Second Chance

Hyunjin as Samuel Han as Hanif Felix as Felix Seungmin as Semesta


Samuel, Hanif, Felix dan Semesta. Keempat serangkai yang namanya udah tersohor di kampus. Keempatnya adalah sahabat sejak mereka kecil.

Perjalanan persahabatan mereka selalu menjadi tolak ukur untuk yang lainnya. Hampir tidak pernah bertengkar, selalu mendukung satu sama lain, dan selalu hadir ketika dibutuhkan.

Namun, namanya persahabatan, pasti ada satu masa dimana perasaan kecewa itu datang. Dan bagaimana kesempatan kedua, mengubah mereka menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya


Hanif itu mahasiswa yang aktif banget di kampus. Ikut ukm sana sini, belum ia juga mc yang terkenal. Pokoknya sibuk banget, tapi selalu nyempetin waktu untuk temen-temennya.

Saat itu, ia heran melihat hanya ada Felix dan Semesta yang duduk di meja kantin. Padahal, biasanya Samuel juga ada disana.

“Samuel kemana dah?” tanya Hanif. “Dia lagi ada masalah gitu” kata Felix. “Masalah apa?” tanya Hanif. “Tunggu dia cerita sendiri aja. Lo tau kan tipe tipe Samuel ga bakal mau cerita kecuali dia yang cerita sendiri” kata Felix.

Hanif hanya mengangguk dan melanjutkan makannya yang tertunda. Hanif menunggu beberapa waktu, dengan harapan Samuel akan menghubunginya dan bercerita padanya.

Namun, Samuel belum menghubunginya sama sekali. Hanif merasa sedih dan juga kecewa, merasa ia tidak dianggap lagi oleh Samuel.

Dan keadaan itu diperburuk, ketika Semesta tidak sengaja berbicara bahwa kakaknya Samuel saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

Hanif sangat kecewa. Tidak hanya dengan Samuel, namun kini dengan Semesta juga.

“Hanif merasa ga dianggep bang. Hanif sama mereka udah temenan berapa lama? Kenapa mereka ga bilang ke Hanif?” cerita Hanif sore itu kepada kakaknya.

Bahkan chat dari Semesta, Felix dan Samuel diabaikannya. Ia merasa sakit hati dan juga kecewa. Hanif berusaha menjauhi ketiga sahabatnya, dengan tidak pergi ke kantin untuk makan. Hanif membawa bekalnya sendiri agar tidak perlu bertemu ketiganya.

Hanif juga mencari pertemanan yang baru. Ia mengikuti acara-acara di luar kampus, kemudian ikut acara fakultas, dan lainnya.


Tetapi sore itu, Hanif terkejut akan kedatangan Samuel yang tiba-tiba. Samuel dengan motor hitamnya dan juga rambut gondrong yang sudah diikatnya.

“Makan yuk. Gue traktir” kata Samuel. “Gak. Makasih. Gue sibuk” kata Hanif. “Please. Kita udah lama ga makan bareng” kata Samuel.

“Lo juga. Kapan terakhir makan bareng gue? Bareng Felix sama Semesta juga” kata Hanif. “Han, lo tuh gatau masalahnya” kata Samuel.

“Ya, dan cuma gue yang gatau. Semesta tau masalah lo” kata Hanif. “Tapi Felix engga. Gue baru cerita ke dia kemaren. Please lo harus denger dulu alesannya” kata Samuel.

“Gue tau lo lagi banyak pikiran. Gue tau lo lagi banyak acara. Gue ga mau lo ninggalin tanggung jawab lo, cuma buat ngurusin masalah gue” kata Samuel.

“Gue kecewa sama lo Sam. Lo tau ga. Gue kecewa sama lo. Bisa-bisanya lo ga cerita sama gue yang adalah sahabat lo. Yang katanya keluarga lo. GUE KECEWA SAMA LO” kata Hanif.

“Please. Hanif. Please. Kasih gua kesempatan. Kasih gue kesempatan untuk ngilangin rasa kecewa itu dari dalam diri lo Hanif. Please” kata Samuel.

“Lo pikir gampang? Gue kecewa anjir” kata Hanif. “Please, Hanif. Gue tau gue bodoh. Gue orang paling bodoh sedunia. Yes, gue mengakui itu karna gue ga cerita ke kalian, ke lu. Maaf, karena gua ga cerita ke lu. Tapi please. Kasih gue kesempatan buat memperbaiki itu semua” kata Samuel.

“Kasih gue kesempatan terakhir. Setelah ini, kalo gue bikin lo kecewa lagi, lo boleh block gue. Lo boleh jauhin gue. Lo boleh marah-marah sama gue, benci sama gue. Dan gue ga akan segan pergi dari hidup lo. Tapi please. Kasih gue kesempatan dulu untuk ngilangin rasa kecewa itu dari diri lo Hanif” kata Samuel.

Hanif rasanya ingin memukul wajah Samuel saat itu. Rasa kecewanya sudah memenuhi dirinya. Ia jadi teringat kata-kata kakaknya ketika ia bercerita mengenai rasa kecewanya pada Samuel.

Adek, dalam sebuah hubungan, pasti akan muncul masalah, dan masalah itu, pasti menimbulkan kekecewaan. Adek ngerasa kecewa sama temen adek, dan itu wajar. Wajar banget. Tapi, adek harus tau, alesan dari temen adek tersebut. Bisa aja dia ga cerita masalahnya ke adek, karena dia tau adek lagi ada masalah, dan ga mau ngebebanin adek” kata kakak Hanif

Kalo kakak jadi adek, kakak bakal kasih kesempatan buat temen yang udah ngecewain kakak. Kenapa? Setiap orang berhak dapet kesempatan kedua. Setiap orang berhak untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan kakak ga mau suatu saat kakak akan nyesel ga pernah mencoba kasih kesempatan ke temen kakak

Kakak ngebayangin worst case scenario. Kalo kakak ga kasih dia kesempatan kedua, bisa aja dia bener-bener sedih dan hopeless. Dia bisa berujung nyalahin dirinya sendiri. Dan ujungnya apa? Bisa terjadi hal-hal buruk yang kakak ga mau bayangin. Nantinya malah berbalik kakak yang nyesel ga kasih dia kesempatan kedua” kata kakaknya Hanif lagi.

Jadi Hanif, tolong pikirkan sekali lagi. Pikirin mateng-mateng. Jangan gegabah. Kalo emang adek butuh waktu, bilang ke dia kalo adek butuh waktu sendiri dan ga diganggu sama mereka. Tapi adek ga boleh putus kontak sama mereka. Karna kalo putus kontak, mereka bisa mikir kalo adek ga ngasih mereka kesempatan untuk berubah jadi lebih baik.

Jangan hanya karena satu kesalahan, adek ngelupain semua kebaikan yang dia lakukan buat adek. Emang manusia kebanyakan kaya gitu, tapi jadilah manusia yang berbeda. Kalo kebanyakan manusia benci sama musuhnya, adek harus mengasihi musuh adek. Ketika kebanyakan orang ga mau mengampuni, adek harus mengampuni orang lain” kata kakaknya Hanif lagi.

Jika kalian menjadi Hanif, apa yang akan kalian lakukan?


Teruntuk kalian yang sedang merasa kecewa pada seseorang saat ini, aku akan bilang kalau perasaan itu wajar. Kalian wajar untuk kecewa sama seseorang. Tapi ingat, jangan lupa kasih orang tersebut kesempatan untuk merubah perilakunya, apalagi ketika dia udah ngeberaniin diri berhadapan dengan kalian dan meminta maaf pada kalian