Second Meet and The Contract
Mingi memandang gedung tinggi dengan design gedung yang sangat modern. “Keren nih, pasti pake arsitek yang mahal. Apa gue coba gambar gedungnya Aurora kali ya buat tugas nanti?” Kata Mingi yang berbicara sendiri. “Hey Gi!!” Panggil Hongjoong. Hongjoong keluar dari gedung dengan kemeja dan celana jeans, benar-benar tipikal yang santai.
“Hai Ka Hongjoong!! Maaf banget kakak sampe harus nyamperin aku ke depan” kata Mingi dengan cepat. “Santaiii.. Ini perintah langsung dari atasan, ya kali aku biarin kamu masuk sendiri” kata Hongjoong sambil terkekeh. “Aku jujur kaget loh pas kakak chat kaya gitu” kata Mingi. “Oh ya? Maaf ya hehe.. Jongho tuh emang matanya hebat sih. Dia bisa liat model mana yang bakal bertahan di industri skincare gini” kata Hongjoong.
“Jadi sebelumnya pernah ada kejadian kaya gini juga ka?” Tanya Mingi. “Kaya gini, maksudnya request dari Jongho?” Tanya Hongjoong memastikan. “Iya” kata Mingi. “Ya ada dong. Salah satunya Seonghwa. Kamu tau Seonghwa?? Dia model terkenal itu” kata Hongjoong. “Tau tau!! Dia baru tanda tangan sama agensi di Paris kan ya?” Kata Mingi. “Betul. Dia tuh awalnya ya kerja disini, di Aurora. Terus akhirnya Jongho lepasin dia supaya bisa jadi model kelas atas” kata Hongjoong.
“Wih keren banget..” kata Mingi. “Eh kita sambil masuk yuk, ngapain coba kita panas-panasan di depan” kata Hongjoong. “Oh iya hehehe” kata Mingi sambil mengikuti langkah Hongjoong. “Selamat siang Bu, ini Song Mingi, Model Freelance yang hari ini ada pemotretan di studio 8. Dia juga dipanggil sama Big Boss hari ini” kata Hongjoong pada resepsionis di perusahaan tempatnya bekerja itu.
“Baik Tuan Hongjoong. Silahkan langsung masuk aja” kata resepsionis tersebut. “Terima kasih” kata Hongjoong. Mingi mengikuti langkah Hongjoong yang pergi menuju lift. Hongjoong masuk ke dalam lift, menempelkan kartu akses miliknya dan menekan tombol B1. “Studio 8 ada di basement. Studio 8 itu salah satu studio terbesar dan studio dengan peralatan tercanggih. Jadi hasil fotonya selalu bagus” kata Hongjoong.
“Hooo.. keren dong ka” kata Mingi. “Jongho investasi banyak sih untuk hasil foto model yang bagus. Dia tuh selain pengen ngembangin produknya, dia pengen model-model disini punya karir yang bagus” kata Hongjoong. “Ka Jongho berarti pemimpin yang baik ya” kata Mingi. “Hahaha, kalo Jongho denger dia pasti bakal bilang udah seharusnya ga sih, pemimpin tuh harus tegas tapi baik?” kata Hongjoong.
Pintu lift pun terbuka ketika mereka sampai di lantai basement. Hongjoong keluar dan pergi ke ruangan yang berada tepat di depan lift. “Selamat pagi semuanya!! Model freelance kita udah dateng hari ini!!” Sapa Hongjoong sambil membukakan pintu untuk Mingi. “Halo halo!! Tunggu sebentar ya, lagi foto produk nih” kata fotografer yang ada di studio tersebut. “Santai aja San” kata Hongjoong.
Tidak berselang lama, fotografer itu pun menyelesaikan pekerjaannya. “Tolong rapihin ya produknya, aku mau kasih arahan ke model dulu” kata fotografer yang dipanggil San itu. San pun mendatangi Hongjoong dan juga Mingi. “Halo, kenalin aku San. Umurku 25” kata San sambil mengulurkan tangannya kepada Mingi. “Halo Ka San. Namaku Mingi, umur 20 tahun” kata Mingi sambil membalas jabatan tangan San.
“Wah masih muda ya HAHA” kata San dengan tawa yang nyaring. “Ya begitulah ka” kata Mingi. “Oh ya, hari ini kita dua kali pemotretan ya. Pemotretan pertama kita mau memperkenalkan cushion barunya Aurora, dan yang kedua kita mau memperkenalkan eyeshadow baru” jelas San pada Mingi. “Oke ka” kata Mingi. “Tolong siapkan Mingi ya” kata San pada asistennya. “Baik” kata asistennya dan Mingi segera bersiap-siap.
