Vampire Family 2

“YAAA!!! BANG JONGSEONG!! KAMU MAU KEMANA??” Teriak Jake yang mengejar Jay. “Ketemu Daddy Chan. He's around here” kata Jay. “Jongseong, but it's only vision. Itu bisa salah” kata Jake. “Dan itu bisa benar, Jaeyoon. Artinya kamu sudah atau akan bertemu matemu dan daddy harus tau itu” kata Jay.

Jay terus berlari dan diikuti oleh Jake sampai seseorang menyerang Jay. “Akh!!” Seru Jay yang menabrak pohon. “JAY!!” seru Jake. “Yaaa!! Who are you?” Tanya Jay pada orang yang menyerangnya. “Harusnya aku yang bertanya padamu” kata orang dengan rambut silver itu.

“Sunghoon!! Jangan!! Dia bukan musuh” kata seseorang di belakang mereka. Ternyata itu Changbin yang menghampiri mereka. “Uncle Changbin!!” Seru Jake. “Kiddos, kenapa kalian disini? Aku pikir ini bukan jam pulang sekolah” kata Changbin. “It's a long story, uncle. Dan tolong lepaskan aku hey” kata Jay. “Sorry, aku pikir kamu orang asing” kata orang yang dipanggil Sunghoon tadi.

“Twins, kenalkan ini Sunghoon. Salah satu anak dari keluarga yang berhasil aku dan daddy kalian selamatkan di perbatasan. Sunghoon, kenalkan mereka adalah anak Prince Chan, yang pirang namanya Jongseong atau Jay dan yang coklat namanya Jaeyoon atau Jake” kata Changbin. “Kalian anak Prince Chan? Maaf sebelumnya menyerangmu” kata Sunghoon dengan sopan. “Tidak apa-apa. Kamu kan sebelumnya ga tau” kata Jake.

“Sebenarnya ada dua anak lagi. Tapi keduanya sedang menerima perawatan. Nanti kalian bisa bertemu dengan mereka. Kedua keluarga ini akan tinggal di rumah kalian sementara sampai aku membangun dua rumah baru” kata Changbin. “Kita akan sering bertemu berarti” kata Jay dengan senyuman. “Oh ya, kenapa kalian disini? Kalian ga bolos kan?” Tanya Changbin. “Engga lah uncle. Tapi, kami harus bertemu daddy secepatnya” kata Jay.

“Weird, tapi yaudahlah. Daddy mu ada di tenda tengah” kata Changbin. “Oke, see you later uncle dan Sunghoon. Ayo Jake” kata Jay yang langsung menarik tangan Jake. “Yakk!! Bang Jongseong!!!” Seru Jake. “Mereka lebih ribut kalau kamu tau” kata Changbin. “Pasti seru kalau punya saudara” kata Sunghoon. “Mereka akan jadi saudaramu kalau kamu sudah dekat dengan mereka” kata Changbin.


“Tuan muda Jongseong, Tuan muda Jaeyoon!! Sedang apa kalian disini?” Tanya salah satu bawahan Chan. “Halo uncle, ceritanya panjang. Apakah kami bisa bertemu daddy?” Tanya Jay. “Silahkan, tentu saja” kata orang itu. “Terima kasih uncle” kata Jay. “Ck menyebalkan” kata Jake sambil mendengus.

“Daddy!!!” Seru Jay.

Chan yang sedang berbincang dengan empat orang dan dua anak terkejut ketika mendengar seruan Jay. “Maaf untuk keributannya. Jay? Kenapa kalian disini?” Kata Chan. “Oh? Daddy sedang ada tamu?” Tanya Jay. “Mereka keluarga yang daddy dan uncle Changbin selamatkan. Kami hanya sedang berdiskusi dengan mereka untuk tempat tinggal mereka sementara” kata Chan.

“Oh? Orangtuanya Sunghoon?” Tanya Jay. “Kamu sudah bertemu Sunghoon?” Tanya Chan. “Iya, tadi dia menahanku, dia pikir aku orang asing” kata Jay. “Maafkan putra kami, Prince” kata salah satu orang disana. “Tidak apa-apa uncle. Mungkin karena aku yang terlalu ribut” kata Jay. “Kenalkan ini Minho dan Jisung, orangtua Sunghoon. Minho, Jisung ini anakku, Jongseong atau Jay” kata Chan.

