Hold My Hands
“Halo?? Kamu ngapain hujan-hujan begini di luar?”
Pertemuan pertama Taehyun dengan Beomgyu adalah ketika Seoul sedang diguyur oleh hujan yang cukup lebat. Taehyun baru saja hendak keluar dari supermarket dan menemukan pemuda itu dengan sengaja duduk di dekat pintu masuk supermarket.
Awalnya, Taehyun mengira bahwa Beomgyu hanyalah orang asing yang sedang berteduh. Namun, Taehyun melihat pemuda itu menggunakan jaket yang didesain khusus untuk fakultas seni dari universitas tempatnya mengenyam pendidikan. Sehingga Taehyun mengambil kesimpulan bahwa orang ini adalah mahasiswa fakultas seni, sama sepertinya.
Taehyun merasa kasihan dengan Beomgyu yang kehujanan maka dari itu Taehyun mengarahkan payungnya untuk menutupi Beomgyu. “Halo?? Kamu ngapain hujan-hujan begini di luar?” Tanya Taehyun. “O-Oh? Aku tadi kehujanan hehe.. Abis pergi keluar terus lupa ga bawa payung, jadi basah deh” kata Beomgyu dengan senyum yang canggung. “Oalah.. Ngomong-ngomong, kamu mahasiswa fakultas seni ya?” Tanya Taehyun.
“Iya betul. Kamu tau darimana?” Kata Beomgyu. “Jaketmu. Aku juga mahasiswa fakultas seni dari universitas itu” kata Taehyun. “Oalah.. Eh kita belum kenalan. Beomgyu, jurusan seni rupa” kata Beomgyu sambil mengulurkan tangannya. “Taehyun, jurusan seni musik” kata Taehyun sambil membalas jabatan tangan Beomgyu.
Taehyun kira, dirinya tidak akan bertemu lagi dengan Beomgyu. Apalagi mengingat fakultas seni memiliki cukup banyak mahasiswa dan acara yang padat. Namun hari itu, Taehyun kembali bertemu dengan Beomgyu dalam rapat untuk Pentas Seni tahun ini. Taehyun yang terkenal cerdas mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu panitia pensi, yaitu menjadi anggota dari koor acara.
Taehyun bertemu Beomgyu yang dipilih menjadi anggota perlengkapan. “Loh? Halo Taehyun!!” Seru Beomgyu ketika ia masuk ke dalam ruang rapat. “Hai Beomgyu” kata Taehyun. “Lo kok tumben kenal sama orang di luar jurusan senmus?” Tanya salah satu seniornya, Han Jisung. “Ga sengaja ketemu di supermarket. Dia pake jaket fakultas” kata Taehyun. “Oalah. Gebet gih, cakep tuh keliatannya” kata Jisung. “Ngaco lo kak” kata Taehyun sambil terkekeh.
“Oke selamat sore semuanya. Gue Soobin dari Seni Tari. Gue adalah ketua acara untuk Pentas Seni tahun ini. Mostly, panitia kita adalah angkatan gue dan angkatan Ryujin. Tapi, kita juga kedatangan dua orang dari angkatan baru, Beomgyu dan Taehyun. Tolong adik-adiknya dibimbing ya” kata Soobin, yang mengenalkan dirinya sebagai ketua acara. “Beomgyu kan seumuran sama Ryujin?” Kata salah satu anggota disana.
“Tapi gue gap year tau” kata Beomgyu. “Kenapa gap year, Gyu?” Tanya anggota yang lain. “Kecelakaan gue kak. Jadi gap year deh” kata Beomgyu. “Oalah, tapi enak ga kuliah disini?” Tanya Soobin. “Enak dong. Ga nyesel pokoknya” kata Beomgyu dengan semangat. “Semangat maba ya.. Eh btw yuk mulai rapatnya” kata Soobin.
Selesai rapat, Taehyun sengaja menunggu Beomgyu sampai selesai membereskan barangnya. “Gyu, pulang bareng yuk?” Ajak Taehyun. “Eh? Kenapa ga pulang sama kakak yang lain?” Tanya Beomgyu. “Canggung hehe” kata Taehyun sambil mengusap tengkuknya. “Ahahaha lucu banget. Yaudah deh pulang yuk. Eh tapi kamu tinggal dimana?” Tanya Beomgyu. “Aku tinggal di apart belakang kampus” kata Taehyun.