Di sisi yang lain, Jongho tersenyum ketika ia menerima laporan dari resepsionis bahwa Mingi sudah ada di studio 8. “Jongho, besok jadi aku yang pergi ke store di Seoul kan?” Tanya Sky yang masuk ke ruangan Jongho tanpa mengetuk pintu. “Haish, ketok pintu dulu napa” kata Jongho. “Maaf hehe” kata Sky sambil tersenyum jahil.
“Iya, besok kamu ke store di Seoul. Minggu depan aku ke US, ada rapat buat pembangunan store pertama” kata Jongho. “Selama kamu ke US, ga ada rapat apa-apa kan?” Tanya Sky. “Harusnya ga ada. Paling cuma rapat kecil tentang desain produk atau bahan. Nanti kamu kirim via chat aja ke aku kalau mau nanya” kata Jongho. “Sip. Tenang aja. Kamu sekalian liburan gih ke US” kata Sky.
“Enak aja!! Lagi pusing nih, ga bisa liburan dulu nih” kata Jongho. “HAHAHA bercanda. Eh tapi, kayanya kamu ada maksud tertentu nih ngirim aku ke Seoul” kata Sky. Jongho pun tersenyun miring mendengar pendapat Sky. Ada alasan kenapa Jongho menjadikan Sky adalah asisten sekaligus sekretarisnya. Sky adalah orang yang sangat peka terhadap lingkungannya. Sky yang sudah berteman lama dengan Jongho, pasti tau maksud terselubung dari Jongho.
“Bingo. Selidiki perusahaan distribusi disana yang mendistribusikan produk kita. Aku curiga mereka melakukan korupsi. Manager store mengabarkan padaku bahwa banyak barang yang tidak sesuai dengan catatan milik kita” kata Jongho. “Untung kita selalu ngasih catatan stock barang ke manager Store ya” kata Sky. “Makanya, kamu pergi kesana sekalian selidiki. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tau aku. Biar aku yang eksekusi” kata Jongho. “Oke deh kalo gitu” kata Sky.
Sky kemudian memperhatikan ada amplop coklat di meja tamu ruang kerja Jongho. “Itu kontrak siapa?” Tanya Sky pada Jongho. “Kontraknya Mingi” kata Jongho dengan enteng. “Dia mau dijadiin model tetap?” Tanya Sky. “Bukan. Dia kerja sama aku tapi bukan di Aurora” kata Jongho.
“Hah? Terus kerja dimana?” Tanya Sky. “Buka aja amplopnya. Aku engga lem kok” kata Jongho. Sky pun berjalan untuk mengambil amplop tersebut dan mengeluarkan isinya. Sky membaca setiap kata yang ada dalam kontrak tersebut.
“HAH????!!” seru Sky.
“Ka Hongjoong, kenapa ka Jongho mau ketemu sama aku?” Tanya Mingi. “Wah kurang tau deh ya. Dia bukan tipe yang terbuka soal rencananya. Hanya ada dua orang yang dipercaya sama Jongho, asistennya namanya Sky sama bodyguardnya namanya Yeosang. Sisanya dia ga percaya” kata Hongjoong.
“Termasuk kakak?” Tanya Mingi. Ingatan Hongjoong melayang kepada kejadian beberapa hari lalu ketika Jongho mengancamnya. Ia bergidik sebentar kemudian tersenyum pada Mingi. “Iya, termasuk aku” kata Hongjoong. “Wah.. Kok aku jadi mules ya ka?” Kata Mingi. “Kamu ga mules gi, kamu cuma deg-degan” kata Hongjoong sambil tertawa.
Ding!
Lift pun sampai di lantai dimana ruang kerja Jongho berada. “Halo Yeosang. Jongho ada di ruangannya?” Kata Hongjoong. “Ada kok. Kenapa??” Tanya Yeosang. “Ini tolong anterin Mingi ke ruangan Jongho ya. Jongho mau ketemu sama Mingi” kata Hongjoong. “Siap” kata Yeosang. “Aku tinggal ya Gi. Kamu nanti dianterin sama Yeosang” kata Hongjoong. “Oke ka Hongjoong. Terima kasih!! Hati-hati ya” kata Mingi.
“Ayo lewat sini, Tuan Mingi” kata Yeosang. “Gausah pake Tuan, boleh ga ya ka? Hehe.. Canggung banget..” kata Mingi. “Anda adalah tamu terhormat Jongho, jadi saya harus memastikan anda sampai di ruangannya dengan selamat” kata Yeosang. “Oke deh hehehe..” kata Mingi. Yeosang pun berjalan menuju satu ruangan dan mengetuknya. “Masuk” kata Jongho dari dalam ruangan.
