Curhat
Yunho segera memarkirkan mobilnya ketika ia sampai di kost tempat Mingi tinggal selama kuliah. Tangannya segera mengambil ponsel di dalam kantung celananya. “Gi, gua udah di bawah” kata Yunho. “Oke, tunggu bentar ya” kata Mingi dari seberang sana.
Tujuan Yunho menghubungi Mingi adalah untuk membukakan pintu utama kos untuknya. Pintu utama kost tempat Mingi tinggal dapat dibuka dari luar menggunakan sidik jari penghuni. Karena Yunho bukan penghuni kost tersebut, dia tidak bisa membuka pintunya dari luar. Sehingga ia perlu menghubungi Mingi untuk membuka pintu utama kost dari dalam.
“Woy pangeran, jadi masuk kaga” kata Mingi dari dalam kost. “Eh jadi dong” kata Yunho sambil mengikuti Mingi untuk masuk ke dalam. “Lu bawa makanan ga?” tanya Mingi. “Lu belum makan?” Tanya Yunho. “Ya udah lah. Buat ngemil maksudnya” kata Mingi. “Ada. Tau gue mah perut lo ngegilingnya cepet” kata Yunho. “Hehe pengertian deh” kata Mingi.
Mingi pun membuka kamarnya yang berada di lantai 2 dan membiarkan Yunho untuk masuk ke kamarnya kemudian menutup pintunya. “Eh jadi gimana?? Mana kontraknya coba gue liat” kata Yunho. “Tuh disana” kata Mingi sambil menunjuk amplop coklat di atas kasurnya.
Yunho pun membuka amplopnya dan membaca isi dari kontrak tersebut. “Eh ini dibiayainnya berapa?” Tanya Yunho. “He said 15 million every month” kata Mingi dengan jujur. “Wew, gaji lo nanti lebih banyak dari uang jajan gue dong ya” kata Yunho sambil tertawa. “Ntar gue traktir lo” kata Mingi sambil tertawa juga.
“Kalian berdua dilarang untuk berhubungan seksual dan non seksual juga dilarang jatuh cinta satu sama lain. Lo bisa Gi?” Tanya Yunho. “Hhh... Gua sih ga masalah ya, soalnya gua jomblo juga. Tapi gua bingung kalo kontrak ini selesai. Nanti gua terbiasa sama kehadiran dia, dan gue jadi bingung gimana nantinya” kata Mingi.
“Iya sih, apalagi lo orangnya gampang nyaman sama orang” kata Yunho. “Nah itu. Tapi duitnya lumayan Yun. Gue bisa bantuin papa sama kakak. Gua juga ga pusing lagi nyari uang tambahan buat kebutuhan kuliah” kata Mingi. “Lu kepengennya gimana gi? Lo harus yakin sama keputusan yang lo ambil. Lo harus tenang waktu mikirinnya” kata Yunho.
“Selama di perjalanan gua udah mikir sih Yun. 75 persen gua kepengen ambil kerjaan ini karena ya itu uangnya menjanjikan. Dan karena ka Jongho udah cerita juga kenapa dia minta gua” kata Mingi. “Yaudah kalau gitu ambil. Lo bilang udah 75 persen kan yakinnya? Yaudah jalanin aja. Lo belum liat ke depannya juga kan?” Kata Yunho. “Ya iya sih” kata Mingi. “Di kontraknya juga tertera kok, kalo lu diperbolehkan untuk mengakhiri kontrak kapan aja” kata Yunho.
“Huft... iya.. Ka Jongho emang sebaik itu ya ternyata” kata Mingi. “Yaudah, lo chat dia sekarang dan besok minta ketemu untuk tanda tangan kontrak ini” kata Yunho. “Oke deh. Makasih ya Yun” kata Mingi. “Selawww, gua kan anggep lo dah kaya sodara gua sendiri. Kapanpun lo butuh gua, gua pasti bantu” kata Yunho dengan mantap.
“Eh tapi, gua lupa gua ga punya nomor Ka Jongho” kata Mingi. “Asistennya pernah chat lo kan? Lo chat ke asistennya, nanti biar dia yang nyampein sendiri” kata Yunho. “Okee!! Pinter banget ya lu” kata Mingi. “Anjirr sembarangan!! Gua emang pinter ya” kata Yunho