“Ih kok sama? Yaudah ayo kita pulang bareng” kata Beomgyu. “Cari jajanan dulu deh. Laper” kata Taehyun. “Yaampun, ini ga kenyang abis makan nasi??” Kata Beomgyu sambil tertawa. “Porsinya kecil hehe..” kata Taehyun. “Yaudah yuk, kita cari jajanan” kata Beomgyu. Taehyun dan Beomgyu pun berjalan keluar kampus sambil melihat jajanan di kiri-kanan mereka.
“Suka jajan apa Gyu?” Tanya Taehyun. “Tonkatsu!! Sumpah enak banget sih itu. Ga ada duanya” kata Beomgyu. “Yuk beli tonkatsu” kata Taehyun. “Ih baiknya” kata Beomgyu. Ketika menuju kedai tonkatsu, Taehyun melihat seseorang yang familiar. “Hyuka!!” Panggil Taehyun. Orang yang dipanggil itu pun mencari orang yang memanggilnya dan tersenyum ketika mendapati bahwa Taehyun lah yang memanggilnya.
“Wah Taehyun!!! Udah lama ga ketemu” kata orang yang dipanggil Hyuka itu. “Sendirian??” Tanya Taehyun. “Engga, nemenin kak Somi nih” kata Kai. “Lancar ya pacarannya” kata Taehyun. “Oh iya dong” kata Kai. “Eh kenalin, ini Beomgyu. Dari jurusan Seni Rupa. Gyu, kenalin ini Huening Kai atau Hyuka atau Kai. Temen sejurusan gue” kata Taehyun. “Kita udah kenal, Tae. Gue pernah collab sama Kak Gyu buat project ukm” kata Kai.
“Oh ya?? Wah keren” kata Taehyun. “Hai Kai. Apa kabar?” Sapa Beomgyu. “Baik dong. Lo kok ga ikut ukm musik lagi sih ka? Ditanyain sama senior yang lain” kata Kai. “Ehehe lagi sibuk tugas aja sih. Banyak banget” kata Beomgyu dengan canggung. “By?? Ngobrol sama siapa?” Tanya seorang perempuan yang mendekati ketiganya.
“Eh kak, ini ngobrol sama temen-temen. Kenalin, ini Kak Somi, cewe gue. Kak kenalin ini Taehyun, temen sejurusan. Ini Kak Beomgyu, temen satu ukm” kata Kai pada perempuan tersebut atau Somi. “Halo, aku Somi” kata Somi dengan ceria. “Eh, pergi duluan ya. Ada janji sama Somi” kata Kai. “Kemana?” Tanya Somi. “Katanya mau liat bintang jatuh. Bentar lagi nih” kata Kai. “Oh iya” kata Somi. “Kita duluan ya” kata Kai. “Yo hati-hati” kata Taehyun.
Sepeninggalan Kai dan Somi, Taehyun merasakan bahwa Beomgyu tiba-tiba menjadi diam. “Gyu?” Panggil Taehyun. Tiba-tiba Beomgyu meneteskan air matanya. Taehyun pun panik melihat Beomgyu yang menangis. “Gyu?? Kenapa nangis?? Beomgyu sakit??” Tanya Taehyun yang panik. Beomgyu menggeleng sambil berusaha menyembunyikan tangisannya dengan menutup matanya dengan lengan bajunya.
“Gyu kenapa nangis?? Yuk kita ke taman aja. Biar enak ngobrolnya” kata Taehyun. Beomgyu pun mengangguk dan Taehyun merangkul Beomgyu menuju salah satu kursi di taman. “Maaf, Taehyun harusnya bisa pulang sekarang” kata Beomgyu yang masih sesegukan karena baru saja berhenti menangis. “Gapapa, kan ga ada yang nungguin Taehyun pulang juga. Buat apa cepet-cepet pulang?” Kata Taehyun.
“Makasih udah nemenin” kata Beomgyu. “Ga masalah kok” kata Taehyun. Tiba-tiba, ada bintang jatuh yang terlihat di langit. “Liat bintang jatuh. Katanya kalo kita mengucapkan harapan kita ketika ada bintang jatuh, harapan kita akan menjadi kenyataan” tunjuk Taehyun kepada langit. Beomgyu menggelengkan kepalanya, “harapan Beomgyu ga bakal terkabul” kata Beomgyu. “Kenapa gitu?” Tanya Taehyun.
