Until We Meet Again
Bgm : Day6 – Above the Clouds (disarankan bacanya sambil denger lagunya hehe)
You appeared in my dream last night I was flying above the sky In a distance beyond the reach I just looked at you and woke up
San perlahan membuka matanya perlahan. San menyadari dirinya berada di sebuah padang rumput yang luas. “Dimana aku?” Tanya San. San menyadari bahwa sinar matahari begitu terik, namun hal itu tidak menganggunya.
“SAN!!” Panggilan itu membuat pemuda dengan surai ungu itu menengok. San langsung tersenyum kemudian berlari mendekati orang yang memanggilnya tersebut. “Wooyoung?” Panggil San. “Iya ini aku!!” Kata Wooyoung dengan senyuman paling manis yang pernah San lihat.
“Kita dimana Woo?” Tanya San. “Hm, gatau. Tapi aku sempet keliling-keliling. Tempat ini indah banget!! Yuk kita jalan-jalan” kata Wooyoung sambil menarik tangan San. San pun mengangguk dan mengikuti Wooyoung.
Dalam perjalanannya, mereka melewati hutan yang indah. “Kamu mau kemana sih?” Tanya San. “Hihi ikut aja!! Kamu pasti suka banget” kata Wooyoung. Dan mereka pun sampai di pantai. Pantai tersebut sangat indah dengan pasir putih dan laut yang biru.
“Woo?? INI INDAH BANGET” seru San. “Tuh kan aku bilang apa. Kamu pasti suka” kata Wooyoung sambil tersenyum. San ikut tersenyum melihat pemandangan di depannya. Wooyoung yang tersenyum dengan rambut hitam-blondenya. San ingin melihat pemandangan ini selamanya.
Lamunan San harus terbuyarkan ketika ada air yang terciprat ke wajahnya. Ternyata Wooyoung yang melakukannya. Terbukti dengan wajah usil yang pemuda itu sematkan di wajahnya. “Kamu ini ya” kata San sambil membalas perbuatan Wooyoung.
“AHAHAHA abisan kamu bengong terus” kata Wooyoung sambil tertawa dan berusaha membalas San. Mereka berdua pun bermain air. Bahkan pakaian dan celana keduanya pun sudah basah oleh karena air laut.
“Wooyoung!!” Keduanya menoleh dan mendapati sosok tinggi dengan rambut hitam. “Yunho!!!” Seru Wooyoung. “Yunho??” Tanya San dalam hati. Rasanya nama itu sangat familiar, tetapi San tidak bisa mengingatnya. “Wah San, kamu jahat banget lupa sama aku” kata Yunho sambil mengerucutkan bibirnya.
“Biasa Yun, faktor U itu” kata Wooyoung sambil tertawa. “Aku pacarnya Mingi loh. Kamu lupa? Padahal temen main” kata Yunho. “Oh astaga kamu Yunho pacarnya Mingi? Yaampun dunia sempit banget” kata San sambil menepuk dahinya. “Eh, udah mau sore loh. San harus pulang” kata Yunho.
“Yahhh” kata Wooyoung dengan sedih. “Aku? Kalian ga ikut pulang?” Tanya San dengan bingung. “San, makasih udah jadi pacar yang baikkk banget buat aku. Tapi, kamu belum waktunya untuk ada disini. Kamu pulang ya? Jangan lupain aku” kata Wooyoung sambil mengenggam tangan San. “Woo??” Tanya San bingung.
“Titip Mingi ya, San? Kalo dia mulai sedih, tolong ajak dia pergi main. Titip salam juga. Bilang Yunho selalu sayang sama Mingi” kata Yunho. “Tunggu, tunggu, kalian mau kemana??” Tanya San dengan frustasi. “San, aku selalu sayang kamu” kata Wooyoung.
“TUNGGU!! WOOYOUNG!!” Seru San. Yunho dan Wooyoung pun berjalan menuju laut dan tiba-tiba San merasa pandangannya mengabur. “WOOYOUNG!!” seru San.
“SAN SAN!!” San membuka matanya yang terasa berat. San merasa tangannya tidak bisa digerakkan, dan nafasnya yang terasa berat. “SAN UDAH SADAR!!” Teriakan itu membuat San sadar sepenuhnya dan mendapati kakak sepupunya, Seonghwa yang berada di sampingnya.
“San?? Ini berapa??” Sosok kekasih dari Seonghwa, Hongjoong menunjukkan dua jarinya di hadapan San. “Itu dua” kata San pelan. “Yaampun syukurlah. San aku takut banget” kata Seonghwa sambil memeluk San. “Wooyoung.. Wooyoung mana??” Tanya San.
Keduanya terdiam. “Wooyoung dimana ka??” Tanya San pada Seonghwa. “Maaf San.. Maaf..” kata Seonghwa sambil menangis. “San, Wooyoung udah pergi buat selamanya. Dua hari lalu kalian kecelakaan. Ada mobil yang nerobos lampu merah dan nabrak motor kalian. Wooyoung.. Dia ga bertahan sampai rumah sakit” jelas Hongjoong.