“Salam kenal” kata Jay. “Kamu kesini sendiri?” Tanya Chan. “Aku sama Jake. Jake?” Panggil Jay. Jay memperhatikan Jake yang memandang seseorang di antara para tamu yang sedang berdiskusi tadi dengan Chan. Orang yang dipandangi oleh Jake pun ikut memandang Jake dengan intens. “Jaeyoon..” lirih orang itu. Orang itu kemudian berlari mendekati Jake. Entah kenapa Jake tidak mau bergerak, padahal Jake tau, tidak ada yang menahannya.

Kemudian Jake merasa tubuhnya dibawa ke dalam pelukan oleh Jay dan menjauh dari orang yang menghampirinya. “Jongseong” lirih Jake. Jake kemudian memeluk Jay dan mengeratkan pegangannya pada bahu Jay. “What happen to you?” Tanya Jay. “Heeseung!! Apa yang kamu lakukan??!!” Sahut orang lain yang sepertinya adalah orangtua dari orang yang tadi mengejar Jake.

“Jongseong, I think he is the one I saw” lirih Jake pelan, dengan harapan hanya Jay yang mendengarnya. Jay memperhatikan orang itu yang memandang Jake dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. “We will discuss it with dad. It's okay, I'm here” kata Jay sambil mengelus punggung Jake.


Setelah sedikit keributan yang terjadi, Jay mengetahui bahwa orang yang sepertinya adalah soulmate dari kembarannya itu bernama Heeseung. Dan yang tadi meneriaki Heeseung adalah ayahnya, bernama Hyunjin dan Jeongin. Heeseung sendiri punya adik bernama Niki. Mereka juga adalah keluarga yang diselamatkan oleh Chan dan Changbin.

Chan memutuskan untuk mengusir semua orang terlebih dahulu dan membiarkan ia berdiskusi dengan kedua anaknya. “Jadi, waktu kamu pingsan, kamu dapet penglihatan kalau ada seorang dengan rambut hitam dan lebih tinggi dari Jay mengatakan bahwa kamu adalah destiny-nya? Dan dari mana kamu yakin kalau orang itu adalah Heeseung?” Tanya Chan pada Jake. “Iya dad. Itu yang ku lihat” kata Jake.

“Lalu darimana kamu tau kalau itu adalah Heeseung?” Tanya Jay. “Entahlah. Ketika aku melihatnya, rasanya aku jatuh cinta, seperti menemukan seseorang yang tepat untukku. Makanya aku terdiam tadi. Tapi aku mulai takut waktu Heeseung berlari ke arahku, walaupun aku tau, dia tidak mungkin menyakitiku” kata Jake.

“Untuk sementara jauhi Heeseung dulu, sampai aku yakin kalau dia adalah soulmatemu” kata Jay. “Jay!! Kamu ga boleh gitu. It's his life, not yours” kata Chan. “Aku kakak kembarnya dan aku berhak atas hidupnya sampai aku yakin kalau Heeseung orang yang tepat” kata Jay dengan yakin. “Dad, it's okay. Jay kakak kembarku, dan dia tau apa yang terbaik untukku” kata Jake.

“Hhh.. Okay, dad akan bilang pada Heeseung” kata Chan. “Aku. Aku yang akan bilang padanya” kata Jay sambil berjalan keluar dari tenda. “Jay tuh ya kalo ditentang malah lebih keras” kata Chan sambil menggelengkan kepalanya. “Looks like he ready to be the next of throne” kata Jake. “I guess so” kata Chan. “By the way, dad, I also got a vision about Jay's mate. But, I don't want to tell him now” kata Jake.

Chan terkejut tentu saja. Di usia yang terbilang sangat muda, kedua anaknya sudah mendapatkan tanda mengenai mate mereka. “Kenapa kamu ga kasih tau Jay?” Tanya Chan. “Matenya Jay butuh persiapan yang lebih matang. I mean, he's good enough, tapi aku rasa baik Jay maupun matenya akan menolak untuk berhubungan sementara” kata Jake. “So, biarkan waktu yang mempertemukan dia?” Tanya Chan. “Yes. Let destiny lead them” kata Jake.

Sementara itu, Jay yang masih berdiri di depan tenda, ikut menghela nafasnya ketika ia mendengar ucapan Jake. Matenya, ia sudah memiliki mate. Mendengar ucapan Jake mengenai matenya yang kemungkinan belum siap, Jay jadi ikut memantapkan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih siap.

“Hwang Heeseung?”

Heeseung yang sedang mengobati kaki adiknya, Niki, langsung menengok kepada seseorang yang memanggilnya. “Tuan muda Jongseong” kata Heeseung. “Jay. Just call me Jay” kata Jay. Heeseung pun mengangguk membalas ucapan Jay. “I want to talk about you and my twin” kata Jay. “Right now?” Tanya Heeseung. “Of course” kata Jay. Heeseung melihat ke arah Niki. “Pulang duluan sana. Bilang daddy kalo aku dipanggil sama tuan muda Jongseong” kata Heeseung.