“Beomgyu berharap kalo suatu saat Kai bakal suka sama Beomgyu. Gyu bisa jadi pacar Kai. Tapi taunya, Kai suka sama Somi. Emang sih, Gyu ga sekeren Somi. Tapi tetep sakit ya hehe” kata Beomgyu yang kembali meneteskan air matanya. “Gyu kenapa suka sama Kai? Aku malah baru tau kalo kalian pernah satu project, padahal aku temen deketnya Kai” kata Taehyun.
“Ya itu, karena 1 project itu. Aku ngerasa cocok banget sama Kai, dan dia juga perhatian banget. Setiap latihan selalu bawain makanan, terus ngajarinnya sabar banget. Ditambah lagi, Kai keren kalo lagi main keyboard” kata Beomgyu. “Tapi Kai ternyata sukanya sama Kak Somi” kata Taehyun. “Itu dia hehe.. Abis tampil project itu, Kai didatengin Somi dan ternyata mereka pacaran. Aku langsung patah hati, terus jalan-jalan biar ga sedih. Taunya malah keujanan. Apes banget” kata Beomgyu.
“Oh? Yang kita ketemu di supermarket?” Tanya Taehyun. “Iya. Sebenernya aku bukan keujanan. Tapi sengaja. Biar ga keliatan lagi nangis aja” kata Beomgyu. “Yaampun Gyu..” kata Taehyun. “Aku mau move on. Aku ga mau terpuruk sama perasaan ini. Lagian, Kai ga akan pernah ngeliat aku sebagai orang yang dia cintai. Tapi ngeliat dia secara langsung, tetep aja sedih” kata Beomgyu.
Taehyun memandang langit yang terlihat cerah itu, kemudian ia menatap Beomgyu dengan lekat. “Kalau begitu, aku mau menyampaikan satu permohonan. Ya walaupun aku gatau sih bakal terkabul atau engga. Tapi aku mau kamu denger harapan aku ini” kata Taehyun. “Apa?” Tanya Beomgyu. “Aku mau Choi Beomgyu untuk bahagia. Aku yakin Beomgyu punya senyum yang manis. Aku pengen liat Beomgyu dengan senyuman paling manis ketika Beomgyu bahagia. Bukan senyuman yang pura-pura” kata Taehyun.
“Taehyun...” kata Beomgyu. “Beomgyu harus bahagia. Mungkin bukan sama Kai. Tapi, Taehyun berharap, Beomgyu menemukan orang yang tepat” kata Taehyun. “Terima kasih banyak, Taehyun. Terima kasih buat harapan yang indah” kata Beomgyu sambil tersenyum kecil. Taehyun mengulurkan tangannya pada Beomgyu, namun Beomgyu bingung dengan bahasa tubuh yang diberikan pemuda itu.
“Hari ini, biarkan Taehyun jadi orang yang membahagiakan Beomgyu. Kita lari bersama, jalan bersama dan tersenyum bersama. Jadi, tolong biarkan Taehyun pegang tangan Beomgyu untuk hari ini” kata Taehyun. Beomgyu pun terharu mendengar ucapan Taehyun. “Iya Taehyun. Biarkan hari ini, aku bahagia bersama Taehyun” kata Beomgyu. Beomgyu pun mengenggam erat tangan Taehyun, kemudian keduanya berlarian bersama di taman yang berhiaskan oleh jutaan bintang di langit.
Beberapa hari kemudian, Taehyun menemukan sebotol susu rasa strawberry ketika membuka loker miliknya. Taehyun memang tidak pernah mengunci lokernya, karena ia juga tidak pernah menyimpan barang berharganya disana. Susu strawberry itu tampak dibuat sendiri oleh si pembuatnya.
Taehyun mengambil botol tersebut dan menemukan sebuah surat. Taehyun membuka surat tersebut dan diam-diam ia tersenyum ketika membaca suratnya. “Woy, senyum-senyum sendiri” kata Jisung sambil menepuk bahunya. “Eh halo kak” kata Taehyun. “Dari siapa tuh? Cieee Taehyun punya penggemar” kata Jisung. “Gak lah kak. Tapi, aku tau siapa yang kirim ini” kata Taehyun sambil tersenyum.
