Ngumpul
Hongjoong benar-benar membawa Seonghwa ke warkop langganan mereka. Mengingat Hongjoong sudah meminta antek-anteknya untuk menyelesaikan tawuran yang sedang terjadi itu. Dan, dia lupa kalau, San dan Wooyoung sedang berpacaran di warkop.
“WEITSS KAPTEN PERTAMA KALI BAWA PACAR” kata Wooyoung. Hongjoong yang baru sampai langsung menoyor kepala Wooyoung. “Berisik, pacar darimana” kata Hongjoong. “Nyebat ka” kata Yunho sambil tersenyum kepada Seonghwa. “Lo mau makan apa? Pesen aja, ntar gue bayarin” kata Hongjoong.
“Lu berubah jadi papa gula, bang?” Tanya Mingi. Dan sudah ditebak, Hongjoong menoyor kepala Mingi juga. “Gausah, gue bawa duit kok. Ntar gue dibilang ngerepotin lagi” kata Seonghwa. “Huuu gimana sih lo bang. Ga niat bantuin” kata San. Hongjoong tadinya mau noyor kepala San juga, tapi keburu ditahan sama Wooyoung.
“Jangan gitu bang. Otak pacar gue kekocok nanti” kata Wooyoung. Hongjoong pun menghela nafasnya, lelah dengan kelakuan dua bocah yang mirip ini. “Jangan. Simpen duit lo. Gue yang ajak lo kesini, jadi lo tanggung jawab gue” kata Hongjoong. “CIEEEE” kata Wooyoung dan San bersamaan. Seonghwa akhirnya mengangguk dan memesan indomie untuk makan malamnya hari ini.
Hongjoong mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya dengan korek yang ia ambil di meja, entah punya siapa. “Ka, lo gapapa kan sama asep rokok?” Tanya Yunho pada Seonghwa yang sudah kembali dari memesan. “Santai” kata Seonghwa.
Kemudian, ada mobil yang terparkir di dekat warkop. “Keknya ga asing tuh” kata San. Dan benar saja, ternyata itu adalah Yeosang yang datang bersama Jongho. “Eh Jongho dateng. Matiin rokoknya” kata Wooyoung yang langsung mematikan rokoknya di asbak dan diikuti oleh San, Yunho, Mingi dan Hongjoong. Seonghwa yang melihat itu hanya bingung.
“Sorry, lama nunggunya?” Tanya Yeosang. “Engga kok, baru aja sampe” kata Hongjoong. “Tumben bawa mobil, Sang” kata Mingi. “Ya ini, bocilnya masih digips. Ya kali gue bawa motor. Lagian sekalian manasin mobil” kata Yeosang. “Beda ya anak rektor mah” kata Yunho. “HAH? YEOSANG ANAK REKTOR?” Tanya Seonghwa terkejut.
“Lo kemana aja sih ka? Masa baru tau” kata San. “Hehe.. Gue ga suka aja sih ka dibilang anak rektor. Jadi gue diem-diem aja” kata Yeosang. Bentar, Seonghwa ga percaya aja. Anak rektor kampusnya ternyata bukan anak yang tergolong baik-baik aja?
“Gausah kaget lah ka. Ga semua anak rektor harus jadi anak penurut kan?” Kata Yeosang. “Mulut gue asem. Gue nyebat dulu ya” kata Hongjoong. “Ikut!!! Ayo biarin yang gemes-gemes ini ngobrol” kata San sambil narik Yeosang dan Mingi mengikuti Hongjoong.
“Tangan lo gimana Jong?” Tanya Seonghwa. “Hehe, baik- baik aja ka. Bulan depan bisa lepas gips katanya” kata Jongho. “Yeosang makin protektif dong Jong?” Tanya Wooyoung. “IYA KA!! AKU PUSING BANGET. Bayangin tiap sejam sekali dia telepon aku. Apa ga enek?” Kata Jongho.
“Ka, lo kok bisa boncengan sama bang Hongjoong??” Tanya Yunho. Seonghwa yang lagi menyeruput mienya tersedak mendengar pertanyaan Yunho. “Lo ga pacaran sama kapten kan?” Tanya Wooyoung. “Apa sih siapa yang pacaran” kata Seonghwa.
