Deep in Love
Cast : – Sungjin as Demigod (Putra Zeus) – YoungK as Demigod (Putra Aphrodite) – Wonpil as Demigod (Putra Apollo) – Jae as Demigod (Putra Athena)
Warn : demigod universe, bxb, Youngk and Wonpil bot!, harsh words
Note : – Zeus is the highest gods, disebut juga pemimpin. Dewa Petir dan Cahaya – Aphrodite adalah dewi tercantik – Apollo adalah dewa musik (Based on Percy Jackson's Greek Gods by Rick Riordian)
Seorang pria dengan tas gitar yang tersampir di punggungnya mendorong pintu apartementnya. Ia baru saja pulang dari kegiatan UKM musik di kampusnya.
“Ya! Anda siapa? Kenapa bisa masuk apartement saya?” tanya pria itu. Pasalnya, ketika ia menyalakan lampu ruang tamunya, ia mendapati seorang pria dewasa yang duduk di sofanya.
“Oh? Sungjin? Kamu lama sekali. Aku sudah menunggumu sejak pagi” kata pria dewasa tersebut. Pria pemilik apartement tersebut menaikkan alisnya. Pria ini darimana mengetahui namanya?
“Maaf pak, saya tidak bermaksud untuk tidak sopan, tetapi ini rumah saya. Saya tidak mengerti bagaimana anda bisa masuk kesini dan apa tujuan anda. Tapi, saya harap anda bisa pergi dari sini karena saya harus beristirahat” kata pria yang dipanggil Sungjin itu.
Pria dewasa itu menepuk bahu Sungjin. “Sungjin, kamu harus ikut denganku” kata pria dewasa itu. “Tidak. Untuk apa saya mengikuti anda? Saya bukan anak kecil yang bisa anda culik” kata Sungjin.
“Tidak ada pilihan lain” kata pria dewasa itu dalam hati. Pria dewasa itu menggerakkan kecil tangannya dan muncul sebuah tombak yang dialiri listrik di sekitar tombak tersebut.
Sungjin mundur sedikit. “Anda siapa? Apakah anda bukan manusia?” tanya Sungjin. Pria dewasa itu terdiam dan menyerahkan tombak petir itu kepada Sungjin. “Ambil dia. Dan lihat apa yang bisa kamu lakukan” kata pria dewasa tersebut.
Sungjin ragu tentu saja. Dia tidak ingin mati saat ini, skripsinya belum direvisi oleh dosen pembimbingnya. “Ayo Sungjin. Setelah ini, kamu akan mempercayai kata-kataku” kata pria dewasa tersebut.
Sungjin menghela nafasnya, kemudian memantapkan dirinya untuk mengambil tombak petir itu. Dan Sungjin terkejut karena tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Dirinya masih hidup!
“Okay, aku sudah memegangnya. Lalu apa yang harus aku lakukan?” Sungjin bingung, kenapa tiba-tiba dia menggunakan bahasa informal pada pria dewasa ini.
Pria dewasa itu membuka pintu balkon apartement Sungjin. “Arahkan petir itu ke langit. Dan lihat apa yang terjadi” kata pria dewasa itu. Sungjin mengarahkan tombak itu ke langit, dan keluarlah petir dari tombak itu menuju langit. Langit pun muncul petir, juga kilat di malam hari itu.
Sungjin terperangah. Tidak percaya apa yang bisa dilakukannya. “Petir itu, hanya bisa jinak dan digunakan oleh Zeus dan para keturunannya” kata Pria dewasa itu. “Oke, aku tau Zeus adalah dewa Yunani. Dan apa hubungannya dengan anda dan diriku?” Kata Sungjin.
“Kau adalah keturunan Zeus” kata pria dewasa itu. Sungjin terdiam. Otaknya harus memproses banyak sekali informasi yang harus dia terima dalam satu waktu. “Dan aku adalah Zeus” kata pria dewasa itu.
Seketika kepala Sungjin menjadi pusing, dan kegelapan pun menghampirinya.