“Selamat pagi Taehyun. Terima kasih sudah menemaniku waktu aku sedih. Katanya, kamu suka strawberry, jadi aku coba bikin susu ini buat kamu (walaupun aku diomelin temen sekamarku karena bikin lengket dimana-mana). Semoga kamu suka!!“
“Kita kapan rapat lagi kak?” Tanya Taehyun. “Eh? Tiba-tiba semangat ikutan rapat” kata Jisung. “Ishh buruan jawab kak” kata Taehyun. “Besok kayanya” kata Jisung. “Okee!!” Kata Taehyun dengan semangat. “Dih? Baru liat ada orang yang semangat buat ikut rapat” kata Jisung sambil menggelengkan kepalanya.
Keesokan harinya, Taehyun berjalan menuju ruang rapat para panitia pentas seni. Taehyun hari itu tidak ada kelas, sehingga dia bisa datang lebih cepat. Ketika ia membuka ruangan rapat, ternyata ada Beomgyu yang berada di dalam ruangan tersebut. “Loh? Taehyun? Cepet banget datengnya” kata Beomgyu.
“Iya nih, aku ga ada kelas. Kamu juga datengnya cepet” kata Taehyun. “Kelasnya dibatalin. Karena gabut, jadi aku kesini aja” kata Beomgyu. “Gyu, susu strawberrynya enak hehe.. Boleh ga kapan-kapan bikinin lagi?” Tanya Taehyun. “Taehyun udah cobain?? Beneran enak??” Tanya Beomgyu. “Iya enak!! Walaupun susunya kebanyakan dikit sih, jadi rasa strawberrynya agak tersamarkan, tapi tetep enak” kata Taehyun.
“Oke deh, kapan-kapan Gyu buatin lagi ya” kata Beomgyu. Taehyun mengangguk, kemudian menengok ke arah Beomgyu yang mengeluarkan penyangga kanvas beserta kanvas yang putih bersih. “Gyu ada tugas ya?” Tanya Taehyun. “Eh? Engga kok. Ini buat pentas seni nanti. Dosenku milih aku buat ngelukis sesuai dengan tema pensi tahun ini” kata Beomgyu dengan semangat. “Wah!! Keren banget kak!!” Kata Taehyun. “Makasih!! Sekarang aku mau coba cari ide sambil nunggu rapat” kata Beomgyu.
“Kamu biasanya gimana buat cari ide?” Tanya Taehyun. “Ga ngapa-ngapain. Aku cuma mandangin kanvas kosong ini aja. Bener-bener cuma diliatin aja gitu. Nanti di otak aku, seolah-olah ada gambar yang nembus ke kanvas ini” kata Beomgyu. “Aduh seniman mah beda ya” kata Taehyun. “Hahaha ya gitu deh. Kalo kamu gimana? Cara cari ide buat nulis lirik” kata Beomgyu. “Biasanya jalan-jalan sih. Ke tempat main, ke pasar, ke supermarket, ke taman, ke kampus. Cari inspirasi dari orang sekitar” kata Taehyun.
“Oalahh keren juga” kata Beomgyu. “Biasa aja hehe” kata Taehyun. Beomgyu kemudian berfokus pada kanvasnya. Taehyun yang tidak mau menganggu Beomgyu pun hanya terdiam dan memperhatikan wajah serius Beomgyu. Entah mengapa, wajah pemuda ini sangat menarik perhatian Taehyun. Pipi yang sedikit gembil, mata yang menggemaskan, dan bibir yang sangat cantik bila sang pemiliknya tersenyum tulus. Rambut panjangnya yang sedikit terkibas terkena pendingin ruangan itu pun menambah kesan tampan yang dimiliki pemuda itu.
Taehyun rasa, ia mulai mencintai pemuda di hadapannya ini. Kegigihannya, bakatnya, juga keterpurukannya, Taehyun sudah mengetahuinya. Taehyun ingin memberikan kebahagiaan pada pemuda ini. Bahkan jika memungkinkan, Taehyun ingin memberikan dunia dan seluruh isinya pada Beomgyu.