Niki mengangguk dan meninggalkan keduanya sambil tertatih-tatih. “Kenapa adikmu?” Tanya Jay. “Diserang werewolf, kakinya hampir putus jika Prince Chan tidak menyelamatkan kami” kata Heeseung. Jay hanya mengangguk mendengarkan penjelasan Heeseung. “Jay, if you don't mind if I ask, is Young Master Jaeyoon okay?” Tanya Heeseung.

“He's okay. Dia cuma kaget aja tadi” kata Jay. Heeseung pun menghela nafasnya pelan. “Syukurlah” kata Heeseung. “Tapi aku belum percaya padamu. Bagaimanapun, kamu adalah orang asing yang masuk ke kehidupan Jake. Untuk sementara, jangan dekati Jake. Aku akan membiarkanmu mendekatinya, kalau aku sudah percaya padamu” kata Jay. “It's okay Jay. Aku akan membuktikan padamu” kata Heeseung.

“Good. Mulai besok, ikut aku. Aku akan mengajarimu bagaimana bertahan dari serangan werewolf. That's the basic lesson” kata Jay sambil menepuk bahu Heeseung. Jay adalah penerus ayahnya, pewaris tahta dan ia akan membangun tentaranya sendiri untik membantu ayahnya.


“Seungmin!! Kamu udah sadar?” Tanya Felix. Seungmin yang baru membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. “Seungmin? Warna matamu berubah!” Seru Felix. Seungmin mengerutkan dahinya menanggapi ucapan Felix. Felix membawanya ke depan cermin dan Seungmin terkejut melihat sebelah matanya yang berubah menjadi ungu.

“Lix, mataku kenapa?” Tanya Seungmin. “Aku gatau. Kita tanya tetua oke?” Kata Felix. Felix menggendong Seungmin dan keduanya dengan cepat berteleportasi menuju ruang rapat para tetua. “Tetua!!!” Seru Felix. “Ah halo Felix dan halo juga Tuan Seungmin” kata Tetua Kim. Chan dipanggil pangeran oleh para tetua, sedangkan Seungmin yang bukan merupakan vampire, dipanggil Tuan.

“Tetua, Seungmin matanya berubah warna” kata Felix dengan panik. “Kenapa?” Tanya para tetua dengan panik. Beberapa orang langsung meminta Seungmin duduk agar bisa diobservasi. “Tuan Seungmin, katakan padaku kalau kamu tidak menggunakan kekuatan itu berlebihan!!” Seru Tetua Bang yang masih memiliki ikatan persaudaraan dengan Chan.

“Dia baru saja sadar dari pingsan setelah memaksakan dirinya! Dia melihat dua keluarga di perbatasan dan dia memaksa ada berapa anak yang harus diselamatkannya” kata Felix. “Felix, I'm okay. Kalau aku tidak melakukannya, bagaimana Chan bisa tau ada berapa orang yang harus diselamatkan?” Kata Seungmin.

“Tuan Seungmin, ketika kami memberikan kemampuan itu padamu, kami juga memberikan segel kekuatan padamu. Segel itu akan turun secara langsung pada anak sulungmu, karena anak sulung yang lahir dari seorang pewaris seperti Pangeran Chan, akan memiliki kekuatan yang besar, maka dari itu kami memberikan segel itu dan segel itu diturunkan pada Tuan Muda Jongseong” jelas Tetua Bang.

“Oke, jadi maksudnya?” Tanya Felix. “Segel Tuan Muda Jongseong sudah terbuka dan membuka semua kekuatan yang dimilikinya” kata Tetua Bang. “Jadi, karena Seungmin menggunakan kekuatannya berlebihan, segelnya Jay terbuka? Kekuatan pewaris terdahulu yang ada dalam Jay maksudnya?” Tanya Felix. “Betul Felix” kata Tetua Bang.

“Felix, lebih baik anda memanggil kedua anak anda, terutama Jungwon. Aku yakin hanya Jungwon yang bisa menahan kekuatan Tuan Muda Jongseong, bahkan Tuan Muda Jaeyoon tidak mampu” kata Tetua Kim. “Kenapa Jungwon?” Tanya Felix.

“Felix, apakah Tuan Muda Jaeyoon tidak menginformasikan padamu kalau Jungwon adalah matenya Tuan Muda Jongseong?”