Vampire Family 4

“Prince Chan, tuan Seungmin, apakah kalian ada waktu?” tanya Hyunjin pada Chan dan Seungmin. “Oh hello Hyunjin. Sure, mau bicara apa?” Tanya Chan. “Tentang Heeseung dan tuan muda Jake. Heeseung tadi bilang padaku bahwa mereka sudah terikat dengan cara tradisional” kata Hyunjin. “Hah?” Tanya Seungmin. “Tuan muda Jake yang melakukannya” kata Hyunjin.

“Anakmu itu kenapa sih Chan?” tanya Seungmin sambil memijat kepalanya yang pusing atas tingkah Jake. “Aku rasa Jake punya vision atas Heeseung, makanya dia melakukan itu” kata Chan. “Prince, apakah anda benar tidak keberatan atas hubungan Heeseung dan Jake?” Tanya Hyunjin. “Tentu. Heeseung orang yang baik, aku percaya padanya jika Jake percaya padanya” kata Seungmin. “Terima kasih sudah percaya pada kami, Prince” kata Hyunjin. “Sama-sama Hyunjin” kata Chan.

Di sisi yang lain, Jake membawa Heeseung ke kamarnya. “It's warm” kata Heeseung. “I'm still half-human, sir” kata Jake sambil tertawa. Heeseung membawa tangan Jake untuk melingkar di lehernya dan ia sendiri memegang pinggang Jake. “Why you did that?” Tanya Heeseung. “I saw a vision. Ada orang jahat yang akan menyerang kita. And I saw you, hurt in front of me. Makanya aku bond kamu, supaya kamu ga sakit sendirian” kata Jake.

“Jake..” lirih Heeseung. “I trust you. Please don't ever leave me” kata Jake sambil menyatukan dahinya dengan Heeseung. “I'm not. I'm not gonna leave you” kata Heeseung dengan yakin. Heeseung mengelus pipi Jake sambil menggumamkan nada acak. “Can I?” Tanya Heeseung. Jake mengangguk pelan. Heeseung pun mengecup hidung Jake dan kemudian mengecup bibirnya pelan. “I love you” kata Heeseung. “Me too” kata Jake.


Jungwon mengelus Jay yang tertidur dalam pelukannya. Sebagai seorang vampire, tentu saja ia tidak tertidur. Tapi berbeda dengan Jay, ia masih tetap bisa tertidur, walaupun bukan sebagai kebutuhan. Jungwon mengelus kepala Jay dengan harapan ia tertidur dengan nyaman.

Jungwon pernah berpikir untuk menggunakan cara tradisional itu untuk mengikat Jay. Tapi tentu saja ia urungkan niat itu karena ia tidak mau merusak kepercayaan Jay. “I want to be your reliable partner. Please lead me” kata Jungwon sambil mengecup rambut Jay. “Hnggg” rengek Jay. “Sorry.. Please sleep again” kata Jungwon.

Jay makin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungwon. “Ga bisa tidurr” kata Jay. “Kenapa?” Tanya Jungwon. “Khawatir sama Jake. Khawatir tentang aku dan kekuatan ini. Sama khawatir tentang kamu” kata Jay. “Ga usah khawatir tentang aku. Aku bisa jaga diri sendiri” kata Jungwon. “Ga bisa Jungwon. You have place in my head and my heart. It's impossible to not thinking about you” kata Jay.

“Kamu gelisah pasti karena Jake kan? Jake bakal baik-baik aja” kata Jungwon. Tentu saja dia denial. Dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Jay. “Jungwon, don't deny it. Pikiranmu ruwet banget, kepalaku sakit” kata Jay. “Hah?” Tanya Jungwon. “I can read your mind. Only your mind. Dan kepalamu ruwet banget sekarang, kepalaku jadi ikutan sakit” kata Jay.