“Lah, terus kenapa bisa dateng sama bang Hongjoong?” tanya Yunho. “Kejebak tawuran” kata Seonghwa. “Lagi? Ya astaga ka, jackpot amat lu kejebak tawuran dua kali” kata Jongho sambil terkekeh. “Btw, gue mau nanya” kata Seonghwa. “Nanya apa ka?” Tanya Wooyoung.
“Gue denger Hongjoong suka tawuran?” Tanya Seonghwa. Yunho, Wooyoung dan Jongho berdehem sebentar. “Ehm.. Dia ketuanya malahan ka” kata Yunho. “Dia kenapa suka tawuran?” Tanya Seonghwa bingung. Kok ada orang yang demen tawuran sih??
“Untuk itu, lo tanya langsung aja ke orangnya ka. Kita bukan orang yang tepat untuk nyeritain alesannya” kata Wooyoung. Seonghwa mengangguk, jelas dia paham bahwa dari semua tindakan, pasti ada alasannya.
“Oke, lanjut. Jongho, gue mau nanya. Gue perhatiin kayanya cuma lu yang ga nyebat. Kenapa?” Kata Seonghwa. Jongho terdiam. Seonghwa memperhatikan raut muka Jongho yang berubah menjadi sedikit panik. “Kamu yang cerita atau kita?” Tanya Wooyoung yang tiba-tiba melembutkan intonasinya. “Kalian aja” cicit Jongho pelan.
“Jongho, korban toxic relationship ka” kata Wooyoung. “Hah?” Seonghwa tentu terkejut. Adik tingkat yang menurut Seonghwa sangat menggemaskan itu ternyata korban toxic relationship? “Mantan pacarnya, abusive sama Jongho. Sering main tangan. Ga jarang kita nemuin luka baru hampir tiap hari” kata Yunho.
“Dan parahnya lagi, mantannya pernah sundutin rokok ke badan Jongho. Makanya, Jongho ga nyaman ngerokok. Kita sebagai temen Jongho juga berusaha ga nyebat di hadapan dia” kata Wooyoung. “A-Aku ga bisa lepas dari dia. Soalnya, dari kecil, dia yang ngelindungin aku” kata Jongho.
“Untung Yeosang nyadarin Jongho kalo dia ada di toxic relationship. Dan setelab putus, Yeosang bener-bener memperlakukan Jongho dengan baik” kata Yunho. “Yaampun Jongho” kata Seonghwa sambil memeluk Jongho dengan erat. Jongho sendiri terkejut dengan tingkah Seonghwa, tapi ia menyamankan kepalanya pada bahu Seonghwa.
“Kamu kuat banget.. Terima kasih udah bertahan ya” kata Seonghwa pelan. Jongho mengangguk kemudian Seonghwa memeluknya lagi sambil menepuk-nepuk bahu Jongho.
Di sisi lain, Hongjoong, Yeosang, San dan Mingi merokok dalam diam. Tidak ada omongan yang tercipta di antara mereka. “Minggu depan kalian ke arena?” Tanya Hongjoong. “Datenglah. Walaupun ga turun juga” kata San.
“Kenapa bang?” Tanya Mingi. Mingi sadar perubahan raut wajah Hongjoong walaupun hanya sekilas. Perlu diingatkan dia adalah orang kedua yang bergabung dalam lingkup pertemanan ini setelah Yunho. Sudah pasti dia mengenal Hongjoong lebih lama dibanding yang lain.
“Orang yang sabotase motor Jongho, dia bakal dateng ke arena minggu depan” kata Hongjoong. Ketiganya pun terdiam mendengar penuturan Hongjoong. “Lo beneran? Siapa orangnya? Kita kenal?” Tanya Yeosang dengan cepat. “Lo kenal, sangat kenal sama dia. Dan kita kenal” kata Hongjoong.
“Siapa bang?” Tanya San. “Nanti aja pas di arena. Biar lo nonjoknya enak kan. Emosi langsung nonjok dia” kata Hongjoong dengan entengnya. “Kenapa lo ga langsung nonjok dia aja bang? Biasanya lo ga suka kan temen lo diusik” kata Mingi. “Gue ga berhak nonjok dia. Jongho dan Yeosang yang berhak. Jadi gue serahin ke kalian berdua” kata Hongjoong.
“Makasih banyak bang” kata Yeosang. “Hm, sama-sama. Gue ga suka kalo temen gue diusik, jadi gue lakuin yang gue bisa lakukan” kata Hongjoong sambil menepuk bahu Yeosang.