CHAPTER 7
조사 (n. It means Investigation)
Hyunjin menghela nafasnya. Kepalanya sangat sakit ketika mendengar Seungmin yang mengatakan bahwa Felix sudah tiada.
Beberapa menit yang lalu, ia juga baru menghubungi Chaewon, kakak kembar Felix dan kedua orang tua Felix di negeri Kanguru. Han sedang berusaha menghubungi teman-teman yang lain, dan Seungmin yang masih belum mau beranjak dari sisi Felix.
“Hyunjin, kamu memanggilku lagi?” Hyunjin menengok ke arah suara yang memanggilnya dan mendapati omnya, Yugyeom disana. “Om, aku minta bantuanmu. Aku ingin om mengambil sepatu Felix. Bilang saja untuk keperluan autopsi. Kemeja merah yang dipakai Jeno juga ada di om kan?” kata Hyunjin.
“Kamu berpikir mereka orang yang sama?” tanya Yugyeom. “Ya, sepertinya. Aku masih menimbang-nimbang. Maka dari itu aku ingin om membantuku dengan mengumpulkan barang-barang mereka” kata Hyunjin.
¤¤¤
“CHAEWON MAU SAMA LIXIE MAMA!! HIKS!!” teriak Chaewon. Dia adalah kakak kembar Felix. Mereka sudah bersama sejak dalam kandungan, wajar jika Chaewon adalah orang paling kehilangan sosok berambut blonde itu.
“Sayang, udah ya.. Lixie udah tenang sayang” kata mama Lee. Chaewon melepaskan diri dari mamanya dan berlari mendekati peti berwarna putih itu sebelum Hyunjin menghadangnya.
“Chae cukup! Felix bakal sedih ngeliat lo begini. Gua ga terima kematian Felix, tapi, lo juga harus kuat. Lo harus inget, sekarang, lo adalah anak satu-satunya. Lo harus bikin Felix bangga” kata Hyunjin.
Chaewon terduduk dan menangis. Hyunjin merangkul gadis itu dan menepuk pelan kepalanya. “Seungmin juga kehilangan Felix, Han juga. Gue juga. Bahkan temen sekelompok kita kehilangan dia. Bukan cuma lo. Kita semua kehilangan sosok yang selalu tersenyum ini.
Tapi bukan berarti kita bisa berhenti gitu aja dalam menjalani hidup. Lo kuat Chae” kata Hyunjin.
Chaewon mengangguk dan menghapus air matanya. Ia berdiri dan mendekati peti putih tersebut. Ia mengelus rambut adik kembarnya itu. “Lixie sayang, sekarang udah ga ngerasain sakit lagi ya? Lixie harus dukung Chaechae sama Dad dan Mom juga. Lixie juga harus dukung temen-temen yang lain.
Nanti suatu saat, Chaechae mau ketemu sama Lixie lagi. Ayo lahir kembali sebagai anak kembar lagi. Chaechae sayang Lixie” kata Chaewon.
Chaewon meninggalkan peti tersebut, Hyunjin pun ikut pergi menghampiri Seungmin dan Han yang sedang dihibur oleh teman-teman sekelompok mereka.
“Gua ga nyangka Felix bisa secepet ini perginya” kata Sunwoo. “Padahal kemaren, gua masih liat dia di mall beli sepatu, sekarang..” kata Eric.
“Tapi lo curiga ga sih, kok kayanya cepet banget ya? Abis Jeno, terus Felix” kata Haechan. Jaemin meyenggol bahu temannya itu. “Gausah dibahas please. Jeno aja belum ada seminggu” kata Jaemin.
“Makasih ya kalian mau dateng” kata Seungmin. “No prob Min. Kita kan temen Felix juga” kata Eric. “Btw, Renjun mana?” tanya Eric.
“Oh iya ya. Tadi sih udah gua kabarin. Tapi status dia terakhir, lagi nugas sama Soobin kalo gasalah” kata Haechan.
“Coba hubungin Soobin” kata Jaemin. Haechan mengangguk dan menghubungi Soobin. “Hah? Renjun udah pergi dari 2 jam yang lalu?” tanya Haechan.
Hyunjin langsung berdiri. “Ayo cari. Ini semakin ga lucu sumpah” kata Hyunjin. Suara notifikasi hp berbunyi. Seungmin membukanya, ternyata itu dari hpnya.
“Guys....” panggil Seungmin. Semuanya langsung mengarahkan pandangan kepada Seungmin. “Renjun ditemukan tidak bernyawa di depan rs fk” kata Seungmin.
Dan saat itu juga, Haechan jatuh terduduk, Sunwoo menutup mulutnya dan Han yang menangis. Satu lagi anggota mereka tiada.
Korban ketiga, Huang Renjun, ditemukan tidak bernyawa di depan rs Fakultas Kedokteran dengan tas berwarna merah.