“Jay..” lirih Jungwon. Jay pun bangun dan ikut menyandarkan dirinya bersebelahan dengan Jungwon. “Dengan kamu bersandar sama aku, ga bikin kamu keliatan lemah. Justru bagus, dengan gitu, aku bisa kenal kamu dan kamu kenal aku” kata Jay. Jay menarik Jungwon dan memeluk erat pemuda bersurai merah itu. “Aku ga takut Jake kenapa-kenapa, dia ada Heeseung yang bersedia hadir untuknya. Aku takut kehilangan kamu Jungwon” kata Jay.

“Aku juga takut, Jay. Aku takut ga bisa jadi orang yang bersanding denganmu. Aku takut kalau aku keliatan lemah, aku malah nyusahin kamu” kata Jungwon. “Kita jalani bareng-bareng ya? Kamu ga sendiri, soalnya aku juga masih harus belajar kan?” Kata Jay. “Iya. Kita jalan bareng-bareng ya Jongseong” kata Jungwon. Jay mengecup dahi Jungwon dan Jungwon terkekeh manis sebelum membiarkan Jay meniduri pahanya sebagai bantal pria berambut pirang itu.


Keesokan paginya, Jay terkejut ketika mendapati Seungmin, Chan, orangtua Sunghoon dan orangtua Heeseung di rumah mereka. “Oke, kenapa jadi rame banget ya?” Tanya Jay. “Good morning kiddo. Keluarga Sunghoon dan Heeseung akan tinggal di rumah kita sementara sampai aku dan Changbin membangun rumah untuk mereka” kata Chan. “Oke, no problem” kata Jay.

“Dimana Jake?” Tanya Seungmin. “Di atas sama pacarnya” kata Jay. “Jungwon dimana?” Tanya Seungmin. “Tengah malem dia pulang, katanya uncle Felix nyariin dia” kata Jay. “Ohh oke.. Oh iya, mulai sekarang Sunghoon, Heeseung dan Niki akan pergi ke sekolah kalian. Niki satu tahun di bawah kalian” kata Seungmin. “Eh? Kenapa tiba-tiba sekolab semua?” Tanya Jay.

“Aku tidak terbiasa hidup dengan manusia, Jay” kata Heeseung yang turun dari lantai 2 bersama Jake. “Maaf membuat anda semua menunggu dan maaf kalau saya lancang masuk ke kamar Jake” kata Heeseung pada Chan dan Seungmin. “No problem kid. Selama Jake tidak keberatan, aku tidak masalah” kata Chan sambil mengusak rambut Heeseung.

“Wahh semuanya udah kumpul disini” kata Sunoo yang masuk dari jendela dapur. “Astaga!!” Seru Seungmin. “Sunoo sudah ku bilang jangan masuk dari dapur. Nanti uncle Seungmin kaget” kata Jungwon. “Tapi kamu masuk dari kamar Jay, apa bedanya?” Tanya Sunoo sengit. “Kids, udah, aku kaget aja Sunoo tiba-tiba dateng. Lain kali, minimal ketuk jendela dulu ya” kata Seungmin. “Iya uncle, maaf ya” kata Sunoo.

“Sunghoon akan sekelas dengan Sunoo dan Jake, Heeseung akan sekelas dengan Jay dan Jungwon” kata Chan. “What?!” Seru Sunoo. “Tunggu Prince Chan, tanpa mengurangi rasa hormatku, aku sekelas sama Sunoo?” Tanya Sunghoon. “Iya, apakah ada masalah?” Tanya Chan dengan enteng. “Kenapa aku harus sama Sunghoon???” Tanya Sunoo dengan wajah yang kesal juga tentunya.

“In serious way, Heeseung tidak pernah berinteraksi dengan manusia. Jay dan Jungwon lebih siap dibandingkan kamu dan Jake. Jadi, kalau Heeseung tidak bisa mengendalikan dirinya, ada Jay dan Jungwon yang menahannya” kata Chan. “Kami pernah bersembunyi di kawasan manusia, jadi Sunghoon sudah terbiasa berada di sekitar manusia” kata Jisung yang membantu untuk menenangkan kedua vampire itu.

