GENGSI

Yunho tersenyum dengan getir ketika ia mendapatkan balasan dari Mingi. Ternyata benar, Mingi sudah berpacaran dengan seseorang. Yunho mengenal pacar Mingi. Seungmin merupakan anggota ukm vocal, sama seperti Jongho.

“Udahlah Yunho.. Tarik nafas, buang nafas.. Lo harusnya seneng kalo temen lo akhirnya dapet pacar” kata Yunho sambil berkali-kali menarik nafas dan menghembuskan nafas. Tetapi, entah kenapa, air mata Yunho terus mengalir.

“Kenapa sih.. Hiks.. Kenapa aku nangis..” kata Yunho yang tersendat-sendat. Ia berkali-kali menghapus air mata yang mengalir tersebut. “Huft... Semangat Yunho. Lo harus tegar. Temen lo udah pacaran, artinya, lo harus kasih dia selamat” kata Yunho. Yunho akhirnya menghembuskan nafasnya dengan keras dan kemudian terlelap.

Keesokan paginya, Yunho bersiap pergi ke kampus. Tangannya mengambil handphone untuk menghubungi Mingi. Setiap pagi, Mingi pasti menjemput Yunho. Namun hari itu, Mingi tidak mengangkat sambungan teleponnya. “Oh astaga, gue lupa, Mingi kan sekarang punya pacar. Pasti sibuk sama pacarnya lah, lo bego banget Yun” kata Yunho sambil menepuk dahinya.

Kemudian, Yunho kembali merasa sedih. Mulai sekarang, ia akan sendiri. Pergi ke kampus sendiri, dan pulang sendiri. Padahal, biasanya dia akan pergi bersama Mingi. “Haish lo kenapa sih Yunho, sadar sadar. Lo tuh cuma temenan sama Mingi” kata Yunho.

Ketika Yunho akan pergi menuju halte bus terdekat, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di dekatnya dan membunyikan klakson. “Woy, tiang. Buruan masuk!!” Ternyata itu adalah Yeosang. “Hai bang Yunho!! Yuk masuk!! Ikut kita aja” kata Jongho yang meyembul dari kursi pengemudi.

Yunho tersenyum kemudian masuk ke mobil Yeosang. “Ka Yeo tau kakak ga pernah naik bus. Jadi, dia inisiatif buat jemput abang” kata Jongho. “Hehehe makasih Yeosang, sahabatku” kata Yunho. “Jijik Yun” kata Yeosang. Yunho dan Jongho pun tertawa mendengar gerutuan Yeosang.

Sesampainya mereka di kampus, mereka bertemu Mingi yang juga baru sampai di kampus. “Oy Gi!!” Panggil Yeosang. “Oy Yeo!!” Kata Mingi. “Wih, ini pacar lo? Manis juga” kata Yeosang dengan mulut lemesnya. “KAK!!” seru Jongho. “Ehh ampun, Jongho tetep paling manis” kata Yeosang sambil terkekeh.

“Kenalin, namanya Seungmin. Satu ukm sama Jongho kan?” Kata Mingi. “Halo, namaku Seungmin!!” Kata Seungmin sambil memperkenalkan diri. “Gue Yeosang, dia Yunho” kata Yeosang. “Eh, gue ga ngumpul ya nanti. Udah janji mau nemenin dia ngerjain tugas” kata Mingi.

“Santuy, dah jadi bucin ya lo” kata Yeosang. “Haha gitu deh. Gue duluan ya” kata Mingi sambil berlalu dan merangkul Seungmin. “Bang??” Panggil Jongho pada Yunho. “Eh? Kenapa dek?” Tanya Yunho. “Jangan bengong” kata Jongho. “Engga kok. Gue duluan ke kelas ya” kata Yunho.

“Kasian bang Yunho” kata Jongho setelah Yunho pergi berlalu. “Yunhonya gengsi, Mingi juga gengsi. Kita liat aja mereka bertahan berapa lama” kata Yeosang. “Hah... Kasian” kata Jongho.

Selama seharian itu, Yunho tidak fokus dalam mengikuti kelasnya. Dia sendiri tidak mengerti kenapa ia sedih ketika Mingi mendapatkan pacar. Apakah dia sebenarnya iri dengan Mingi?

“Jung Yunho!! Apakah anda mendengarkan saya?” Yunho langsung tersentak ketika dosennya menegurnya. “Maaf pak” kata Yunho. Setelah kelas selesai, Yunho kembali menghubungi Mingi untuk makan. Semua itu dilakukan tanpa ia sadari, karena dia terbiasa bersama Mingi. Dan Yunho kembali merasa sedih karena Mingi tidak membalas pesannya.

