HAUNTED HOUSE
Cr name : Eskalokal (on Twitter)
Warn : Silahkan baca secara individu, dan menggunakan penerangan yang minim agar lebih terasa..
Hari itu, Eska janjian buat liburan bareng. Si bocil, alias Jusuf, hampir tiap hari ngajakin mereka liburan bareng. Dan untungnya, Felix, si anak Jaksel itu, punya koneksi luas. Dan akhirnya, mereka pun bakalan berlibur di sebuah villa di Puncak.
“Lix, lu dapet berapa Villanya?” tanya Calvin. “Ya satu” kata Felix. Semuanya langsung menghela nafasnya. “Maksudnya bang Ical, lu dapet harga berapa itu sewa villa” kata Haris. “Oh.. Murah anjir.. Ga nyangka gua” kata Felix.
“Ihh, jangan-jangan jelek villa nya” kata Aji. “Ga. Sumpah bagus banget. Gede lagi” kata Felix.
“Tapi, agak terpencil. Dia agak masuk ke hutan gitu” kata Felix. “Gila, malem-malem bbq di tengah hutan seru tuh” kata Bayu. “Ya semoga aja ga ada yang ngintilin” kata Esa. “Ya jangan dong ka Esa.. Serem kalo ada yang ngintilin” kata Jusuf.
“Apalagi Ical ya?” tanya Kirino. “Sabar, orang ganteng mah sabar” kata Calvin sambil mengelus dadanya. “Udah buruan. Ayo kita pergi sekarang” kata Bayu.
***
3 Jam kemudian, akhirnya mereka sampai di villa yang Felix berhasil sewa. Btw, ada yang penasaran sama formasi mobil? Bayu yang nyetir, terus Felix disampingnya, karna Cuma Felix yang tau jalannya. Abis itu di tengahnya para tetua, alias Ino, Calvin sama Haris. Dan sisanya dibelakang, pasukan bocil.
“Wih gila beneran gede ya villanya” kata Aji. “Bagus banget loh asli” kata Ino. “Heh manusia, turunin nih barang lo” kata Bayu. Aji dan Ino segera lari ke mobil buat angkut tas mereka. Abis itu, mereka masuk ke villa itu bareng-bareng.
“Kuncinya dah lu dapet?” tanya Haris. “Udah. Ini kuncinya” kata Felix. Esa keluarin kameranya. Dia udah siap mau foto-foto villa yang terkesan antik banget ini. Pas dia mau foto villanya, dia dikagetin sama seseorang yang muncul dari jendela atas.
Esa kaget dan reflek nurunin kameranya. Tapi pas liat ke atas, ga ada siapapun di atas. Esa cuek dan ngangkat kameranya lagi. Dan dia terkejut ketika ada sosok perempuan di hadapan kameranya.
“HUAAA!!” seru Esa. Semuanya reflek langsung menghadap ke Esa. “Kenapa ka Esa?” tanya Jusuf. “Esa, lo kenapa?” tanya Ino. “Gapapa gapapa.. Tadi ada serangga aja hehe” kata Esa sambil tertawa canggung.
“Ya elah dikirain kenapa” kata Calvin. “Tumben, tapi kan lo ga takut serangga, Sa” kata Haris. Semuanya langsung terdiam. “A-ha-ha apasih.. udah ayo masuk. Gua gapapa kok” kata Esa.
Di villa itu, ada 4 kamar tidur. Dua di bawah dan dua di atas. “Ayo hompimpa ya. 2 orang yang keluar duluan, dia bebas milih kamar” kata Bayu.
“HOMPIMPA ALAYU GAMBRENG!!” kata mereka bersamaan. Jusuf dan Haris pun keluar sebagai dua orang tersebut. “Yes!! Gue sama Esa pokoknya” kata Haris.
“Yaudah kalo gitu Jusuf sama bang Bayu ya” kata Jusuf. “Nah kalian hompimpa lagi. Bertahap. Nanti keluar satu, terus satu lagi” kata Bayu.
