Netflix and Friendzone

Mingi melajukan motornya, membelah jalanan yang mulai sepi dikarenakan jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dirinya tersenyum mendengar dengkuran halus dari orang yang diboncengnya.

Selepas mereka berkumpul di warkop tadi, Yunho mengajak Mingi untuk menginap di kosannya. Mengingat Yunho mau menghabiskan masa langganan netflixnya, Yunho mengajak Mingi untuk menonton.

Tidak berapa lama, mereka pun sampai di kosan Yunho. “Yun, bangun Yun” kata Mingi sambil menepuk paha Yunho. “Hng?? Dah sampe??” Kata Yunho pelan. “Iya udah sampe. Ayo turun. Katanya mau nonton Netflix” kata Mingi.

Yunho pun turun dari motor Mingi dan masuk ke kamar kosnya. Di belakangnya, Mingi mengikuti Yunho. “Sambil nyebat apa engga?” Tanya Mingi. “Gausah, gue mau nyalain ac. Gue mandi dulu” kata Yunho. “Udah malem tapi?” Kata Mingi. “Ada water heater” kata Yunho. “Oh iya, gue lupa kosan lo kan kosan elit” kata Mingi.

Mingi mengambil ipad milik Yunho yang ada di meja belajar milik pemuda yang mirip puppy itu. Berteman lebih dari 10 tahun, membuat Mingi sudah hafal dimana Yunho meletakkan barang-barangnya. Mingi merapikan kasur Yunho agar mereka lebih nyaman menonton dan menyalakan ac kamar Yunho.

“Gi, mau mandi dulu ga?” Tanya Yunho yang keluar dari kamar mandi. “Mager. Mandi besok pagi aja lah. Gue pinjem baju tidur lo ya. Sikat gigi gue ada disini kan?” Kata Mingi. “Ada. Eh baju lo beberapa ada disini. Pake aja buat tidur, trus pake besok pagi. Biar cucian gue ga numpuk” kata Yunho. “Elah, mager bener” kata Mingi.

“Bukan lu yang bayar laundry-an gue bangsat” kata Yunho sambil nabok punggung Mingi. “Ganti baju buruan sana. Gue mau nonton” kata Yunho. “Nonton apa?” Tanya Mingi. “Totoro” kata Yunho. “Hoo yaudah. Bentar ya” kata Mingi sambil pergi ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian, Mingi keluar kamar mandi dalam kondisi sudah berganti pakaian. “Matiin lampunya gi” kata Yunho. Mingi mematikan lampu kamar Yunho dan menyalakan tumbler light. Ia merebahkan dirinya di samping Yunho, di bagian luar kasur. Sedangkan Yunho berdempetan dengan tembok.

“Lu dah pernah nonton kan? Kok nonton lagi” kata Mingi. “Hm?? Kangen mama. Sama kaya dia, mama gue kan juga lagi sakit gi” kata Yunho. “Tante belom sehat?” Tanya Mingi. “Belum. Kemaren sempet drop, tapi normal lagi” kata Yunho. “Gue pengen kenal Totoro, siapa tau dia bisa bawa gue ke mama gue sekarang” lanjut Yunho.

“Gue bakal jadi Totoro lu” kata Mingi. “Makasih gi. Gue bersyukur banget punya temen kaya lo. Makasih ya udah bertahan sama gue” kata Yunho. “Tapi lo lebih dari temen buat gue” kata Mingi dalam hati. “Dan fokus aja nonton. Gue temenin lo hari ini” kata Mingi sambil mengelus rambut Yunho.

Keduanya pun menonton animasi kucing tersebut, bahkan tanpa sadar, Mingi yang jatuh terlelap lebih dahulu. Yunho mengelus rambut Mingi dengan lembut, memandangnya dengan penuh kasih sayang. “Gue tau lo suka sama gue. Guenya aja yang belom yakin sama lo. Plis yakinin gue, Gi” kata Yunho.

Yunho pun mengecup dahi pria tinggi di sebelahnya itu dan menyamankan tidurnya sambil memeluk lengan Mingi.