Sungjin terbangun karena ada cahaya yang menusuk matanya. Ia mendapati dirinya berada di sebuah kamar dengan nuansa kayu alias ia bukan berada di kamarnya.
“Oh? Kamu sudah sadar?” Suara yang terdengar sedikit cempreng itu membuat Sungjin menengok. Seorang pria (yang ekhem cukup manis) menghampiri kasur tempatnya tidur tadi.
Pria tersebut mengukur suhu tubuh Sungjin dan kemudian tersenyum mendapati bahwa Sungjin tidak demam. “Kamu sudah baik-baik saja. Oh, perkenalkan, aku Wonpil, kepala bagian perawatan dan kecelakaan disini. Dan aku adalah anak dari Apollo” kata pria tersebut yang menyebut dirinya Wonpil.
“Wait, kamu anak dewa juga?” Tanya Sungjin. “Ya iya. Semua orang yang tinggal disini juga anak dewa dan dewi kok. Atau kami menyebutnya dengan demigod” kata Wonpil.
“Dan dimana aku?” Tanya Sungjin. “Perkemahan demigod, tempat tinggal untuk para demigod” kata Wonpil.
Sungjin berusaha menyamai langkah kakinya dengan pria kecil di hadapannya ini. Ternyata, walaupun kecil tenaganya cukup kuat untuk menyeret Sungjin menuju sebuah rumah di dekat palang yang Wonpil sebut sebagai gerbang masuk perkemahan.
Wonpil mengetuk pintu itu, dan tidak lama, pintu itu terbuka. Dari dalam rumah, keluarlah seorang manusia yang setengah tubuhnya adalah kuda, juga seorang manusia lagi yang nampak mabuk.
“Sungjin? Sudah merasa baikan?” tanya si pria setengah kuda itu. “Ayahmu membawamu kesini tengah malam, dan langsung pergi lagi. Syukurlah, kami sudah menemukanmu” kata pria itu lagi.
“Okay.. Ayahku adalah Zeus kan? Aku sudah mengetahui hal tersebut” kata Sungjin. “Bagus. Dan sebelumnya, aku adalah centaurus, setengah manusia dan setengah kuda. Namaku Chiron. Ini adalah Dionysus. Dewa anggur yang tinggal di perkemahan” kata centaurus tersebut atau Chiron.
Sungjin mengangguk mengiyakan. Mungkin mulai sekarang, ia akan belajar bagaimana memproses informasi dengan cepat. Chiron menengok kepada Wonpil. “Antarkan dia bertemu Jaehyung” kata Chiron. “Siap!!” seru Wonpil.
Sungjin membungkukkan sedikit tubuhnya pada Chiron dan Dionysus kemudian mengikuti Wonpil yang terlihat semangat sekali. “Kamu kenal Jaehyung?” tanya Sungjin. “Iyalah! Ya kali aku ga kenal sama pacarku sendiri” kata Wonpil.
Sungjin kembali menghela nafas ketika mendapatkan informasi baru lagi. Ia harus menyiapkan diri ketika nanti Wonpil bertemu dengan pacarnya itu, karena dia akan menjadi nyamuk :(
Sungjin dan Wonpil memasuki lapangan luas di tengah perkemahan. Disana, banyak orang yang menggunakan baju zirah dan berlatih pedang. Sungjin melihat Wonpil berlari menuju seorang pria dengan tubuh yang tinggi dan memiliki rambut merah gelap tersebut.
Pria tinggi itu memeluk Wonpil dan seketika membuat Sungjin ingin memiliki pacar. Sungjin memperhatikan Wonpil menarik pria tinggi itu mendekati dirinya. Sungjin pun kembali mempersiapkan dirinya untuk menerima informasi lagi.
“Hai Sungjin ya? Anak Tuan Zeus? Perkenalkan, aku Jaehyung. Anak dewi Athena, dewi kebijaksanaan. Aku adalah pengatur strategi utama di perkemahan ini dan aku pacar manusia mungil ini” kata Jaehyung sambil mengulurkan tangannya pada Sungjin.