“Gyu, kayanya Taehyun suka sama kamu. Taehyun sayang sama kamu” kata Taehyun dalam hati sebelum ia memejamkan matanya. Taehyun berniat untuk menuliskan lagu untuk Beomgyu, maka dari itu ia memejamkan matanya untuk membayangkan lirik yang akan ditulisnya.
Di sisi lain, Beomgyu masih berfokus pada kanvas kosong di hadapannya. Tiba-tiba, ia mengingat kejadian beberapa hari lalu. Di malam ketika Beomgyu membuka dirinya pada Taehyun di malam yang indah. Beomgyu ingat bahwa malam itu, setelah ia menangis dan bercerita kepada Taehyun, Taehyun tidak melepaskan tangannya.
Mereka berlari bersama, berteriak bersama, tertawa bersama dan bahkan melihat langit malam bersama. Beomgyu ingin mengenang terus kejadian yang indah itu. Matanya melirik ke arah Taehyun yang memejamkan matanya. Taehyun, seorang pemuda tampan yang dulu tidak dikenalnya, kini perlahan mulai masuk ke dalam kehidupannya.
Beomgyu bersyukur bertemu dengan Taehyun. Walaupun secara tidak sengaja, Beomgyu menikmati waktu dan kebahagiaan yang Taehyun berikan kepadanya. Beomgyu ingin membalas semua hal yang Taehyun lakukan untuk membahagiakannya. “Taehyun, apakah Beomgyu boleh sayang sama kamu? Apa Beomgyu boleh cinta sama Taehyun?” Kata Beomgyu dalam hatinya.
Beomgyu kemudian mengambil pensilnya dan mulai menggoreskan gambar pada kanvas putih itu. Ketika Beomgyu mulai menggambar pada kanvas, detik itu juga ia mendeklarasikan dirinya untuk mencintai pemuda berambut silver itu. Beomgyu akan menutup kisah cinta sepihaknya terhadap Kai dan memulai lembaran baru untuk mencintai Taehyun.
Keduanya asik dengan pikiran mereka masing-masing, bahkan tanpa disadari mereka tetap bersama walaupun rapat pensi dibatalkan.
Hari pensi.
Taehyun bersumpah ia tidak akan mau mengikuti acara seperti ini lagi. Sebagai anggota divisi acara, Taehyun mengurus kesana kemari agar acara pensi dapat dilaksanakan dengan baik. Mengurus performance, mengurus rundown acara, dan lain-lain. Kesibukan ini membuatnya tidak dapat melihat Beomgyu. Padahal sebelumnya, ia sudah berjanji pada pemuda itu untuk melihat hasil lukisannya.
“Taehyun dimana??” tanya Soobin dari HT yang dipegangnya. “Backstage kak. Kenapa?” Kata Taehyun. “Tae, jaga di section lukisan aja ya. Di main stage udah ada koor lo. Bantu Hyunjin di section lukisan, dia agak hectic tuh” kata Soobin. “Oke siap kak” kata Taehyun. Taehyun segera berjalan cepat menuju sebuah ruangan indoor yang digunakan sebagai pameran lukisan dari mahasiswa serta dosen seni rupa.
“Kak Hyunjin!!” Panggil Taehyun. “Eh Taehyun, untung banget lo disini. Bantu jadi time keeper dong. Hectic banget sumpah” kata Hyunjin yang langsung memberikan kertas kucel berisi rundown acara di galeri lukisan. “Oke kak” kata Taehyun. “Sambil keliling aja gapapa. Tapi, remind me kalo waktunya abis” kata Hyunjin. “Siap kak” kata Taehyun.
Taehyun pun berkeliling sambil memandangi setiap lukisan yang terpajang. Walaupun tidak sepenuhnya memahami soal lukisan, Taehyun selalu kagum pada pelukis. Menurutnya, para pelukis selalu hebat karena mampu menuangkan perasaannya pada lukisan yang dibuatnya. Taehyun berjalan menuju ruang tengah galeri dan menemukan sebuah lukisan yang ramai dikunjungi orang.
“Ini keren banget sih. Dia lagi menyatakan cinta” kata salah seorang pengunjung. “Romantis banget. Bersyukur punya pacar kaya dia” kata pengunjung yang lain. Taehyun memandang lukisan tersebut. Lukisan tersebut adalah dua tangan yang saling bertaut satu sama lain. Dan latar belakangnya adalah padang rumput serta langit malam yang bertabur bintang.
