HAVEN

Haven (.n) : Comfort place, safe place

Pairing : – Sungjin as Senja – Jae as Jevan – Youngk as Bian – Wonpil as Wildan – Dowoon as Daniel – MyDay/You as Tania

TW : Physical Disability, Hurt/Comfort

Happy Reading ^^

Tania tersenyum ketika pria dengan bahu lebar dan gitar coklat tua itu tersenyum dengan senyuman secerah matahari. Bibir pria itu terus bernyanyi dengan suara yang mampu menghipnotis penonton untuk larut dalam lagu yang dinyanyikannya.

Good bye, eonjekkaji nan nae aneseo eoreobuteun chaero geudaero Never let go, Never let go oh..

Lagu dengan judul Goodbye Winter itu pun menjadi penutup busking hari itu. Tania segera bergegas mendekati panggung kecil yang menjadi pusat perhatian sedari tadi.

“KALIAN KEREN BANGET!!!” seru Tania kepada 5 sahabatnya itu. 5 pria yang tadi bernyanyi di atas panggung kecil itu tersenyum kecil ketika mendengar suara manis yang meluncur dari bibir Tania.

“Wih, manager kita dateng nih. Berarti ada makan-makan dong” kata pria yang kurus dan memakan kacamata. Itu adalah Jevan, salah satu pemain gitar di band kecil tersebut. Tentunya, bukan si pria dengan gitar coklat tua itu, karena pria dengan gitar coklat tua itu sedang duduk di kursi yang ada di atas panggung.

“Tas gitarku dimana ya? Tolong kesiniin dong” kata pria dengan gitar coklat itu. Daniel, yang menjadi pemain cajon hari itu, menunduk dan menemukan tas gitar pria tersebut ada di bawah kursi yang didudukinya.

“Ka Senja, tas gitarnya ketindihan kursi. Kakak berdiri dulu deh” kata Daniel. Pria dengan gitar coklat itu atau Senja akhirnya berdiri dan Daniel menarik tas gitar itu dan memberikannya kepada Senja.

“Lain kali kasih ke gua aja Nja. Tongkat lu dimana?” Kata Jevan. “Di ambil Bian tadi. Bian mana ya??” Kata Senja sambil berusaha mencari keberadaan Bian dengan inderanya yang lain.

“Ka Bian lagi ngurusin honor tadi ka. Sabar ya” kata Wildan, pemain keyboard hari ini. Senja mengangguk dan memasukkan gitarnya ke dalam tas gitar miliknya. “Nja, mau dibantuin?” Tanya Tania. “Oh? Tolong dong Tania, aku mau gendong tas gitarnya. Dari tadi aku cari talinya kok ga dapet dapet ya?” Kata Senja.

Tania menarik tali tas gitar itu dan membantu Senja agar tas gitar itu bisa tersampir dengan baik di punggungnya. “Dah” kata Tania. “Nah, makasih Tania” kata Senja dengan senyuman manisnya.

“Wes, ada si cantik nih. Dah lama ga keliatan” kata Bian yang tiba-tiba datang. “Berisik Bi hahaha..” kata Tania. Bian memberikan tongkat Senja kepada Senja. “Yuk makan. Pada mau makan apa nih?” Kata Bian.

“Mekdi lah mekdi yuk. Yang gampang dan cepet” kata Daniel. “Jevan kan alergi keju dodol” kata Tania. “KAN ADA BURGER YANG GA PAKE KEJU?!” Seru Daniel ga mau kalah. “Yaudah ayo ke mekdi. Udah Tania, gue beli yang ga pake keju nanti” kata Jevan.


Dalam perjalanan menuju rumah makan cepat saji itu, Senja menghela nafasnya beberapa kali. Kentara sekali bahwa ada yang dipikirkannya. “Kenapa Nja?” Tanya Tania. “Eh? Gapapa kok” kata Senja. “Jangan bohong, nanti dipatok ayam” kata Tania.

“Gapapa ih Tania... Lagi mikir aja kok malem ini dingin banget. Udah gitu aja” kata Senja. Tongkatnya terus diarahkan pada jalanan yang memang dikhususkan untuk para tunanetra seperti Senja.

“Nja, tau ga sih, salah satu performer di busking tadi ada yang bilang katanya kita ini keren, apalagi lo. Katanya, kepekaan lo sama musik keren banget walaupun lo ga bisa liat” kata Bian.

“Bohong banget nih Bian. Ga mungkin ada orang yang ngomong gitu” kata Senja. “Ih beneran tau ka. Ya siapa yang ga terpana sama seorang Senja. Udah keren, ganteng, jago musik, perhatian, pinter lagi” kata Wildan.

“Tapi, gue buta Wil. Itu kelemahan gue. Gue belum bisa pergi sendiri, belum nyaman lebih tepatnya. Gue masih ngeganggu kalian” kata Senja. Tanpa disadari Daniel di depan sana menunduk dengan sedih, dan Senja merasakan itu.

“Itu bukan salah kamu Dan. Aku ga pernah nyalahin kamu. Aku ga marah sama kamu kok serius” kata Senja. “Tapi, coba kalo waktu itu Daniel bawa mobilnya bener, Daniel ga bakal kecelakaan. Kalo Daniel ga kecelakaan, mata Daniel ga akan rusak dan akhirnya ka Senja harus kaya gini” kata Daniel menahan air matanya.


Flashback

Senja berlarian di rumah sakit dengan kalut ketika ia mendapat telepon bahwa Daniel, salah satu anggota band yang sekaligus adalah adik sepupunya mengalami kecelakaan.