Sungjin menjabat tangan Jae. “Aku Sungjin. Anak dewa Zeus. Ya dan aku baru datang semalam” kata Sungjin. “Ayo masuk ke ruang strategi. Kita harus mengenalkanmu pada yang lain” kata Jaehyung sambil merangkul Sungjin. Wonpil mengikuti keduanya di belakang.
Ketiganya masuk ke ruangan strategi itu. “Yo, hello Minho. Ini Sungjin, anak Tuan Zeus” kata Jaehyung kepada pria muda di ruangan itu. Pria yang dipanggil Minho mengangkat kepalanya. “Oh halo Sungjin. Aku Minho atau Lee Know terserah panggil aku semaumu. Aku ketua pelatihan perang, dan aku anak dewa Ares” kata Minho.
Kemudian, pintu terbuka dengan keras. “YA! LEE MINHO! AYO LAWAN AKU!!” Teriak seseorang yang membanting pintu itu. Sungjin terperangah melihatnya. Hanya ada satu kata yang bisa menjelaskan pria itu, indah.
Rambut hitam legam, kemudian pipi gembil, juga wajah yang dipenuhi keringat. “Cantik” kata Sungjin tanpa sadar. Hal itu membuat semua orang yang berada dalam ruangan itu terkejut dan menahan nafas mereka.
Pria dengan pipi gembil itu menghampiri Sungjin. Senyuman yang cukup mengerikan terlihat di wajahnya. “Jadilah lawanku, anak baru. Kita lihat kekalahanmu” kata pria itu.
Sungjin hanya berharap ia bisa selamat kali ini. Pujian yang ia layangkan kepada pria tersebut dilatakannya secara tidak sadar, dan kini ia harus berhadapan dengan pria tersebut sebagai lawannya.
Oke, Sungjin mengakui dirinya pernah berlatih beberapa bela diri, tetapi ia merasa bahwa pria di hadapannya ini lebih lihai dibandingkan dirinya.
“Tenangkan dirimu Jin. Lakukan semampumu. Brian sebenarnya baik, hanya dia tidak suka dipuji” jelas Jaehyung pada Sungjin dengan berbisik.
Minho memulai pertarungan dengan mengibarkan bendera. Pria itu langsung menyerang Sungjin dengan lihai. Sungjin langsung menahan setiap pergerakan pria di hadapannya.
“Tipikal pertarung jarak dekat” kata Sungjin dalam hati. Sungjin terus menahan setiap serangan yang diberikan. Cukup sulit mengingat pria di hadapannya sangat lihai dalam memainkan pedangnya.
Kemudian, pria itu mundur untuk mengambil nafas, dan kesempatan itu Sungjin gunakan untuk melawan balik pria tersebut. Pria tersebut cukup kesulitan, namun masih bisa mengimbangi permainan Sungjin.
Sampai, salah satu pedang terlempar dan menancap di dekat Jaehyung. Minho, Jaehyung dan Wonpil terkejut melihat pedang Younghyun yang tertancap di dekat mereka.
Disana, pria dengan pipi gembil itu tidak menyangka bahwa untuk pertama kalinya, ada yang bisa mengalahkannya. Sungjin menodongkan pedangnya tepat di hadapan pria tersebut.
“Aku tidak pernah berlatih pedang. Kurasa itu adalah bawaan dari ayahku. Perkenalkan, aku Sungjin, anak dewa Zeus” kata Sungjin.
Sejak pertarungan itu, Sungjin akhirnya mengetahui mengapa ia bisa memuji pria tersebut secara tidak sadar. Pria tersebut adalah satu-satunya pria yang merupakan anak dari dewi Aphrodite. Ngomong-ngomong, namanya Brian.
Brian menjadi anak kesayangan Aphrodite, dan permata dari kabinnya. Walaupun begitu, ia adalah seorang petarung yang hebat dan didapuk menjadi wakil ketua pelatihan perang.
