Don't Judge a Book by It Cover
Jongho menangkup pipinya. Dia bosan. Yeosang dan Hongjoong lagi sibuk ngurusin lomba mereka. Seonghwa sibuk rapat dan kakak yang lain masih ada kelas. “Hufttt kenapa sih cuma gue yang ga ada kelas hari ini” kata Jongho.
“Jongho~~~~ Bayi beruangkuuu” teriakan itu membuat Jongho mengangkat kepalanya. “Bang Wooyoung!!” Seru Jongho. Wooyoung duduk di hadapan Jongho dan menepuk kepala Jongho pelan. “Gabut Jong?” Tanya Wooyoung.
“Iya nih. Nanti siang mau ke apart ka Yeo kasih makanan. Ka Yeo sama bang Joong kan kalo udah kerja ga inget waktu” kata Jongho. “Tapii??” Tanya Wooyoung. “Tapii, ada dua alesan. Yang pertama, gue ga bawa motor. Kedua, gue ga ada temen” kata Jongho. “Emang lo dah boleh bawa motor?” Tanya Wooyoung.
“Sama mama ga boleh. Tapi sama ka Yeo udah boleh” kata Jongho. “Dasar bocah” kata Wooyoung. “Nih bawa motor gue aja. Gue bisa pulang sama San atau siapa aja lah gampang. Soal temen, coba aja lo samperin ka Seonghwa” kata Wooyoung sambil menyerahkan kunci motornya pada Jongho.
“Bener juga!! Siapa tau bang Joong bisa dibujuk sama ka Hwa. Yaudah gue samperin ka Hwa ah. Gue pinjem ya motornya bang. Besok gue balikin” kata Jongho. “Santai santai, kaya sama siapa aja. Yaudah gue balik kelas ya” kata Wooyoung. “Byeee” kata Jongho.
Setelah kepergian Wooyoung, Jongho bertanya pada salah satu temannya di UKM Vocal yang juga anak BEM Psikologi mengenai Seonghwa. Ternyata Seonghwa sedang rapat dengan BPH (Badan Pengurus Harian) BEM Psikologi.
Jongho duduk di depan ruang rapat itu. Sambil menunggu, ia memainkan game di HPnya. Kira-kira 1 jam kemudian, pintu ruang rapat pun terbuka dan keluarlah seorang mahasiswi yang Jongho ketahui sebagai wakil dari Seonghwa.
“Hai ka!! Ka Seonghwanya ada?” Tanya Jongho. “O-Oh? Ada kok. Mau dipanggilin?” Kata Sakura -wakil ketua BEM Psikologi. “Boleh ka hehe..” kata Jongho sambil tersenyum. Mahasiswi itu masuk kembali dan tidak lama keluar lagi. “Katanya tunggu sebentar. Seonghwa masih ngecek berkas” kata Sakura. “Okey, makasih ka” kata Jongho.
Tidak berapa lama, Seonghwa keluar bersama satu mahasiswa dan mahasiswi lain. “Jong?? Kakak pikir siapa yang nyariin. Aturan masuk aja tadi mah” kata Seonghwa. “Ga sopan, ka hehe.. Lagian bukan jurusan sendiri. Kalo jurusan sendiri mah terobos aja” kata Jongho.
“Dasar” kata Seonghwa sambil mengelus rambut Jongho. Jongho melihat dua orang di belakang Seonghwa lagi berbisik. Jongho tersenyum, pasti lagi gibahin dia yang merupakan temennya Hongjoong. “Halo kakak-kakak. Kenalin aku Jongho, anak ilkom” kata Jongho. “Oh, halo Jongho. Kenalin kakak Jungwoo, dan ini Eunbi” kata mahasiswa tersebut.
“Kamu kenapa kesini?” Tanya Seonghwa memotong pembicaraan keduanya. Takut temannya ini membicarakan hal aneh kepada Jongho. “Kakak kosong ga hari ini?” Tanya Jongho. “Kosong. Kelas kakak dibatalin” kata Seonghwa.
“Bagus!!” Kata Jongho dengan senang. “Kenapa nih?” Tanya Seonghwa curiga. “Hehehehe temenin Jongho ke apart ka Yeo mau ga??” Tanya Jongho. “Gak boleh. Seonghwa -um, mau ngerjain tugas kelompok” kata Eunbi. “Yahhh.. Yaudah deh Jongho pergi sendiri aja” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya.
“Tunggu bentar. Gue ga ada janji mau ngerjain tugas kelompok hari ini. Dan sejak kapan Yeosang ada apartement?” Kata Seonghwa. “Ih kak Eunbi bohong. Ga baik bohong ka, dosa.. Oh soal apart ka Yeo, biasa orang kaya gabut, beli apartement. Itu sebenernya lab ka Yeosang. Ka Yeosang kan demen bikin drone gitu.