Di depan lukisan tersebut, terdapat deskripsi yang dituliskan oleh pelukis tersebut. “When I'm sinking alone, you was there. You hold my hand. We're running, screaming and laughing together. That was my happiest moment in my life. I hope, I could hold your hands forever and walking on the flower path with you.“
Taehyun sangat tersentuh membaca deskripsi tulisan tersebut. Pelukis itu berhasil menyentuh hati para pengunjung galeri. Pantas saja Hyunjin kewalahan dengan pengunjung yang membludak ini. Taehyun memandang lukisan tersebut dalam diam. Tiba-tiba, ia mengingat kejadian di malam itu. Di malam ketika ia melihat rapuhnya seorang Choi Beomgyu, pemuda yang tidak sengaja ia temui.
Taehyun yang biasanya tidak pernah peduli dengan orang lain, mau duduk dan menemani Beomgyu. Taehyun bahkan mengobrol dan berusaha mengembalikan senyum pemuda itu. Mereka menikmati malam yang indah, dan tidak sekalipun Taehyun melepaskan tangan Beomgyu. Hanya satu kata yang bisa menggambarkan rasanya mengenggam tangan Beomgyu,
Hangat.
Taehyun menyukai perasaan hangat itu.
Taehyun sadar, bahwa ia sebenarnya sudah jatuh pada pesona pemuda itu. Beomgyu orang yang menarik dan Taehyun tidak sanggup untuk mengalihkan pandangannya sejenak dari pemuda itu. Taehyun ingin menyayanginya, dengan sepenuh hatinya.
“Taehyun!! Lo dimana?” Sial, suara Hyunjin dari HT membuyarkan pikirannya. “Di tengah aula kak. Kenapa?” Kata Taehyun. “Ke aula belakang dong. Bantuin Beomgyu. Ada lukisan yang mau jatoh katanya. Gue tau lo bukan anak perkap, tapi tolong banget. Gue hectic disini, apalagi katanya rektor mau dateng” kata Hyunjin.
Beomgyu
“Oke kak, meluncur” kata Taehyun. Taehyun segera pergi menuju aula belakang yang tidak terlalu ramai pengunjung seperti di aula depan dan tengah. Mungkin karena aula belakang lebih banyak lukisan abstrak yang hanya dipahami oleh orang-orang seni rupa. “Beomgyu!!” Seru Taehyun ketika melihat pemuda itu sedang menahan sebuah lukisan.
“Taehyun! Untung banget kamu kesini. Tolong bantu pegang dari bawah. Aku mau benerin pemasangannya” kata Beomgyu. Taehyun pun memegang lukisan tersebut dari bawah, sedangkan Beomgyu merapikan instalasi disana agar lukisan tersebut bisa digantung lagi. “Fyuh untung ga jatoh. Kalo jatoh bisa abis aku” kata Beomgyu sambil turun dari tangga. “Untung bisa cepet-cepet dibetulin” kata Taehyun.
“Iya. Eh, kamu kok bisa ada disini?” Tanya Beomgyu. “Disuruh Kak Soobin bantu disini. Katanya disini hectic” kata Taehyun. “Oalah. Udah muter-muter?” Tanya Beomgyu. “Udah liat sekilas. Tadi abis liat lukisan yang ada di tengah aula” kata Taehyun. “Lukisan yang mana?” Tanya Beomgyu. “Itu, yang ada pegangan tangan. Sumpah deh itu lukisan rame banget yang liat. Dan pas aku liat, emang sebagus itu. Perasaan pelukisnya tergambar dengan baik, walaupun tanpa baca deskripsinya” kata Taehyun.
Beomgyu terdiam, ia tentu tau siapa yang melukis itu, karena ia lah yang melukisnya. Beomgyu juga yang menulis deskripsinya dengan harapan orang-orang memahami kebahagiaannya yang dapat bahagia bersama Taehyun. “Taehyun, mau tau ga siapa orang yang jadi inspirasi si pelukis itu?” Tanya Beomgyu. “Ya mau lah. Siapa sih yang jadi inspirasi pelukisnya?” Tanya Taehyun.