“Baiklah. Tapi kalau ada apa-apa dengan Jake, dia adalah orang pertama yang ku salahkan” kata Sunoo. “Aku tidak berniat untuk membuat Jake terluka” kata Sunghoon. Jake menghela nafasnya dan membentangkan sebuah api yang panjang di antara Sunghoon dan Sunoo. “Yak Bang Jaeyoon!!” Seru Sunoo. “Kalau kalian ga diem, aku lempar api ini ke kalian!” Seru Jake.

Sunoo dan Sunghoon pun terdiam mendengar ancaman dari Jake. “Aku mungkin tidak sekuat Jay dan Jungwon, tapi aku juga bisa tegas. Jangan buat keributan, aku mau kehidupan sekolah yang tenang” kata Jake. Hampir semua yang berada di dalam ruangan, terkejut ketika melihat sikap tegas Jake dalam menangani keributan Sunghoon dan Sunoo. Sedangkan Chan, Seungmin dan Jay hanya tersenyum kecil.

Jake hampir tidak pernah menunjukan amarahnya, kecuali dua hal, seseorang mencari keributan dengan Jay atau temannya dan orang yang menganggu ketenangannya. Jay seringkali menjadi korban akan amarah Jake, walaupun ujungnya ia akan meminta maaf pada Jake dan hubungan mereka kembali membaik. “Shocked, don't you?” Tanya Jay sambil menyenggol Heeseung dan Heeseung sendiri hanya mengangguk.

“Jake pernah lebih marah dari ini sebelumnya. Kalau ga salah karena ada bawahan uncle Chan yang berkhianat padanya. Jake sendiri yang memusnahkan orang itu di hadapan semua orang. Sejak itu, tidak ada seorang pun yang berani mengusik ketenangan seorang Bang Jaeyoon” kata Jungwon. “Kecuali aku” kata Jay. “Iya kecuali dia yang emang iseng” kata Jungwon sambil menunjuk Jay.

“Sorry, Jake” kata Sunoo dengan lirih. “Hhh.. Tolong ya, aku ga mau kalian ribut di sekolah. Aku mau kehidupan yang tenang” kata Jake. “Iya Jake, maaf” kata Sunghoon. “Udah, udah. Ayo pergi ke sekolah, nanti kalian terlambat” kata Seungmin. “Jangan ngambek” kata Jay sambil mencubit pipi Jake. “Aaaaa jangan dicubittt” kata Jake yang menabok tangan Jay.


“Selamat pagi semuanya. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu” kata wali kelas dari Jake dan Sunoo. Sunghoon di depan kelas hanya memasang wajah datarnya, yang sialnya malah mengundang decakan kagum dari murid-murid lain. “Ganteng banget!!” Seru salah seorang murid. “Kamu pasti model ya?” Tanya murid yang lain.

“Salam kenal semuanya. Aku Lee Sunghoon. Aku bukan seorang model, tapi aku berlatih figure skating dari kecil” kata Sunghoon. “Pantes fitur badannya bagus” kata murid yang lain. “Sunghoon, kamu boleh duduk di belakangnya Jake ya. Karena jumlahnya ganjil, kamu harus duduk sendiri” kata wali kelasnya. “Tidak apa-apa, Sir” kata Sunghoon. Sunghoon segera berjalan dan duduk tepat di belakang Jake dan Sunoo.

Di sisi lain, Heeseung benar-benar terlihat gugup ketika ia harus berhadapan dengan banyak manusia. “Silahkan perkenalkan dirimu” kata wali kelas Jay dan Jungwon. “Ha-Halo, saya Hwang Heeseung. Salam kenal” kata Heeseung. “Heeseung ini baru pindah kesini, sebelumnya dia di luar negeri. Kebetulan, dia masih ada hubungan kerabat dengan Jay, makanya dia bersekolah disini” kata wali kelasnya.

