First Morning
“Haaa... Jam berapa coba ini..” kata Mingi. Mingi terbangun ketika mendengar suara alarm dari ponselnya. Mingi lupa mematikan alarm yang dipasangnya untuk menghadiri kelas, padahal dia udah libur :)
Mingi pun menengok ke meja nakas untuk melihat jam digital. Dan saat itu juga Mingi ingin mengumpat. Soalnya, masih jam 5 pagi :')))
“Hadeh, udah begini mah ga bisa tidur lagi” kata Mingi. Mingi pun keluar dari kamarnya dan melihat keadaan rumah yang masih gelap. “Oke berarti ka Jongho belum bangun” kata Mingi. Mingi pun turun dari lantai 2 menuju dapur. “Sarapan apa kita hari ini ya?” Kata Mingi. Mingi membuka kulkas dan mengambil sekotak susu cair yang ia dan Jongho beli kemarin.
Mingi menuangkan susunya ke dalam gelas dan meminumnya sambil melihat stok makanan yang ada di kitchen counter. “Bikin roti panggang enak nih” kata Mingi ketika ia melihat ada roti dan mentega disana. Mingi pun menghabiskan susunya dan mulai mengambil roti. Ia mengolesi kedua sisi roti dengan mentega, kemudian menyiapkan teflon dan mulai memanggang roti.
“Kamu ngapain Gi?” Mingi terkejut dengan Jongho yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Ia hampir saja menjatuhkan teflon yang sedang dipegangnya. “O-Oh, morning Ka hehe... Tidurnya nyenyak?” Tanya Mingi. “Ya lumayan.. Aku udah lama ga jalan-jalan, jadi nempel kasur langsung tidur” kata Jongho. “Bagus deh kalo kakak tidurnya nyenyak” kata Mingi. “Kamu bikin apa?” Tanya Jongho.
“Roti panggang. Kakak mau?” Tawar Mingi pada Jongho. Jongho pun mengerutkan dahinya ketika mendengar tawaran Mingi. “Toast maksudnya? Ngapain bikin pake teflon?” Tanya Jongho. “Lah, emang pake teflon kan?? Aku biasa di rumah pake teflon” kata Mingi dengan bingung. “Kan ada toaster. Ada oven juga tuh di sebelah kompor” kata Jongho sambil menunjuk mesin pemanggang roti tepat di sebelah air fryer dan menunjukan oven yang besar di bagian bawah.
Lah iya, Mingi lupa kalo Jongho tuh orang kaya :)
“Aku ga ngerti pake toaster ka hehe.. Terus, oven kakak ini terlalu banyak tombolnya, aku ga paham. Oven kakak di rumah cuma 2 tombol soalnya” kata Mingi. “Lagian lebih enak pake teflon ka, lebih garing” jelas Mingi selanjutnya. Jongho pun terkekeh mendengar pengakuan jujur Mingi. “Kalo gitu aku juga mau dong. Sama telur ya” kata Jongho. “Oke ka” kata Mingi.
Mingi pun segera membuatkan roti panggang dan menggoreng telur untuk Jongho. “Nih ka, selamat makan” kata Mingi sambil meletakan piring berisi 2 lembar roti panggang dan sebuah telur goreng di hadapan Jongho yang sedang bermain ponselnya. “Thanks. Oh iya kamu punya paspor ga?” Kata Jongho. Mingi yang sedang minum pun tersedak ketika Jongho bertanya seperti itu.
Ini beneran dia diajak ke US berdua doang? BERDUA?
“Engga ka. Lagian ga pernah mikir kalo bisa ke luar negeri” kata Mingi. “Yaudah, nanti kamu dijemput sama Ka Yeosang ya. Dia bakal anter kamu ke imigrasi dan ngurusin paspor kamu” kata Jongho. “Oke ka” kata Mingi. “Oh ya, minta nomor rekeningmu sama virtual account kampusmu” kata Jongho. Mingi pun mengambil ponselnya dan menyebutkan nomor rekening berserta nomor virtual account untuk pembayaran kuliahnya.
“I've sent 7 million to your account ya. Aku dah janji bakal bayar kamu 15 juta per bulan kan? Jadi 500 ribu per hari. Karna bulan ini tinggal 2 minggu lagi, jadi aku bayar kamu untuk 2 minggu jadi 7 juta. Coba dicek mutasinya” kata Jongho. Mingi terpelatuk mendengar ucapan Jongho. Nih orang ngasih 7 juta, berasa cuma ngasih 7 ribu doang.
“Udah masuk ka” kata Mingi sambil menunjukan mutasi rekeningnya. “Oke good. Kalau ada butuh beli barang-barang buat kuliah bilang aja ya. Terus kamu sekarang semester 5 ya?” Kata Jongho. “Iya ka” kata Mingi. “Bayaran semester 5 udah lunas?” Tanya Jongho. “Udah ka. Bayaran kemarin jadi model bisa bantu buat lunasin semesteran” kata Mingi. “Hm kamu semesterannya 8 juta ya. Ini bisa bayar langsung sampe semester 8 ga ya?” Kata Jongho.
