Mirror Mirror On The Wall

Seungmin adalah seorang remaja yang baik dan termasuk polos. Kehidupan Seungmin hanya berputar pada sekolah dan rumah. Ia hampir tidak pernah bermain, dikarenakan, orang tuanya yang melarang.

Orang tua Seungmin melarang anaknya untuk bermain bersama anak lain lantaran mereka mau Seungmin agar rajin belajar, mendapat peringkat bagus, dan Seungmin bisa masuk universitas terkenal.

Satu hari, orang tua Seungmin memutuskan untuk merenovasi rumah mereka. Hal itu berimbas juga pada pembersihan barang-barang yang sudah tua atau rusak.

Hari itu, Seungmin dan kedua orang tuanya pergi ke sebuah toko furniture yang terkenal. Toko furniture itu terkenal karena hampir semua barang yang mereka jual memiliki kesan antik.

“Seungmin ingin berkeliling Appa. Bolehkah?” tanya Seungmin kepada ayahnya. “Tentu sayang. Liat saja ke dalam toko ini, lalu jika ada yang mau kamu beli, kasih tau appa, okey?” kata ayah Seungmin.

“Oki doki appa!!” seru Seungmin. Seungmin berkeliling toko tersebut. Banyak sekali barang-barang bernuansa antik yang terpajang disana.

Sampai, pandangannya jatuh kepada sebuah cermin besar yang terpajang disana. Cermin itu memiliki ukiran yang cantik. Seungmin langsung jatuh hati ketika melihat cermin tersebut.

Ketika ia berdiri di hadapan cermin itu, cermin itu memantulkan dirinya, namun tidak sendiri. Melainkan, ada sosok anak lain yang memiliki rambut merah. Sepertinya, ia seumuran dengan Seungmin.

“Halo!! Siapa namamu? Aku Felix” kata anak berambut merah tersebut. “Hai Felix!! Namaku Seungmin!! Senang berkenalan denganmu” kata Seungmin. “Sayang, sudah menemukan apa yang kamu mau beli?” tanya papanya tiba-tiba.

Seungmin mengangguk. “Minnie mau cermin ini papa!! Cermin ini besar!! Minnie jadi bisa melihat pakaian Minnie dulu sebelum pergi” kata Seungmin. “Baiklah, karena Seungmin sudah pintar, kita beli cermin ini ya” kata papa Seungmin.

¤¤¤

Sejak hari itu, Seungmin tidak pernah merasa kesepian apabila orang tuanya tidak ada di rumah. Karena Felix, selalu menemaninya. Walaupun, sebenarnya ia bingung, kenapa, ia hanya bisa melihat Felix melalui cermin itu saja?

“Felix, Minnie bosan di rumah.. Kita hanya bisa bermain berdua. Apa Felix tidak ada teman lagi?” tanya Seungmin. Bibirnya mengerucut sembari memegang boneka kesayangannya.

“Felix punya temen dong.. Bentar, Felix panggil temen-temen Felix dulu” kata Felix. Tidak lama kemudian, Seungmin melihat dalam pantulan cermin, Felix membawa 2 orang laki-laki. Yang satu memiliki wajah mirip dengan tupai, dan satunya memiliki tubuh cukup tinggi.

“Halo Seungminie!! Perkenalkan, aku Jisung” seru si pemilik wajah mirip tupai itu. “Dan aku Hyunjin. Senang berkenalan denganmu” kata si sosok tinggi.

“Wahh teman Seungmin jadi banyak!!” seru Seungmin sambil bertepuk tangan.

¤¤¤

Satu malam, Seungmin dan orang tuanya makan bersama. Orang tua Seungmin tersenyum ketika menyadari bahwa anak mereka semakin terlihat bahagia.

“Apa Seungmin sudah punya teman sekarang? Kenapa senang sekali?” tanya mama Seungmin. “Eung!! Seungmin punya teman! Namanya Felix, Jisung dan Hyunjin” kata Seungmin.

“Apakah mereka baik?” tanya mama Seungmin lagi. “Tentu saja mereka baik. Hanya mereka yang mau bermain bersama Minnie” kata Seungmin.

Selepas makan, Seungmin kembali ke kamarnya. Dan salah satu asisten rumah tangga yang sudah menemani Seungmin sejak kecil menghampiri orang tua Seungmin.

“Maaf tuan dan nyonya. Saya rasa, tuan Seungmin akhir-akhir ini sering berkhayal mengenai teman. Saya tidak pernah melihat tuan muda membawa teman-temannya kesini” kata asisten rumah tangga tersebut.

“Tidak apa-apa. Namanya masih anak-anak, suka berkhayal” kata Papanya Seungmin sambil terkekeh. Tapi anak anda sudah berumur 17 tahun, tuan” kata ART tersebut pelan.

¤¤¤

“Felix Felix, kamu dimanaa?” panggil Seungmin sambil menatap cermin. Tapi, tidak ada pantulan seorang pun di cermin tersebut. Seungmin mengerutkan dahinya.

Biasanya, ketika ia memanggilnya, Felix akan datang melalui cermin itu. Tapi, kali ini tidak ada.

“Mencariku?” tanya Felix. Seungmin terkejut mendapati Felix yang bisa keluar dari cermin. “Felix!! Kamu bisa keluar cermin?” tanya Seungmin antusias.

“Tentu. Aku kesini untuk menjemputmu bermain. Hyunjin dan Han sudah menunggu” kata Felix. “Kita main di rumahmu?” tanya Seungmin. “Rumah kita bersama. Ayo kita masuk ke cermin” kata Felix.

Seungmin menggandeng tangan Felix dan mereka pun memasuki cermin bersama-sama.

¤¤¤

“Berdasarkan hasil autopsi, anak anda meninggal karena hiportemia. Suhu Tubuhnya menurun dengan drastis dan sangat cepat. Ini aneh, tapi memang itu yang terjadi” kata seorang dokter forensik.

Mamanya Seungmin menangis tersedu-sedu. Ia menyesal tidak pernah ada di rumah untuk bermain bersama anak semata wayangnya itu.

Pagi itu, tubuh Seungmin ditemukan sudah terbujur kaku di depan cermin antik tersebut. Tubuhnya sudah dingin, namun ada senyuman yang tersemat di wajahnya.

“Apa sudah ada kejadian sebelum anak kami?” tanya papa Seungmin. “Ya. Ada. Adik saya sendiri adalah korbannya. Saya menemukan adik saya sudah terbujur kaku, tepat di depan cermin itu juga” kata salah satu polisi sambil menunjuk cermin tersebut.

“Siapa.. Nama adik anda?” tanya mama Seungmin. “Felix. Adik saya namanya Felix” kata polisi tersebut.

Semuanya terkejut. Felix, adalah seorang anak berusia 17 tahun yang ditemukan tiada 20 tahun yang lalu. Dan ketika itu kasusnya sangat mengejutkan semua orang.

“Sepertinya, cermin itu saat ini menampung anak-anak kesepian yang ingin bermain. Semoga saja mereka tenang dan senang disana” kata polisi tersebut.

Samar-samar, terdengar suara tawa yang ramai. Suara tawa remaja-remaja yang bermain dengan bahagia.

“Selamat bermain sayang.. Maafkan mama dan papa yang ga pernah berada disamping kamu” kata mama Seungmin sambil melihat ke arah cermin.