“Selamat siang Jongho, Mingi sudah ada disini” kata Yeosang. “Hello Mingi. Nice to see you again. Please, take a seat” kata Jongho sambil menepuk bahu Mingi. “Errr oke?” Kata Mingi sambil masuk ke ruangan Jongho. “Want to drink something? Coffee, tea or anything else maybe? Just tell me” kata Jongho. “It's okay,Ka. Aku baru makan tadi, jadi baru banget minum hehe” kata Mingi.
“Oke kalo gitu. Ka Yeosang, kakak boleh pergi sekarang. Terima kasih” kata Jongho. “Sama-sama” kata Yeosang sambil menutup ruangan Jongho. “So, Mingi, gimana pemotretannya tadi?” Tanya Jongho. “It's nice!! Warna cushionnya bagus banget ka. Untuk kulit natural, cocok banget dan bisa blend dengan baik. Warna eyeshadownya juga cakep, jadi bisa bikin* smoky eyes* yang bagus” kata Mingi dengan jujur.
“It's nice having a fans who knows and like makeup so much” kata Jongho. “Hehehe jangan gitu ka, jadi malu” kata Mingi sambil tersipu. “Oh ya, saya mau nawarin kerjaan sama kamu. Kamu kerja sama saya, tapi bukan di Aurora” kata Jongho. “Di perusahaan kakak yang lain?” Tanya Mingi. “Nope. Just open it. Coba kamu baca kontraknya dengan baik” kata Jongho sambil mendorong sebuah amplop coklat.
Mingi mengambil amplop tersebut dan mengeluarkan kertasnya. Mingi membaca setiap kata yang ada di dalam kontrak tersebut. “Wait, ini aku kerja jadi apa ya ka?” Tanya Mingi memastikan. “Kerjaan kamu itu cuma kasih saya afeksi. Dan membiarkan saya kasih kamu afeksi juga” kata Jongho. “Hah?” Tanya Mingi yang masih belum paham.
“Kasarnya adalah we do everything like a couple do, but there's no status. Kamu ga punya pacar kan?” Kata Jongho. “Ya.. ekhem.. Engga sih ka” kata Mingi. “I will pay you 15 million every month” kata Jongho. “HAH?” tanya Mingi. Mingi beneran mempertanyakan otaknya orang-orang kaya deh. Kok dengan gampangnya menggelontorkan uang segitu banyak sih?
“Oke mungkin kamu masih bingung. Jadi, saya ini kesepian. Saya butuh seseorang buat jadi temen, orang yang bisa saya peluk, yang bisa meluk saya juga. Bisa kasih perhatian ke saya dan saya bisa menunjukan kasih sayang aku ke dia. Tapi saya ga mau ada status karena ada trauma tentang itu” jelas Jongho. “Jadi semacem HTS?” Tanya Mingi.
“Oh kalian nyebutnya HTS ya? Ya kaya gitu, tapi saya bayar kamu” kata Jongho. Mingi berpikir, sepertinya ada satu istilah yang lebih cocok untuk kontrak ini, tapi apa ya....
OH!! MINGI INGET.
“TUNGGU!! MAKSUDNYA AKU JADI SUGAR BABY???” Tanya Mingi dengan histeris.
“Kurang lebih. Tapi saya ga mau nyari dari aplikasi. Kebanyakan orangnya ga jelas” kata Jongho. “Kenapa kakak pilih saya?” Tanya Mingi. “Saya udah lakuin background check tentang kamu. Anggap saja, saya mau bantu kamu. Win win solution, right?” kata Jongho. “Errr boleh saya pikirin dulu ga ya ka? Karena ini pekerjaan yang memang menjanjikan untuk kehidupan saya, tapi saya belum bisa memutuskannya” kata Mingi dengan jujur.
“Of course. Just tell me apapun jawaban dari kamu. Saya pasti hormatin keputusan kamu” kata Jongho. “Terima kasih ka” kata Mingi. “Wait, supirku bakal nganterin kamu pulang” kata Jongho. “Gapapa ka, saya bisa pulang naik kendaraan umum” kata Mingi. “Dilarang menolak Mingi, saya yang minta bantuan ke kamu” kata Jongho sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Baiklah kalau begitu” kata Mingi. Jongho mengantarkan Mingi sampai bertemu dengan Yeosang. “Tolong anterin Mingi ke Pak Kim ya Ka. Terus minta tolong Pak Kim anterin Mingi pulang ke kosnya” kata Jongho. “Baik Jongho” kata Yeosang. “Terima kasih Ka Jongho” kata Mingi. “Terima kasih kembali Mingi” kata Jongho.