“Gimana ka?” Tanya Mingi. “Coba besok tanyain ke layanan mahasiswanya ya. Bisa ga kalo bayar sampe lulus. Kalo bisa nanti aku langsung tf” kata Jongho. “Kenapa ga per semester aja ka?” Tanya Mingi. “Ya gapapa? Cuma 24 juta ini. Santai” kata Jongho. Sekali lagi, Mingi terpelatuk mendengar ucapan Jongho. 24 juta bisa buat kehidupan dia setahun kayanya. “Oke ka, nanti aku tanyain” kata Mingi.
Mingi menghabiskan sarapannya dan memperhatikan Jongho masih memainkan ponselnya tanpa menyentuh makanan buatannya. “Ga biasa sarapan ya ka?” Tanya Mingi. “Hah? Oh engga kok biasa sarapan” kata Jongho tanpa mengalihkan matanya dari ponsel. “Terus kenapa ga dimakan ka?? Nanti sakit perut loh di kantor. Apa kakak ga suka roti? Nanti aku masakin nasi aja gimana?” kata Mingi.
“Bukan gitu Gi. Sabar ya, abis ini selesai aku jelasin” kata Jongho dengan cepat. Sekitar 5 menit berlalu, Jongho pun tersenyum lebar dan mengunci ponselnya. “Abis chat sama pacar ya ka?” Tanya Mingi. “Sembarangan, aku tuh single tau. Kamu kan tau aku bayar kamu karena aku trauma” kata Jongho. “Terus kenapa ka?” Tanya Mingi penasaran.
“Ini nih, Seungmin nyebelin banget. Pagi-pagi nyuruh orang mantengin saham. Dikata bursanya udah buka apa?” Kata Jongho. “Terus kenapa tadi senyum ka?” Tanya Mingi. “Nah itu, tadi pas udah jam buka bursanya, Seungmin nyuruh aku trading masa. Pake punya dia sih, alibinya dia sibuk. Bener-bener tuh orang. Untung match” kata Jongho. “Seungmin tuh siapa ka?” Tanya Mingi.
“Seungmin tuh namanya Sky. Sky itu sebenernya nama baptis dia. Nama asli dia tuh Kim Sky Seungmin. Tapi akhirnya dia ganti nama jadi pake Sky Kim” kata Jongho. “Kalau ganti nama gitu, orangtuanya ga marah?” Tanya Mingi. “Engga tuh. Malah orangtuanya yang nyuruh Seungmin cepet-cepet ganti nama. Mungkin karena nama baptis kali ya? Kan dikasih sama pendeta langsung” kata Jongho.
“Ohh bisa jadi sih ka” kata Mingi. Tiba-tiba pintu rumah Jongho pun terbuka. Ternyata yang datang adalah seorang wanita yang berusia sekitar 40 tahunan. “Loh, Tuan Jongho kedatangan teman?” Kata wanita tersebut. “Pagi Bibi Na!! Kenalin ini Mingi, dia kerja sama aku dan bakal tinggal disini. Nah Mingi, kenalin ini Bibi Na. Bibi Na ini yang ngurusin aku dari kecil” kata Jongho.
“Selamat pagi Bibi Na, perkenalkan saya Mingi” kata Mingi sambil membungkuk. “Selamat pagi juga Tuan Mingi” kata Bibi Na dengan ramah. “Bibi, aku minggu depan pergi ke US, nanti Bibi liburan aja ya? Gausah dateng ke rumah, soalnya mau ditutup plastik juga barang-barangnya” kata Jongho. “Baik Tuan Jongho. Nanti saya datangnya kalau Tuan sudah pulang berarti ya” kata Bibi Na.
“Oke Bibi Na. Nah Mingi, aku mandi dulu, terus aku ke kantor. Nanti jam 9an, kamu dijemput sama Ka Yeosang ya” kata Jongho. “Oke ka” kata Mingi pada Jongho. Ketika Jongho berlalu, Mingi segera merapikan piring bekas makannya dan Jongho untuk dicuci olehnya. “Tuan Mingi lebih baik siap-siap aja. Biar saya yang cuci nanti” kata Bibi Na. “Gapapa Bi, ga bakal telat kok. Dan panggil aku Mingi aja, aku orang biasa kok” kata Mingi.
“Tidak bisa Tuan, nanti Tuan Jongho akan marah pada saya” kata Bibi Na. “Kalo gitu, gimana Bibi panggil aku Mingi kalo ga ada Ka Jongho?” Tawar Mingi. “Baiklah kalau begitu” kata Bibi Na. Kemudian, Jongho pun turun dari lantai 2 dengan keadaan rapi, yaitu menggunakan jas dan membawa tas kerjanya. “Aku pergi kerja dulu” kata Jongho. “Hati-hati di jalan ka” kata Mingi. “Hati-hati Tuan” kata Bibi Na.
“Iyaa, terima kasih” kata Jongho sambil pergi dari rumahnya.