kebetulan masih berada di kampus dan keduanya adalah sahabat terdekat dari Yeosang. Barangkali Jongho menemukan titik cerah dimana keberadaan Yeosang.
“Aduh Kang Yeosang bener-bener bikin pusing” kata Wooyoung sambil memijat dahinya. “Bang, abang gatau tempat sembunyi ka Yeosang? Abang kan udah temenan lama sama ka Yeo” kata Jongho pada Wooyoung. “Gatau Jong. Sumpah.. Selama ini gue cuma tau apartement dia” kata Wooyoung.
“Apalagi gue, Jong. Gue kan baru kenal deket sama Yeosang pas SMA” kata San. Bahu Jongho auto lemas. Dia khawatir banget sama Yeosang. “Duh ka Yeosang kemana sih?? Bikin khawatir aja tau ga!!!” Seru Jongho.
“Tenang, tenang. Kita bantuin cari deh ya? Kebetulan kita bawa motor masing-masing” kata San. “Iya deh. Lo pulang dulu aja. Mandi, makan abis itu baru nyari Yeosang lagi” kata Wooyoung. “Tapi bang...” Kata-kata Jongho pun dipotong oleh San. “Gue tau lo khawatir, tapi pikirin badan lo juga. Jadi mandi dulu, trus makan. Baru kita cari Yeosang” kata San.
“Iya bang..” kata Jongho. Dan akhirnya Jongho pun kembali ke rumahnya, sedangkan San dan Wooyoung mencari Yeosang.