“Kamu.“
Taehyun merasa waktu berhenti sejenak ketika Beomgyu mengatakan hal tersebut. Badannya terasa kaku dan hanya ada satu kata yang terlintas di kepalanya. Kamu, yang berarti, Beomgyu lah pelukisnya. Beomgyu menjadikan dirinya inspirasi dalam melukis. “Aku??” tanya Taehyun yang tidak percaya dengan ucapan Beomgyu.
“Iya, Kang Taehyun. Aku melukis lukisan itu untuk kamu. Aku melukis itu untuk menyatakan perasaanku padamu. Aku bahagia bisa mengenalmu, Taehyun. Kamu adalah inspirasi dan kebahagiaan untukku. Hatiku jatuh kepadamu, Taehyun” kata Beomgyu. Taehyun termenung mendengar pengungkapan dari Beomgyu. Tiba-tiba lidahnya kelu, tidak mampu mengatakan sepotong ucapan apapun.
“Aku sudah tidak peduli lagi dengan Kai. Maksudku, aku sudah menutup kisah cinta sepihakku. Dan aku memutuskan untuk membuka lembaran yang baru untukmu. Orang yang tidak pernah melepaskan genggamannya padaku. Taehyun yang mengulurkan tangannya pertama kali padaku ketika aku terpuruk. Dan aku ingin membagi kebahagiaan juga kesedihanku bersamamu” kata Beomgyu.
Taehyun pun merasakan setetes air mata jatuh pada pipinya. Tangannya bergerak untuk mengenggam tangan Beomgyu, kemudian mengecup punggung tangan itu sekilas. “Beomgyu, sejak hari itu, sejak aku yang menghibur dirimu, aku berencana untuk mengenggam tangan ini. Aku ingin mengenggam tangan ini selamanya. Bolehkan aku mengenggam tangan ini? Bukan hanya hari ini, bukan hanya sampai esok. Tapi sampai selamanya” kata Taehyun.
Beomgyu tersenyum dan Taehyun bersumpah, itu adalah senyuman paling manis dan paling tulus yang pernah Taehyun lihat. “Iya Taehyun. Tolong genggam tangan ini, dan jangan pernah lepaskan” kata Beomgyu. “I will” kata Taehyun.
“Kalo dipikir-pikir, dulu kita cupu juga ya” kata Taehyun pada Beomgyu. “Cupu kenapa?” Tanya Beomgyu. “Ya itu. Padahal udah tau saling bahagia, tapi ga bisa ungkapin. Eh malah ngungkapinnya pas jadi panitia pensi” kata Taehyun. “HAHAHAHA kamu emang nyesel baru nyatain perasaan kamu ke aku pas pensi?” Tanya Beomgyu.
“Ya engga sih. Setiap waktu bersama kamu kan indah ya. Cuma lucu aja gitu. Sampe lama begitu. Padahal udah bahagia bareng-bareng” kata Taehyun. “Hilih gombal terus aja pak. Udah ga mempan saya digombalin” kata Beomgyu sambil menepuk pipi Taehyun.
“Udah ah, yuk jalan lagi. Kita kebanyakan istirahat disini” kata Taehyun yang duduk kemudian berdiri. Angin yang kencang membuat rumput di sekitarnya ikut bergoyang mengikuti arah angin. Taehyun mengenggam tangan Beomgyu dan membantunya untuk bangun. “Kita mau kemana?” Tanya Beomgyu.
“Hm gatau sih. Kita ikutin jalan aja” kata Taehyun. “Iya sih. Kita ikutin aja kemana angin membawa kita. Asal kamu ga lepasin tangan kamu dari aku” kata Beomgyu. “Gak lah. Ga akan aku lepasin tangan ini” kata Taehyun. Beomgyu pun tersenyum kemudian keduanya berjalan bersama di padang rumput yang luas itu. Mereka memutuskan untuk mengenggam tangan satu sama lain dan berjalan bersama. Membiarkan langkah mereka dituntun oleh angin.
. . . . . . . . . . . .
Halooo!!! Ini au tubatu sekaligus au taegyu pertamaku. Terima kasih buat yang udah baca au ini!! Semoga kalian suka dengan au ini, dan semoga aku bisa nulis au perkapalan tubatu lainnya. Have a nice day!!
Siapa tau ada yang mau berkomentar secara anonim 📎 : https://tellonym.me/sunshinecjh