Nah, papanya ka Yeosang tuh kadang suka sebel sama ka Yeosang, soalnya perintilan bikin begituan kan banyak nah suka berantakan gitu. Jadi, ka Yeo disuruh beli apartement, buat jadi labnya ka Yeo” kata Jongho panjang lebar.
“Terus, kamu sekarang ke apart Yeo mau ngapain?” Tanya Seonghwa. “Kasih makan. Kakak gatau kalo ka Yeo sama bang Joong ikut lomba robotik wakilin kampus?” Kata Jongho. “HAH??” Kali ini yang kaget bukan hanya Seonghwa, tapi Jungwoo dan Eunbi juga.
“Beneran!! Makanya aku mau kesana sekarang, kasih mereka makan. Soalnya suka ga inget waktu mereka tuh” kata Jongho. “Yaudah, kakak temenin. Kita naik apa?” Kata Seonghwa. Jongho menunjukkan kunci motor Wooyoung. “Hasil ngerampok bang Wooyoung ehehehe” kata Jongho.
“Dasar, mentang-mentang udah dibolehin Yeosang motoran lagi” kata Seonghwa. “Hehe ayo kaaa.. nanti keburu siang” kata Jongho. “Oke, duluan ya gais” kata Seonghwa sambil mengikuti Jongho.
Jungwoo dan Eunbi memandang kepergian Seonghwa. “Jadi sebenernya mereka itu baik apa engga sih?” Tanya Eunbi.
Jongho menekan password apartemen Yeosang dan terdiam ketika melihat ruang tamu yang berantakan. “Siapa? Oh? Kalian kok dateng?” Tanya Hongjoong. Hongjoong segera merapikan peralatan dan bahan-bahan membuat robot tersebut. “Bawain makan. Abang belom makan kan?” Kata Jongho.
“Oh iya, baru inget belom makan dari semalem” kata Hongjoong. “Nih makan bang. Istirahat dulu aja” kata Jongho. “Yeosang tuh dari kemaren ga keluar-keluar dari kamar. Mirip vampire” kata Hongjoong sambil memanggil Yeosang. “Yeosang!! Keluar buruan, makan. Ada Jongho nih” kata Hongjoong.
Tidak berapa lama, Yeosang keluar kamar. “Duh laper” kata Yeosang. “Bagus! Udah berapa lama ga makan?” Tanya Jongho. “Hehehe... Semalem?” Kata Yeosang. “Makan buruan. Gausah ngerjain dulu hari ini. Istirahat duluuu” kata Jongho.
“Iyaa..” kata Yeosang. “Udah berapa persen kalian?” Tanya Seonghwa. “Gue kan asisten Yeosang, cuma bikin bagian body robotnya. Cepet itu mah. Gue bisa masang seharian kelar kalo ga tidur. Yeosang tuh yang bikin otak robotnya” kata Hongjoong. “Hm, udah 75 persen. 3-4 hari kelar kayanya” kata Yeosang.
“Kakak jangan di kamar terus.. Sesekali keluar kamar ka. Nanti makin mirip jadi vampire” kata Jongho. “Iya sayangg. Makanya kamu nginep aja ya disini” kata Yeosang. “Dih? Terus gue harus jadi nyamuk lu berdua?” Kata Hongjoong. “Ka Seonghwa tidur disini juga aja!! Gimana?” Kata Jongho.
“Heh, main samber aja” kata Hongjoong. “Emang ada kamar lain?” Tanya Seonghwa. “Tuh barengan aja sama bang Hongjoong” kata Yeosang dengan enteng. “KANG YEOSANG!!” Teriak Hongjoong. “Apa bang? Ga salah dong gue? Kan ga mungkin ka Seonghwa tidur bareng gue sama Jongho?” Kata Yeosang.
“Lo tidur aja di kamar tamu. Gue di sofa” kata Hongjoong. “Beneran? Lo ntar sakit” kata Seonghwa. “Santuy, gue dah biasa tidur di luar kamar” kata Hongjoong. “Yaudah” kata Seonghwa. “Sekarang makan!! Awas ga makan” kata Jongho. Yeosang terkekeh kemudan mengelus rambut Jongho. “Iya gemesss” kata Yeosang.
Beberapa hari kemudian, Yeosang dan Hongjoong pun pergi ke kampus lain untuk mengikuti lomba. Jongho sendiri bolos kelas untuk mengantar kakak dan kekasihnya itu pergi. Walaupun sebenernya diomelin Hongjoong sih. Tapi yaudah deh.
