Pertemuan Pertama
Sam berjalan mengantri di depan loket tiket keberangkatan. Sam berdoa saja semoga dirinya tidak kehabisan tiket.
“Perhatian kepada para penumpang, tiket terakhir yang berangkat pada pukul 09.35 telah habis terjual. Penjualan tiket akan kembali dibuka pada pukul 16.00”
Sam mengacak surai coklatnya. “Haish sial. Kenapa gue ga ngecek jadwalnya sih?” kata Sam. Sam berjalan menjauhi loket sambil kembali mendumel.
“Kan ga mungkin gua balik lagi ke rumah dengan keadaan begini. Bisa-bisa gue disuruh homeschooling” kata Sam.
Karena terlalu fokus berbicara sendiri, Sam tidak sengaja menabrak bahu seseorang. “Eh sorry, gue ga sengaja” kata Sam.
Orang yang ditabraknya itu bersurai merah. Tubuhnya agak lebih pendek dibanding Sam. Telinganya memiliki piercing panjang berwarna silver. Wajahnya memiliki kesan seperti wajah orang Barat.
“Gapapa. Gue duluan ya? Mau pesen tiket” kata orang tersebut. “Eh, tiketnya udah abis. Gue juga keabisan tiket tadi” kata Sam. Orang itu berbalik, “oh iyakah? Cepat juga. Baiklah terima kasih infonya ya. Ngomong-ngomong, namaku Felix” kata pria berambut merah tersebut atau Felix.
“Hai Felix. Gue Sam. Lo ada mau pergi kemana?” kata Sam. “Doesn't have any plan. Cuma mau pergi jalan-jalan agak lama, bebas dari rumah, dan lepas dari kejaran keluarga” kata Felix.
Sam menggigit bibirnya pelan. Haruskah ia mengutarakan keinginannya untuk kabur juga?
“Hm.. Fel, sebenernya, gue lagi kabur dari rumah. Gue tadinya mau pergi ke kota seberang, tapi karena tiketnya habis, gue bingung harus kemana. Can i follow you?” kata Sam.
Felix awalnya terkejut, namun akhirnya ia menampilkan wajah tersenyumnya. “Sure. Gue emang butuh teman perjalanan. Gue bawa mobil. Hope you like my car” kata Felix.