Mereka pun hompimpa lagi dan akhirnya Felix sama Calvin keluar sebagai pemenang. “Dah Ji, lo tidur sama gue aja” kata Felix. “Yaelah Ical lagi Ical lagi” kata Ino. “Gua juga bosen ketemu lu bang” kata Ical.
Dan akhirnya, anak-anak kelahiran 2000 menempati kamar atas, dan sisanya di kamar bawah. Esa udah ga nyaman sebenernya, tapi dia ga mau bikin yang lain khawatir.
“Sa, lo yang di kanan ya, biar gua di kiri” kata Haris. Esa ngangguk kecil. “Lo jadi pendiem. Kenapa?” kata Haris. “Hawanya ga enak, yis” kata Esa akhirnya jujur.
“Oh, lu ngerasain juga? Gua pikir Cuma gua yang ngerasa” kata Haris. “Eh?” tanya Esa. “Lo lupa kalo gua bisa ngerasain mereka?” kata Haris. BENER JUGA! Esa sampe lupa hal itu.. “Mereka banyak. Tapi, gua yakin, mereka ga bakal ngapa-ngapain” kata Haris.
***
Malem itu, mereka makan bersama. Bayu dan Ino memutuskan untuk memasak Indomie 10 bungkus, dan telur 8 biji. Tidak lupa juga, mereka menyiapkan nasi…
Mereka bertujuh sudah duduk melingkar di sofa depan tv. Si bocil, alias Jusuf masih membersihkan tubuhnya. “Jusuf lama banget dah” kata Aji. “Coba cek bang” kata Ino.
“Nyuruh-nyuruh lo” kata Haris. “Kan lo temen sekamarnya” kata Ino. Bayu akhirnya beranjak ke kamarnya dan Jusuf. Setiap kamar, memang memiliki kamar mandi, dan ada satu kamar mandi tambahan di dekat dapur.
Bayu mengetuk pintu kamar mandi. Masih terdengar suara air yang mengalir. “Cil, udah selesai belum?” tanya Bayu. Bayu membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu. Dan Jusuf, tidak ada di kamar mandi.
“Wah nih bocah niat ngisengin” kata Bayu. Bayu pun keluar kamar, dan masih belum ada Jusuf disana. “Loh Jusuf mana Bang?” tanya Aji.
“Dia ga ada di kamar mandi” kata Bayu. “Ey bang.. Ga lucu sumpah” kata Felix. “Beneran. Gua pikir dia mau ngeprank gua” kata Bayu.
Mereka semua terdiam, dan tiba-tiba nafsu makan mereka menghilang. “Sumpah cil, ga lucu.. lu dimana cil?” kata Calvin. “Jusuf, dimana?” tanya Esa. “Mau mencar ga?” tanya Haris.
“Mencar aja yuk, tapi jangan sendiri” kata Calvin. “Yaudah abang-abang ke atas aja, kita cari ke belakang” kata Haris. Dan setelah itu pun mereka berpencar.
***
Haris, Aji, Felix dan Esa langsung pergi menuju halaman belakang. Halaman belakang hampir tidak ada lampu disana. Mereka hanya bermodal flashlight dari HP mereka.
“Kita saling gandengan ya. Jangan sampe kepisah sendiri” kata Haris. Mereka menyusuri halaman belakang sambil bergandengan tangan.
“Lihat, pagar halaman belakang sudah rusak. Apa Jusuf lewat sini ya?” kata Felix. Dan tepat ketika ia mengarahkan pandangannya ke depan, ia melihat Jusuf yang berjalan lurus ke dalam hutan. “Itu Jusuf!! Jusuf!!” seru Felix.
“Felix!! Tunggu!!” seru Aji. Mereka berempat pun mengikuti Jusuf yang terus masuk ke dalam hutan.
“Dia ‘dikendalikan’ sesuatu” kata Haris. “Aduh gimana dong… Ini makin masuk ke hutan loh” kata Esa. “Jusuf!! Jusuf!!” teriak Aji. Jusuf semakin berjalan masuk ke dalam hutan yang gelap, begitu juga Haris, Aji, Felix dan Esa yang berlari mengikuti Jusuf.