“Ganteng banget. Kamu udah punya pacar belum?” Tanya salah satu murid. “Wahh gila impresif langsung ditanya pacar ga tuh” sahut murid yang lain. Hal itu membuat Heeseung sedikit kesal dan raut wajahnya berubah. “Ekhem” kata Jay yang berpura-pura batuk. Heeseung menangkap itu sebagai kode dari Jay bahwa dia seharusnya tidak mudah terpengaruh. “Tidak apa-apa, Miss. Hanya kurang enak aja tadi tenggorokan saya” kata Jay. “Ohh gitu. Yaudah Heeseung, kamu duduk sama Jay ya” kata wali kelasnya pada Heeseung.

Heeseung pun berjalan menuju kursi kosong di sebelah Jay. “First rule, don't show your emotion in front human” bisik Jay ketika Heeseung sudah duduk di sebelahnya. “Well, you and Jake are human” kata Heeseung. “Half. Udah, nurut aja” kata Jay. “Dimana Jungwon?” Tanya Heeseung. “Ketua kelas. Ikut rapat untuk acara sekolah. Cuma dia yang rajin ikut-ikut begituan. Sama Sunoo sih, tapi Sunoo lebih ke jadi pengisi acaranya” kata Jay.

“And you?” Tanya Heeseung. “Aku disini sebagai siswa yang biasa aja. Aku berusaha tidak mencolok, tau? Kata tetua, Pangeran Vampire akan selalu mencolok, makanya aku berusaha untuk tidak mencolok di antara manusia. Jake cukup mencolok, sebagai peraih olimpiade matematika” kata Jay. “What?!” Seru Heeseung. “You should know my twin well, Heeseung. Dah lah, nanti istirahat kita ke perpus aja. Ajak Niki ya” kata Jay. “Aku rasa, Niki mungkin udah kenalan sama semua orang di kelasnya” kata Heeseung.

Ketika istirahat berlangsung, Jay dan Heeseung berjalan keluar dari kelas mereka. Mereka berpapasan dengan Jake dan Sunghoon juga. Jake sendiri langsung berjalan di samping Heeseung dan mengenggam tangannya erat. “Liat liat. Udah punya pacar, kembaran sendiri dilupain” kata Jay. “Shuttt, kamu nanti ada jatahnya sendiri” kata Jake. “Lucu banget sih” kata Heeseung sambil mengusak rambut Jake.

“Halooo!!” Seru Niki. “Nah ini dia. Kamu udah temenan sama semua orang pasti ya?” Tanya Jay. “Ihh siapa yang kasih tau???” Tanya Niki dengan cemberut. “Your brother” kata Jay. “Ah ka Hee ga asik nih” kata Niki. “Udah udah, ayo kita ke perpus” kata Jay. “Sunoo sama Jungwon?” Tanya Sunghoon. “Cieee inget sama Sunoo” kata Niki sambil meledek. “Diam bocah” kata Sunghoon sambil berpura-pura mencekik leher Niki dengan lengannya.

“Jungwon masih rapat, dan Sunoo ada latihan” kata Jay. Kelimanya pun pergi menuju sebuah ruangan di dalam perpustakaan. “Kenapa kita kesini?” Tanya Sunghoon. “Ruangan ini kedap suara. Dan aku rasa hanya ruangan ini yang bisa menjaga identitas kita” kata Jay. “Ahh gitu” kata Sunghoon.


Jungwon memandang ke sekelilingnya ketika ia merasakan ada vampire asing di sekitarnya. “Jungwon? Kenapa?” Tanya temannya. “Oh tidak. Jadi tadi ada pertandingan bola tangan?” Kata Jungwon mengalihkan pembicaraan temannya itu. “Iya. Kamu mau ikut? Kamu, Jay, Jake sama Sunoo pernah main bola tangan” kata temannya. “Minimal berapa pemain?” Tanya Jungwon. “Tujuh juga cukup lah ya” kata temannya. “Oke, aku tinggal cari 3 orang lainnya kan ya?” Tanya Jungwon memastikan. “Betul” kata temannya itu. “Oke, aku ikut. List namanya aku kasih tau nanti ya” kata Jungwon.

“Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, kita akhiri diskusi hari ini ya. Sampai bertemu di rapat berikutnya” kata ketua organisasi itu. “Aku pergi dulu ya” kata Jungwon. Jungwon segera keluar dari ruangannya dan ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah. Keberadaan vampire asing itu masih terasa, walaupun tidak sekuat sebelumnya. Mungkin, vampire tersebut hanya mengawasi dari jauh.

“Jungwon? Ga ke perpus?” Tanya Sunoo yang menghampiri Jungwon. “Sunoo, kamu ngerasain juga kan?” Tanya Jungwon. Sorot pandangan Sunoo pun berubah dan ia mengangguk kecil. “Itu alasanku izin selesai latihan lebih cepat” kata Sunoo. Sunoo dan Jungwon segera berjalan dengan cepat untuk sampai ke perpus. “Selamat siang Jungwon, Sunoo. Mau ketemu Jay?” Tanya petugas perpustakaan tersebut. “Iya kak. Mereka ada dimana ya?” Kata Sunoo. “Ruang 3” kata petugas perpustakaan itu.

“Terima kasih kak” kata Sunoo. Sunoo dan Jungwon segera berjalan menuju ruang 3 dan membuka pintunya. “Hai kangen Sunoo ga?” Tanya Sunoo. “Gak” kata Sunghoon. “Ga nanya kamu” kata Sunoo. Jungwon mengedarkan pandangannya terlebih dahulu sebelum menutup pintu dan menguncinya. “Kenapa dikunci?” Tanya Niki.

“Ada vampire lain. Di sekitar sekolah” kata Sunoo dengan cepat. Jay dan Sunghoon pun langsung bersiaga. “Dimana?” Tanya Jay. “Gatau. Aku tadi ngerasainnya samar-samar waktu di ruangan vocal. Berarti, jauh dari ruang latihan” kata Sunoo. “Dia ada di dekat ruang organisasi tadi. Aku yang merasakannya lebih kuat” kata Jungwon. “Siapa kira-kira vampire ini?” Tanya Jay. “Siapapun itu, ku harap dia tidak mengacau. Atau aku sendiri yang akan membakarnya” kata Jake.

“Untuk sementara, jangan terpisah-pisah dan jangan pergi sendiri. Terutama kamu Niki. Kamu harus pergi ramean dengan teman-temanmu” kata Jay. “Oke” kata Niki. “Kemungkinan besar, dia akan muncul ketika hari ulang tahun sekolah. Dan aku tau bagaimana untuk memancingnya, supaya kita tau siapa target sebenarnya” kata Jungwon. “Gimana caranya?” Tanya Jay. “Permainan Bola tangan” kata Jungwon.

“Ah aku paham. Ketika main bola tangan, orang akan mengira kita lengah dengan sekeliling, dengan begitu, pasti dia akan muncul” kata Heeseung. “Great intuition. Aku akan daftarkan kalian semua ke dalam teamku dan kita akan bermain bola tangan” kata Jungwon. “Dan ingat, goals kita adalah menemukan kenapa ada vampire asing di sekolah ini lalu jika dia adalah vampire jahat, kita harus menemukan, siapa targetnya” kata Jay.

“Oke untuk permainan bola tangan, Jake dan Sunoo tidak terlalu bagus untuk mengejar atau merebut bola. Lebih baik tempatkan mereka di sisi penjaga. Niki dan aku cukup lincah, kami yang akan membawa bola ke gawang lawan. Dan kalian bertiga, adalah orang yang menahan pergerakan lawan. Sunoo cukup sensitif, dia bisa merasakan kehadiran vampire lain juga” kata Jungwon.

“Oke, kita akan ikuti strategi Jungwon. Dan Sunoo, aku berharap padamu” kata Jay. “Siap Jay. Aku akan berusaha yang terbaik” kata Sunoo.