Yung!!” Wooyoung yang sedang tertidur pun langsung membuka matanya. Ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan mendapati member termuda dalam grupnya, Jongho bersimpuh dengan mata berbinar. “Jjongie?” Panggil Wooyoung memastikan.

Nee??” Kata Jongho dengan gemas. “Aduh gemes banget. Come here baby” kata Wooyoung sambil menggendong Jongho dan memangkunya. Jongho yang dipangku Wooyoung pun terlihat senang dan mengeluarkan coletahan yang tidak dipahami Wooyoung atau bubbling.

Wooyoung mengelus rambut Jongho. Memikirkan seribu alasan kenapa Jongho slip kembali. Padahal sudah cukup lama setelah terakhir kali anak itu slip. Menurut Wooyoung juga tidak ada hal yang membuat Jongho tertekan atau stress. “Yungg??” Panggil Jongho.

Pemikiran Wooyoung pun terpecah ketika Jongho memanggilnya kembali. “Kenapa, bayi?” Tanya Wooyoung. “Mau teddy. Teddy yang besal” kata Jongho. “Yaudah kita ambil di kamar Mingi ya?” Kata Wooyoung. “Eung!! Gendong~~” kata Jongho sambil mengulurkan tangannya kepada Wooyoung. Wooyoung pun tersenyum dan menggendong Jongho keluar dari kamar mereka.

Wooyoung masuk ke kamar Mingi dan mengambil boneka beruang besar milik Jongho. Boneka itu bahkan lebih besar dari tubuhnya, tapi Jongho sangat senang ketika Mingi kembali dari hiatusnya dan membelikan boneka itu untuknya.

Wooyoung menurunkan Jongho di sofa ruang tamu bersama bonekanya. Ia pun membereskan meja ruang tamu, memasang karpet juga pagar di sekeliling karpet agar Jongho yang sedang slip itu, tidak mengacak-acak dorm.

“Yuk masuk kesini, sayang” kata Wooyoung. Jongho mengangguk dan masuk ke dalam pagar sambil memeluk boneka tersebut. “Pake diaper dulu yuk?” Tanya Wooyoung. “Nda mau” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya. “Yaudah, tapi kalo mau pipis, panggil hyung ya? Hyung masak sarapan dulu okay?” Kata Wooyoung. “Kayy!!” Kata Jongho. Wooyoung pun tersenyum dan beranjak pergi ke dapur.


“Selamat pagi Wooyoung.” Wooyoung yang sedang memasak sup rumput laut itu hampir menjatuhkan sendok supnya ketika mendengar suara Hongjoong. “Astaga hyung!! Bikin kaget tau ga?” Kata Wooyoung. “Hehehe maaf maaf” kata Hongjoong. “Mau sarapan hyung?” Tanya Wooyoung. “Hm boleh deh. Aku bikin teh anget dulu” kata Hongjoong.

Yungggg!!! Mau pipisss” seru Jongho dari ruang tengah. “Kamu ga pakein diaper?” Tanya Hongjoong. “Anaknya ga mau. Sana hyung, urus dulu bayi gedenya” kata Wooyoung. Hongjoong pun beranjak meninggalkan ruang makan untuk mengurus Jongho. Dan tidak lama kemudian, Hongjoong sudah kembali.

“Hyung katanya mau bikin teh anget” kata Wooyoung. “Oh iya” kata Hongjoong sambil mengambil gelas untuk menyeduh teh. “Good morning” kata San yang sudah bangun dan mengecup pipi Wooyoung. “Morning.. Mau makan?” Tanya Wooyoung. “Boleh” kata San. “Aku bangunin yang lain dulu” kata Wooyoung.

“Jangan. Mending kamu makan dulu. Yang lain bisa bangun sendiri” kata San sambil menahan tangan Wooyoung. “Mending kamu suapin Jongho daripada bangunin yang lain” kata Hongjoong. “Jongho slip?” Tanya San. “Iya. Gatau kenapa bisa slip. Mau bangunin Yeosang tapi ga tega” kata Wooyoung. “Bubbling terus tuh” kata Hongjoong sambil tersenyum.

“Yaudah aku aja yang gendong si bayi” kata San sambil beranjak ke ruang tamu. “Aku bawa supnya kesini ya” kata Wooyoung. Setelah Wooyoung menempatkan sup buatannya di meja makan, San pun kembali sambil menggendong Jongho. “Hongjoong hyungg~~~ Liat nih ada yang ga mau mam” kata San.

SIAPA BILANG???” Kata Jongho dengan wajah sok garangnya. “Tadi ga mau mam” kata San dengan wajah pura-pura cemberut. “Tapi tapi, Jjongie masih mau main” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya.

“Mam dulu ya? Abis itu kita main bareng” bujuk Wooyoung. “Plomise?” Tanya Jongho sambil mengulurkan jari kelingkingnya pada Wooyoung. “Pinky promise” kata Wooyoung sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Jongho.

“Yuk makan. Hyung suapin” kata Wooyoung. “Jjongie mau mam sendili” kata Jongho. “San, tolong ambilin bib dong” kata Wooyoung. San pun mengangguk dan mengambil bib khusus orang dewasa dan memasangkannya di leher Jongho.