Sementara itu di dalam villa, Bayu, Ino dan Calvin, memeriksa barang-barang milik villa. Seperti lemari, laci dan lainnya. Berusaha menemukan secercah harapan, untuk mengembalikan Jusuf.
“Bang! Bang! Gua nemu sesuatu nih” kata Calvin. Calvin menyerahkan sepucuk kertas yang sudah menguning, dan ada tulisan di dalamnya. “Baca Cal!! Ayo buruan!! Sebelum Jusuf kenapa-kenapa” kata Ino. Calvin pun mengangguk. “Kami tidak bisa bermain dengan kalian. Kami harus kembali! Terima kasih sudah mengajak kami bermain..” kata Calvin.
Jusuf seketika berhenti berlari, ia terlihat kebingungan mengapa ia berada di dalam hutan. “Bang Bayu… Jusuf dimana ini?” tanya Jusuf ketakutan.
“Jusuf!!!” teriak Haris. Jusuf menengok dan mendapati keempat kakaknya memeluknya bersamaan.
“Kita khawatir sama kamu tau… Kita pikir, ga bakal ketemu kamu lagi” kata Esa. Mereka semua pun berpelukan di tengah hutan itu.
“Nah, sekarang, gimana caranya kita balik ke villa?” tanya Haris. “Kita asal lari ke dalam hutan aja. Sekarang bingung baliknya gimana” kata Felix. “Kalian butuh bantuan?” tanya seseorang.
“AHHH!!” teriak mereka semua. “Eh maaf. Saya pengurus villa. Rumah saya di dalam hutan sana. Kenapa anda semua di hutan malam-malam begini?” kata orang tersebut yang ternyata adalah seorang pria paruh baya. “Maaf tuan.. Tapi, kami sepertinya mengalami kejadian mistis” kata Haris.
“Ah… Pasti anak-anak itu” kata pria tua tersebut. “Villa itu tadinya adalah panti asuhan. Anak-anak yang tinggal disana sangat bahagia. Mereka memiliki janji, bahwa mereka akan kembali kesini, bahkan sampai mati. Dan walaupun mereka sudah diadopsi ke kota lain, dan akhirnya panti itu ditutup, mereka tidak lupa dengan panti ini. Ketika mereka sudah meninggal, arwah mereka kembali kesini dalam wujud anak-anak, dan mereka tinggal disana” kata pria tua itu.
“Tetapi, besok kalian kembali kan? Maka dari itu, tidak perlu takut” kata pria tersebut. “Kalau begitu, bisa tolong antarkan kami kembali ke villa, tuan?” tanya Esa. “Baik, mari ikuti saya” kata pria itu.
***
Keesokan paginya, mereka sudah siap pulang.. Mereka sudah cukup menangis terharu ketika mendapati Jusuf kembali dalam pelukan mereka. Dan akhirnya, mereka berdelapan memutuskan untuk pulang, setelah berlibur sehari.
“Kami pulang dulu tuan” kata Bayu sambil mengangguk. “Terima kasih untuk bantuan anda” kata Jusuf. “Baiklah, hati-hati dijalan ya” kata pria tua itu. Dan setelah kepergian mereka berdelapan, pintu Villa tertutup.
“Kasihan sekali mereka” kata pria tua itu pada sosok arwah perempuan di sampingnya. “Mereka tidak tau jika mereka sudah tiada” kata pria itu.
“Kecelakaan terjadi di sebuah jalan tol. Sebuah mobil terlihat menabrak pembatas jalan. Kepolisian setempat menduga, bahwa kendaraan yang digunakan tidak dalam kondisi yang bagus. Pengemudi dan penumpang mobil tersebut meninggal di tempat, dan berjumlah 8 orang. Saat ini, tim SAR sedang berusaha untuk mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Sekian berita yang dapat kami sampaikan pada siang hari ini”