Hongjoong?

San menggigit bibirnya cemas. Tadinya, dia tidak mau menyebarkan fakta bahwa ia bisa melihat hantu. Selain karena para hantu akan menganggunya, ia takut terjadi hal buruk pada dirinya dan juga teman-teman di sekitarnya.

“Yeosang, Jongho. Coba bantu aku” kata San. “Kenapa??” tanya Jongho. “Kalian liat arwah yang tadi berdiri di belakang Seonghwa ga?” Tanya San. “Seonghwa siapa?” tanya Yeosang. San menepuk dahinya. Benar-benar dua hantu ini. Padahal sedari tadi mengikutinya tapi malah tidak tau Seonghwa yang mana :')

Oh!! Kakak manis yang rambut merah tadi?? Aku lihat. Ada kakak lainnya yang rambutnya biru, ngikutin kakak itu terus” kata Jongho. “Dia bahaya ga?” Tanya San pada Jongho. “Hm.. Tidak tau? Karena aku baru melihatnya hari ini” kata Jongho. San menghela nafasnya. Benar-benar tidak membantunya.

Tapi Ka San. Arwah itu punya seragam yang berbeda dengan kami” kata Jongho. “Seragam?” Tanya San. Jongho mengangguk kecil. “Seragamnya sama seperti yang kakak gunakan sekarang. Berarti, dia meninggal baru-baru ini” kata Jongho.

San menggigit jarinya sebagai pengalihan. “Maafkan aku ka Seonghwa” kata San sambil mengetik balasan dari pesan Seonghwa. San memutuskan untuk menutupi kebenaran tentang dirinya.


San merebahkan dirinya ke kasur. Belum ada 24 jam, dia sudah melihat 3 hantu. Kepalanya sungguh pening. Dia ingin menjauh dari masa lalu menyakitkannya, tapi dia malah bertemu masalah baru.

SAN!! SAN!! Teriakan Yeosang membuatnya terduduk kembali. “Apa apa?” Tanya San panik. “Kami lupa mengingatkanmu!! Kamu sekarang harus keluar. Beli makan malam, cemilan dan air putih untuk malam ini” kata Yeosang. “Kenapa?” Tanya San. “Haish jangan banyak tanya. Cepat lakukan” kata Yeosang.

San segera mengambil dompet dan keluar dari kamarnya. Di lantai dasar asrama ini, terdapat minimarket yang menyediakan makanan cepat saji. San mengambil satu paket rice box, membeli beberapa cemilan juga minuman. San segera membayarnya dan kembali ke kamarnya. Semua itu dilakukannya dengan cepat karena Yeosang yang panik.

San kembali tepat pukul 6 sore. “Jadi, jelaskan padaku. Kenapa kalian menyuruhku beli makan?” kata San. “Ini malam ke 13, San. Setiap malam ke 13, akan ada tangga menuju lantai 13. Dan jika kamu naik tangga itu, kamu tidak akan kembali. Dalam artian, kamu akan meninggal” kata Yeosang.

San terkejut. “INI ASRAMA NYEREMIN AMAT” kata San. “Makanya. Kamu tidak boleh keluar kamar dari jam 6 sore sampai jam 6 besok pagi. Makanya aku menyuruhmu membeli makanan dan minuman” kata Yeosang. San pun duduk di kasurnya. Benar-benar begitu banyak kejutan.

HALO JONGHO DISINI” teriak Jongho. San menutup telinganya. Wah, hantu yang mengatakan bahwa dirinya mirip kakaknya itu sangat berisik. “Aku bawa tamu” kata Jongho. Jongho menggeser tubuhnya dan San melihat hantu yang tepat di belakang Seonghwa tadi pagi.

Halo?? Kamu yang tadi pagi jatoh dari bangku kan?” kata hantu tadi. San mengutuk Jongho yang seenaknya membawa hantu ke kamarnya. “Iya. Namaku San” kata San. “Oh perkenalkan aku Hongjoong. Aku pacarnya Seonghwa” kata hantu itu atau Hongjoong.

“Aku bisa liat itu. Kamu ga pergi dari dia” kata San. “Hm.. Sebenernya bukan karena itu aja sih. Aku yang ga mau pergi. Sekolah ini menyimpan banyak kenangan untukku. Jadi, aku kembali. Walaupun Seonghwa lulus, aku akan tetap disini” kata Hongjoong. “Memang apa spesialnya sekolah ini? Selain banyak penghuninya?” Tanya San.

Kamu akan tau suatu saat nanti. Buktinya, dua hantu tua ini tidak pergi dari sekolah kan?” kata Hongjoong menunjuk Jongho dan Yeosang. “Hey, kami tidak pergi karena mayat kami belum ditemukan” kata Yeosang. “Jadi rumor soal pasangan yang terjatuh ke jurang setelah jurit malam itu benar ya” kata Hongjoong.

Tentu saja. Itu kami” kata Yeosang. San menepuk dahinya. Kok ini Yeosang keliatannya bangga banget dikenal sebagai 'pasangan yang meninggal saat jurit malam'?? “Kalo kakak? Kenapa bisa meninggal? Dan kapan?” tanya Jongho. “Hey, kamu lebih tua dibanding dia” kata San. “Enggalah. Aku meninggal di usiaku yang 14, ka Yeosang 17 dan ka Hongjoong 18” kata Jongho.

“Kamu anak aksel?” Tanya San. “Iya!! Keren kan!!” kata Jongho. San terdiam. Jongho tiada di usia yang sangat muda. “Jangan sedih begitu ka San. Semua ada waktunya” kata Jongho sambil tersenyum manis. “Betul San. Semua itu adalah takdir. Nanti kamu akan tau kenapa kami hanya bisa pasrah menunggu takdir kami” kata Yeosang.

Jadi, aku bisa bercerita?” tanya Hongjoong. “Oh, tentu. Maaf melupakanmu” kata San. “Tidak apa. Aku meninggal setahun yang lalu. Tepat di malam ke 13 ini” kata Hongjoong. San yang sedang minum pun tersedak. “HAH?” seru San. Hongjoong mengangguk. “Hari ini tepat setahun” kata Hongjoong.

“Kok bisa?” Tanya San. “Hm saat itu aku lagi fokus membuat lagu untuk Seonghwa. Seonghwa kamarnya di lantai 12 dan aku lupa bahwa itu adalah malam ke 13, jadi aku naik terus. Dan entahlah tiba-tiba aku berubah jadi arwah. Aku mengikuti Seonghwa terus sejak itu. Kemudian seminggu kemudian, tubuhku dilempar dari atap gedung sekolah. Guru-guru kemudian memakamkan tubuhku itu di kota asalku” kata Hongjoong.

“Kalian tidak pernah memeriksanya?” Tanya San. “Untuk apa? Pasti menyeramkan” kata Jongho. “Dan kamu hantu, Jongho. Kamu tidak akan mati lagi” kata San membalas perkataan Jongho. “Tidak ada apapun disana. Aku pernah kesana lagi saat malam ketiga belas” kata Hongjoong.

By the way, Seonghwa tau kalo kamu bohong padanya” kata Hongjoong. “KOK BISA??” Tanya San. “Karena dia bisa merasakan. Dia tidak bisa melihat kita, tapi dia bisa merasakan kehadiran kita” kata Hongjoong.