Dan Senja ingin menangis ketika dokter mengatakan bahwa kecelakaan itu merusak kornea mata Daniel dan akan membuat Daniel tidak bisa melihat lagi. Namun, Senja membulatkan pilihan. Senja berkata kepada dokter agar dokter bisa mengambil kornea mata milik Senja untuk diberikan kepada Daniel.

Dokter tersebut tentu tidak setuju. Apalagi, Senja masih muda dan dokter tetap mengatakan bahwa mereka akan mencari donor mata yang lain. Namun, Senja bersikeras untuk tetap memberikannya pada Daniel.

Karena pemikiran Senja hanya satu, Senja mau melihat Daniel bahagia kembali. Senja rela untuk hidup dalam dunia abu-abu, asalkan Senja dapat menunjukkan kasih yang ia miliki untuk Daniel, dan ini adalah satu-satunya jalan yang terbaik untuk Daniel.


Senja mendekatkan dirinya kepada Daniel dan memeluk adik sepupunya itu. “Ka Senja udah kasih mata itu buat Daniel, supaya Daniel bisa bahagia. Biar Daniel bisa hidup kaya biasa. Kakak ga mau Daniel sedih kalo Daniel hidup di dunia abu-abu kaya yang kakak sekarang rasain” kata Senja.

“Ini juga sebagai peringatan buat Daniel, lain kali, jangan ngebut bawa mobil. Daniel harus bawa hati-hati. Karena sekarang, Daniel bawa mata ka Senja” kata Senja lagi sambil menepuk-nepuk bahu Daniel.

Daniel menangis kencang sambil memeluk Senja dengan erat. “Maaf ka Senja hiks.. maaf” kata Daniel dengan tangisannya. “Jangan bikin pengorbanan kakak sia-sia, okey? Daniel katanya mau jadi arsitek sukses kan? Jadi, Daniel harus pergunain mata ka Senja dengan baik” kata Senja.

“Dan kamu juga Nja. Jangan seorang pun anggep kamu rendah karena kamu punya kekurangan. Kekurangan yang ada dalam diri kamu, bukanlah penghalang untuk kamu tetap berkarya” kata Bian yang tumben menggunakan aku-kamu kepada Senja.

“Kak Senja, kaya yang selalu kita bilang, semua moment dalam hidup kita itu, adalah momen terbaik dalam hidup kita. Ga ada satu moment pun yang meaningless. Inget kak, semua moment dalam hidup kita akan jadi best partnya kita” kata Wildan dengan senyuman yang menenangkan.

“Lo bisa jatoh, lo bisa istirahat dulu Nja, kalo lo cape. Tapi lo inget, lo ga sendiri. Ada kita disini yang bakal nemenin lo, yang berjalan bareng lo dan nuntun lo untuk sampai tujuan.

Emang terkadang, lo sendiri juga kuat. Tapi kalo kita jalan bareng-bareng, capenya ga kerasa. Lo juga ga bakal ngerasa kesepian, karna ada kita” kata Jevan panjang lebar.

Kini, giliran Senja yang berlinang air mata. “Ah kalian ini” kata Senja sedikit tertawa untuk menahan air matanya untuk turun.

“Kita mau jadi safe placenya ka Senja, kita mau jadi orang yang pertama ka Senja cari kalo ka Senja lagi butuh bantuan. Kita mau jadi orang pertama yang tau kalo ka Senja lagi sedih. Kita mau ka Senja nyaman sama kita” kata Daniel.

“Senja, kamu liat kan, sahabat-sahabat kamu ini adalah safe placenya kamu. Kalian adalah safe placenya aku. Kamu harus sadar, berapa banyak orang yang ngedukung kamu untuk terus maju dan berkarya. Untuk kembali berdiri tegak, walaupun sudah terjatuh.

Gapapa untuk berjalan pelan Nja. Gapapa untuk istirahat sebentar. Tapi setelah itu, kamu harus lebih kuat dari sebelumnya. Stronger than ever. Jangan biarkan api semangat dalam diri kamu itu redup dan mati, hanya karena kamu memiliki kekurangan.

Believe me, kamu bakal jadi orang hebat nantinya. Asalkan, jangan pernah padamkan api semangat itu” kata Tania sambil menepuk bahu Senja.

Malam itu, di tengah ramainya perkotaan, Senja mendapatkan satu pesan. Bahwa kekurangannya, tidak akan membuatnya jatuh. Dan Senja juga mengerti, betapa beruntungnya ia, memiliki safe place yang bisa selalu diandalkan dan bisa membuatnya jadi Senja yang seutuhnya.


Author Notes

Buat teman-teman yang memiliki kekurangan, entah itu penyakit atau didiagnosa memiliki gangguan tertentu, ingatlah, bahwa kalian tidak sendiri. Terkadang, kalian hanya perlu menyadari bahwa sebenarnya kalian tidak pernah sendiri.

Tolong bilang bahwa kalian kesepian. Tolong bilang kalo kalian butuh bantuan. Diam, tidak akan membuat kalian keren, yang ada malah membuat kalian semakin terpuruk dengan keadaan yang ada

Jangan pernah padamkan api semangat yang ada dalam diri kalian. Tapi tetap berusahalah untuk membuat api tersebut tetap berkobar. Kalian lebih kuat dari yang kalian pikirkan. Percayalah sama diri kalian sendiri, karena kalian bisa, kalian mampu.