Hongjoong mengambil peralatan makan berbahan kayu untuk Jongho, sedangkan Wooyoung menyiapkan makanan untuk Jongho. “Nah, jangan berantakan ya mamnya” kata Wooyoung. “Neee!!!” Kata Jongho sambil tersenyum dan mulai memakan makanannya.

“Pagi~~~ Eh udah ada makanan aja” kata Seonghwa yang baru bangun. “Hwa yunggg!!!” Seru Jongho sambil merentangkan tangannya ke arah Seonghwa, meminta sebuah pelukan. “Halo sayang.. Lagi makan ya?? Duh pinternya mam sendiri” kata Seonghwa sambil mengelus rambut Jongho.

“Kamu kok langsung sadar kalo Jongho slip?” Tanya Hongjoong. “Dia pake bib. Terus, makannya juga berantakan” kata Seonghwa. “Wah... Emang ya Seonghwa hyung cocok punya keluarga sendiri. Hyung ga mau cepet-cepet nikahin Seonghwa hyung?” Kata San pada Hongjoong.

NDA BOLEH!! Aku mau sama Hwa yung, sama Joong hyung” kata Jongho sambil memeluk perut Seonghwa. “Tuh ga dibolehin San Hahaha” kata Hongjoong. “Ayo mamnya yang pinter” kata Seonghwa sambil mengelus rambut Jongho dan Jongho kembali memakan makanannya.


Yeosang termenung di ruang tamu. Setelah dirinya bangun dan menemukan Jongho yang slip, ia memikirkan alasan dibalik kekasihnya yang kembali slip. “Ga ada yang bikin dia tertekan deh asaan” kata Yeosang.

Yung??” Lamunan Yeosang sontak buyar ketika mendapati Jongho yang merangkak ke arahnya dan memandangnya dengan mata bulat jernih itu. “Hai sayang. Sini” kata Yeosang sambil memangku Jongho.

Jongho yang sedang merasa kecil itu pun menyandarkan kepalanya ke dada Yeosang dan Yeosang memangku tubuh Jongho. Yeosang menciumi rambut hitam lembut milik kekasihnya itu. Jongho sendiri hanya diam sambil memainkan jari-jari Yeosang.

Yunggg” panggil Jongho. “Kenapa sayang?” Tanya Yeosang. “Jjongie cape.. Jjongie mau main, mau pelukan sama yung” kata Jongho sambil menatap binar Yeosang. Yeosang tersenyum melihat mata yang berbinar itu memandangnya. Jadi itu alasannya. Jongho kelelahan dengan jadwal yang ada, dan ia hanya butuh istirahat. Beruntung, besok mereka sedang tidak ada jadwal.

Jjongie tidak mau menganggu hyung dan hyung lain” kata Jongho. “Iya sayang.. Hari ini, kita main bareng ya” kata Yeosang. Jongho pun tersenyum lalu menyenderkan kepalanya ke dada Yeosang dan terus berceloteh senang.

Yeosang memperhatikan sekelilingnya dan menemukan kertas origami. Tangannya mengambil kertas origami tersebut dan membentuknya menjadi bentuk burung. “Jjongie, ini bentuk apa coba?” Tanya Yeosang. Jongho mengalihkan pandangannya kepada origami tersebut kemudian memekik senang.

BUWUNGG!!” seru Jongho sambil berusaha mengambil origami berbentuk burung tersebut dari tangan Yeosang. “Ini hadiah buat Jjongie karena Jjongie udah jadi anak yang pinter” kata Yeosang sambil memberikan origami tersebut.

“Jjongiee~~~” Jongho mendongakkan kepalanya dan tersenyum sambil memamerkan giginya karena mendapati Yunho dan Mingi, dua kakak tiangnya yang sedari tadi tidak bisa dia temukan. “Liat nih, hyung punya apa buat Jjongie” kata Yunho sambil memberikan balon berbentuk beruang pada Jongho.

Ni apa??” Tanya Jongho pada Yunho. “Be-ru-ang namanya” kata Yunho. “Aya Teddy? (Kaya Teddy?)” Tanya Jongho. “Iya, kaya Teddy” kata Mingi. “Kalau dikasih hadiah bilang apa, Jjongie?” Tanya Yeosang. “Makasih!!” kata Jongho dengan senyuman. “Aduh lucu banget sih” kata Yunho sambil mencubiti pipi tembam Jongho.


Jongho membuka matanya dan ia mendapati dirinya tertidur di kasur lipat yang diletakkan di dalam pagar. Di sampingnya terdapat Yeosang yang tertidur sambil duduk dan kepalanya berada di sofa. Jongho memperhatikan sekelilingnya dan mendapati origami serta balon disana.

“Haish.. aku pasti slip lagi” kata Jongho. Jongho menggeser sedikit kasurnya, bermaksud duduk di sebelah Yeosang. Jongho pelan-pelan menggeser kepala Yeosang agar meletakkan kepalanya di bahu miliknya. “Selamat istirahat hyung. Terima kasih sudah menerimaku dan menemaniku” kata Jongho sambil tersenyum.