San terdiam. Tangisan kakak sepupunya masih terdengar. Tetapi rasanya ia lemas sekali. “San??” Panggil Hongjoong. “Bang, boleh minta tolong tenangin ka Hwa? Gue mau sendirian dulu” kata San. “Yaudah. Yuk Hwa” kata Hongjoong sambil membawa Seonghwa keluar kamar rawat San.
Setelah kepergian keduanya, San menutup matanya. Bayangan senyuman Wooyoung masih terbayang. Senyuman yang indah ketika mereka bermain di pantai. “Wooyoung... Hiks..” San pun menangis. Tidak keras, namun cukup mengekspresikan bagaimana perasaannya saat itu. San pun akhirnya tertidur karena lelah menangis.
Beberapa hari kemudian, San sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. San lebih sering mengurung di kamarnya. Termasuk saat makan, San memilih untuk tetap di kamar, sampai adiknya membawakan makanan untuknya.
“Abang... Adek, boleh masuk?” Tanya adiknya. “Masuk aja” kata San. San melihat pintu terbuka, namun kali ini bukan hanya adiknya yang datang, ada dua sahabat lainnya yang ikut datang ke kamar San. “Jongho bilang, lo ga mau keluar kamar.” San kenal orang itu. Yeosang, yang adalah sahabatnya, sekaligus sahabat Wooyoung dan kekasih adiknya, Jongho.
“Apa kabar San?” Tanya orang di samping Yeosang. San pun terkejut. Itu Mingi!! Dua tahun lalu Mingi memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan kini Mingi berada di hadapannya. “Gue denger soal Wooyoung, makanya gue balik kesini” kata Mingi.
San hanya tersenyum dengan getir. “Gue bawa Mingi kesini supaya kalian bisa saling cerita” kata Yeosang. San terdiam, kemudian ia pun ingat bahwa Mingi juga kehilangan kekasihnya, Yunho, dua tahun lalu. “San, sedih itu wajar. Tapi gue yakin kalo Wooyoung ga suka liat lu sedih terus-terusan.
Wooyoung pengen lo tetap jadi San yang dia kenal. Dunia tetap berjalan San, dan Wooyoung pengen lo tetap hidup, berjalan bersama semesta. Sampai kalian bertemu lagi, dia pasti pengen liat lo bahagia dari atas sana” kata Mingi panjang lebar.
“Gimana lo bisa bahagia lagi?” Tanya San pada Mingi. “Gue pergi. Gue banyak travelling, banyak ketemu orang baru dan ngelakuin banyak hal yang gue dan Yunho pernah rencanain. Walaupun gue ngelakuinnya sendiri, gue bahagia karena gue tetep bisa ngerasain kehadiran Yunho dalam hidup gue” kata Mingi.
“Dan, lo harus inget. Temen-temen lo ada di sisi lo. Bang Hongjoong, Yeosang, gue, Ka Hwa, sama Jongho. Lo ga akan pernah sendirian” kata Mingi. San tersenyum. Kali ini senyuman manis milik San, senyuman penuh kebahagiaan yang biasanya pemuda itu miliki. “Lo bener. Gue masih punya keluarga dan sahabat gue. Dunia masih berjalan. Makasih Gi” kata San.
San mengelus kepala Jongho. “Maaf ya, kamu pasti khawatir sama abang” kata San. “Gapapa bang ehehe..” kata Jongho. “Oh ya, ini. Keluarga Wooyoung nitipin ini sama gue buat dikasih ke lo” kata Yeosang sambil memberikan sebuah guci. San terkejut. Dia tau apa kegunaan guci tersebut.
“Keluarga Wooyoung, mau lo yang buang abu Wooyoung ke laut. Menurut mereka, lo udah bahagiain Wooyoung dan setidaknya mereka mau membiarkan lo berpisah secara benar dengan Wooyoung” kata Yeosang. “Makasih” kata San sambil mengambil guci tersebut.
“Abang kapan mau buang abunya?” Tanya Jongho. “Sekarang yuk” kata San. “Beneran?” Tanya Jongho. “Iya beneran. Buruan. Pake mobil Yeosang aja” kata San sambil bersiap. “Gue ga ikut ya. Mau ketemu bang Joong” kata Mingi. “Sip. Makasih. Eh btw, kemaren gue ketemu Yunho juga. Katanya Yunho selalu sayang Mingi” kata San. “Ckck tetep lucu ya dia tuh. Dah gue pergi ya” kata Mingi sambil tersenyum dan keluar dari kamar San.
Yeosang, San dan Jongho pun sampai di pantai. San membuka guci tersebut dan membuang abunya ke laut. “Sampai jumpa lagi Wooyoung.. Sampai kita bertemu lagi, tolong bahagia disana” kata San sambil memandang langit.
Now gone Rather than thinking of you and hurting All the days we were together I try to laugh while reminiscing Just like this
I want you to promise one thing Smile and don't get sick anymore Be happy above the clouds
Day6 – Above The Clouds