“Mereka bisa kan ya? Mereka bisa menang?” Tanya Seonghwa. “Duh gausah khawatir kak. Walaupun blangsak begitu, bang Joong sama Yeosang pinternya kelewatan. Pasti hasil mereka sempurna banget” kata Mingi. “Betul tuh ka. Jangan khawatir deh” kata San sambil menepuk bahu Seonghwa.
“Eh Jongho bilang lombanya udah selesai. Sekarang mereka mau pulang. Ditanyain mau nitip makanan ga?” Kata Wooyoung. Oh iya, saat ini mereka berkumpul di apartement Yeosang.
“Disini ada bahan makanan ga? Gue masak aja” kata Seonghwa. “Ga ada ka. Gue dah cek kulkas tadi. Isinya cuma kaleng bir aja” kata Wooyoung. “Kok ada begituan?” Tanya Yunho. “Yeosang tuh ga bakal tidur kalo nenggak alkohol. Makanya tuh anak pasti nyetok bir kalo lagi lomba” kata San.
“Dan Jongho gitu-gitu demen minum bir” kata Mingi. “HAH?” tanya Seonghwa yang terkejut. “Makanya ka, Jongho tuh ga pure polos. Dia bukan bocah” kata Yunho sambil tertawa. Seonghwa seketika pening. “Suruh beliin bahan mentah aja deh Woo. Gue masak aja nanti” kata Seonghwa. “Gue bantuin ya ka!!” Seru Wooyoung.
“Pacar gue bisa masak kok ka, tenang” kata San sambil terkekeh. “Oke” kata Seonghwa. Kemudian tidak lama kemudian, pintu apartement Yeosang berbunyi dan Yeosang, Hongjoong serta Jongho yang datang.
“Jadi, gimana?” Tanya Mingi. Yeosang mengeluarkan sertifikatnya. “JUARA 1 DONG!!” seru Yeosang. “YAYYYY!!!” seru semuanya sambil berteriak. “EMANG YAAA OTAK JENIUS MAH BEDA” kata Yunho. “Terus pialanya mana?” Tanya San. “Udah di rumah gue. Besok papa gue bawa ke kampus” kata Yeosang. “Nih, karena gue menang, gue beliin kalian jajanan” kata Hongjoong sambil memberikan sekantung penuh berisi jajanan.
“Ka Hwa!! Ini bahan makanannya!!” Kata Jongho sambil menyerahkan bahan makanan tersebut. “Makasih Jjong” kata Seonghwa sambil menepuk kepala Jongho pelan. “BANG!! INI BUAT KITA JUGA??” seru Yunho sambil mengangkat sekotak rokok yang biasa dibelinya itu.
“Iya, gue traktir sekotak masing-masing. Gue hafal rokok yang sering kalian beli” kata Hongjoong. “MAKASIH BANG!!” seru Yunho sambil tersenyum. “Kita yang harusnya makasih karna kalian dukung kita” kata Yeosang. “Sukses terus dah kalian ya!! Biar dapet cuannya banyak” kata Wooyoung.
“Dah ayo masak. Kalian pasti laper” kata Seonghwa. “Ayoo!!” Seru Wooyoung. “Aku bantu belah apel ya ka!!” Seru Jongho. “Potong maksudnya?” Tanya Seonghwa. “Engga ka. Belah kaya gini aja” kata Jongho sambil membelah apel yang ada di tangannya. Seonghwa membelakkan matanya. “KOK BISA?” seru Seonghwa.
“Gatau juga” kata Jongho dengan enteng. Seonghwa hanya dapat menggelengkan kepalanya. “KALIAN KALO MAU NGEROKOK DI DEPAN DONG!! BAU NIH” seru Seonghwa. “OH IYA MAAP KA!!” seru San yang langsung mengajak untuk merokok di balkon dan menutup pintunya.
“Astaga mereka itu” kata Seonghwa. “Hihi jarang-jarang mereka mau nurut tau kak” kata Jongho. “Ada bagusnya juga kakak disini” kata Wooyoung sambil menepuk bahu Seonghwa. Kemudian ketiganya pun tertawa. Malam itu, mereka merayakan hasil kemenangan Yeosang dan Hongjoong dengan makan malam.
Seonghwa memperhatikan teman-teman barunya itu dengan senyuman. Benar kata orang, ternyata dia tidak boleh melihat orang hanya dari sampulnya saja. Teman-temannya ini, dibalik mereka yang dikenal sebagai 'anak nakal' sebenarnya memiliki cerita, prestasi dan kenangan di dalam hidup mereka.