Dari cerita Brian pun, dia mengetahui jika Brian sejak kecil sudah tinggal di perkemahan ini, dan sudah bersahabat dengan Wonpil seumur hidupnya. Brian juga mengungkapkan alasan dirinya tidak senang dipuji karena ia ingin diliat kemampuannya, bukan karena wajahnya.
Dan sejak pertarungan itu juga, baik Sungjin maupun Brian kini menyandang gelar 'Setan Arena.' Dikarenakan keduanya yang lihai bertarung dan benar-benar sangat cocok.
Sungjin sebenarnya ingin mengajak Brian berpacaran. Namun, sepertinya Brian belum ingin menjalin hubungan dengan siapa-siapa. Apalagi, Brian tidak suka ketika ia dipuji-puji karena fisiknya, padahal ia ingin memuji fisik pria itu.
Maka dari itu, Sungjin mendatangi Brian yang saat itu sedang bersantai di pinggir danau. Ia tersenyum ketika mendapati Brian yang duduk sambil memeluk lututnya.
“Bri? Udah makan?” Tanya Sungjin. Brian menoleh cepat kemudian tersenyum manis. Astaga, Sungjin pusing melihatnya! “Udah dong. Ya kali aku belum makan” kata Brian.
Sungjin duduk di samping Brian. Menikmati cuaca sore itu yang cukup hangat. “Bri, aku mau ngomong sama kamu” kata Sungjin. “Hm? Kenapa Sungjin?” Tanya Brian.
Sungjin menggeser tubuh Brian agar bisa berhadapan dengannya. Ia memegang kedua tangan yang lebih kecil darinya itu. “Tolong jangan potong ucapan aku dulu. Aku mau bilang kalo aku tuh sayang banget sama kamu. Kamu itu ga cuma cantik, tapi kamu itu baik dan kuat. Kemampuan bertarung kamu adalah yang terbaik buat aku. Kamu hebat banget.
Aku dari kemaren udah mau nanya ini, tapi aku takut kamu nolak, dan akhirnya kita menjauh. Aku ga mau itu terjadi Bri. Tapi sekarang, aku mantepin diri aku. Aku akan menanyakan ini, dan aku akan siap dengan segala resikonya. Brian, would you be my mate” kata Sungjin panjang lebar.
Brian terkejut dengan pernyataan Sungjin. Kepalanya menunduk dalam. “Maaf Jin” kata Brian. Oke, Sungjin sudah mengerti apa maksud Brian.
“Maaf kalo aku lancang. Tapi aku udah suka sama kamu. Dulu, waktu aku dapet tugas ke dunia manusia, aku pernah liat kamu. Aku liat kamu main alat musik. Dan itu bikin aku jatuh cinta sama kamu. Aku lancang minta tolong kepada ibuku dan juga Tuan Zeus untuk membawamu ke perkemahan. Maafkan aku” kata Brian.
Kini, Sungjin yang terkejut mendengar pernyataan Brian. Namun perasaan terkejut itu, pelan-pelan digantikan dengan perasaan yang menghangat. Tangan Sungjin otomatis merengkuh tubuh pria di hadapannya ini.
“Terima kasih, sudah membawaku kesini. I'm glad to have you in my life” kata Sungjin. Brian membalas rengkuhan Sungjin dengan erat. “Terima kasih sudah menerimaku apa adanya” kata Brian.
Di kejauhan, ada seorang wanita dan juga seorang pria yang memperhatikan mereka. “Mereka manis sekali” kata wanita tersebut. “Aku harap, Sungjin tidak menyakiti Brian” kata pria tersebut. “Ya, aku rasa Sungjin akan sulit berpaling dari Brian” kata wanita tersebut sambil mengedipkan sebelah matanya kepada pria di sampingnya.
Deep deep deep in love We are speaking with our eyes Deeper We fall naturally into each other
Give give give me love Even without word, I understand it all I know what you want And you know what I want It’s love
Day6 – Deep in Love