“Mingi..” kata Yunho dengan lirih.


Sepulang dari kampus, Yunho langsung menangis. Yunho juga tidak tau apa yang menyebabkannya sangat sedih, hingga ia ingin menangis. “Mingi.. Mingi.. hiks” kata Yunho sambil menyembunyikan air matanya di bantal.

“Mingi.. Lo dimana.. hiks.. Gue.. Kangen..” tangis Yunho. Yunho melirik hpnya dan masih belum ada balasan dari Mingi. Yunho masih terus menangis hingga ia tertidur karena lelah menangis dan melewatkan makan malamnya hari itu.

Beberapa hari kemudian, Hongjoong mengajak mereka untuk berkumpul di warkop dekat kampus. “Loh Yunho mana?” Tanya Wooyoung yang datang bersama San. “Dia ga nongol di group” kata Hongjoong. “Gue ambil kelas agama dan etika bareng Yunho kemaren, tapi dia ga masuk” kata San.

“Terakhir kali liat Yunho tuh pas bang Mingi baru pacaran” kata Jongho. “Coba telepon Yeo” kata Seonghwa. Yeosang pun menghubungi Yunho. “Ga ada yang angkat. Hpnya ga aktif” kata Yeosang. “Gi, lo gatau apa-apa? Lo kan yang biasanya deket sama Yunho” kata Seonghwa.

“Ka, gue emang deket sama Yunho, tapi bukan berarti gue tau dia 24 jam kan? Apalagi gue udah punya pacar sekarang. Ya Yunho cuma temen buat gua. Emang gue tau San atau Yeosang 24 jam full?” Kata Mingi.

“Gue samperin Yunho deh. Alamat Yunho dimana?” Tanya Seonghwa. “Di kosan elit itu loh ka” kata San. “Oh, oke. Gue pinjem motor siapa nih?” Kata Seonghwa. “Motor gue aja ka. Kebetulan gue bawa motor matic, bukan motor biasa balapan” kata Wooyoung. “Oke. Gue pergi ya” kata Seonghwa.

Seonghwa pun mengendarai motor Wooyoung sampai di kosan yang tadi Jongho beritau. Sesampainya disana, Seonghwa baru ingat jika dia lupa menanyakan kamar Yunho. “Duh elah, kamar nomor berapa coba” kata Seonghwa.

Tiba-tiba ada pesan dari Mingi. “201?? Oh lantai 2 nomor 1 ya? Oke” kata Seonghwa pada dirinya sendiri. Seonghwa memarkirkan motornya kemudian segera masuk ke kosan tersebut. “Selamat malam, anda cari siapa??” Tanya seseorang yang sepertinya penghuni kosan ini juga.

“Oh, saya mencari Yunho” kata Seonghwa. “Silahkan masuk kak. Sepertinya Yunho sedang sedih. Dia sudah berhari-hari menangis” kata orang tersebut. Seonghwa mengerutkan dahinya. Seorang Yunho menangis? Masalah apa yang membuat Yunho menangis? Hongjoong pernah mengatakan jika Yunho jarang sekali menangis, dan jika Yunho menangis, berarti masalah itu sangat berat.

Seonghwa segera naik ke lantai dua dan menuju kamar 201, kamar Yunho. Seonghwa mengetuk kamar Yunho. “Yunho, ini gue Seonghwa” kata Seonghwa. Dan tidak ada sahutan dari dalam kamar Yunho. “Yunho, gue tau lo denger gue. Biarin gue masuk ya? Gue mau jadi pendengar lo” kata Seonghwa.

Seonghwa tersenyum ketika ia mendengar suara kunci yang diputar. “Yun.. Ho?” Seonghwa terkejut melihat wajah Yunho tentu saja. Wajahnya sedikit pucat, matanya memerah dan bengkak, serta air mata kering di pipinya.

“Masuk ka” kata Yunho pada Seonghwa. Seonghwa berdecak melihat kosan Yunho yang berantakan. “Maaf berantakan” kata Yunho. Seonghwa menggeleng juga ketika ia melihat 3 tumpuk kardus rokok yang kosong. “Yuk, kita beres-beres dulu. Lo udah makan belom?” Kata Seonghwa.

“Hari ini belum” kata Yunho. Seonghwa menghela nafasnya. “Gue traktir. Lo harus makan. Sekarang lo mandi, gue pesen makanan. Abis itu kita beres-beres kamar lo” kata Seonghwa. Yunho mengangguk dan pergi ke kamar mandi. Sementara Seonghwa memesan makanan secara online.

Setelah Yunho selesai mandi, makanan yang dipesan Seonghwa pun sampai. Seonghwa mengambil makanan tersebut dan sudah kembali lagi ke atas. “Lo belom makan seharian, gue beliin bubur” kata Seonghwa. “Makasih ka” kata Yunho.

Setelah makan, Seonghwa membantu Yunho membereskan kamarnya. Seonghwa menggeleng melihat tumpukan baju kotor Yunho yang tercecer dimana-mana. “Lo kenapa sih?” Tanya Seonghwa. Yunho yang ditanya pun terdiam. Yunho duduk di lantai kemudian menutup wajahnya dengan tangan. Yunho menangis lagi.

Seonghwa memeluk tubuh Yunho dan menepuk-nepuk bahu Yunho. “Gue disini Yunho.. Tenang yaa.. I'm here for you” kata Seonghwa. “Kak.. Hiks” kata Yunho. “Kenapa hm??” Tanya Seonghwa. “Gue.. Gue gatau hiks.. Gue sedih..” kata Yunho.

“Sedih kenapa?? Coba sini cerita sama kakak” kata Seonghwa. “Gue.. sedih banget ka hiks.. Gue sedih karna Mingi pacaran, harusnya gue seneng. Gue sedih juga Mingi ga bales chat gue sejak dia pacaran.. Gue gatau kenapa hiks..” kata Yunho sambil menangis.

“Yunho.. Kakak mau nanya. Kamu suka sama Mingi?” Tanya Seonghwa. Yunho terdiam. “Aku.. Gatau” kata Yunho. “Kenapa gatau?” Tanya Seonghwa. “A-Aku belum yakin sama Mingi” kata Yunho. Seonghwa menghela nafasnya, kemudian tersenyum pada Yunho.

“Yunho, dengerin kakak. Perasaan kamu sekarang gimana setelah Mingi pacaran?” tanya Seonghwa. Yunho menghapus air matanya. “Aku sedih ka. Banget. Aku terbiasa sama Mingi. Mingi selalu ada di samping aku, aku nyaman sama Mingi, dan..” ucapan Yunho terputus sedikit.

Seonghwa dapat melihat Yunho sepertinya gugup. Terlihat dari Yunho yang menggigit bibirnya. “Dan apa?” tanya Seonghwa. “Aku sempet mikir, harusnya aku yang di posisi pacarnya Mingi” kata Yunho dengan suara yang sangat pelan, namun tetap dapat didengar Seonghwa.

“Yunho, lo sadar ga sih kalo lo sebenernya suka, eh engga, sayang dan cinta sama Mingi?” Kata Seonghwa. Yunho menghela nafasnya berat. “Apa yang bikin lo ga yakin? Mingi selama bertahun-tahun ini selalu ada di sisi lo kan? Apa dia pernah ngecewain lo?” Tanya Seonghwa.

Yunho menggeleng. “Nah, terus kenapa lo harus ragu?” Tanya Seonghwa. “Gue takut. Gue ga mau pacaran yang cuma buat bisa dipamerin, dan lain-lain. Gue mau hubungan kita serius. Banyak ngobrol” kata Yunho. “Dan lo pikir Mingi ga bisa kaya gitu?” Tanya Seonghwa. “Iya?” Kata Yunho.

“Tapi pada kenyataannya gimana?” Tanya Seonghwa. “Dia orang yang realistis. Banyak baca berita. Kita juga sering ngobrol tentang masa depan, keluarga” kata Yunho. “Nah, kenapa lo masih ragu?” Kata Seonghwa. Yunho terdiam kemudian menghela nafasnya. “Gue bego ya ka?” tanya Yunho.

“Engga, lo ga bego kok. Cuma telat mikir aja” kata Seonghwa. “Kalo, gue bilang ke Mingi sekarang pas dia punya pacar, gue jadi pelakor ya ka?” Tanya Yunho. “Mau tau rahasia ga?” tanya Seonghwa. Yunho mengangkat kepalanya ke arah Seonghwa. “Mingi tuh ga pacaran. Itu sepupunya dia. Sepupunya itu tuh dibayar sama Mingi buat jadi pacar pura-pura. Dia pengen tau lo serius ga sama dia” kata Seonghwa.

Dan setelah itu Yunho kembali menangis. “SONG MINGI BANGSATTT” seru Yunho sambil menangis-nangis karna kesal. Ya, semoga Mingi masih bisa melihat matahari ya besok.