CHAPTER 4

CONVERSATION

Hyunjin berlari sekuat tenaga menuju kamar Jaemin. Dan ketika ia sampai, sudah ada garis polisi di depan kamar Jaemin.

Semua anggota kelompoknya sudah ada disana. Jaemin terlihat memeluk jaket Jeno dan memandang kamar dengan pandangan kosong.

Haechan terlihat memeluk seseorang berperawakan tinggi dan berambut hitam. 'Itu ka Doyoung. Kakaknya Jeno. Tadi Haechan langsung telepon dia' kata Sunwoo.

Hyunjin mendekati Jaemin dan langsung memeluknya. Jaemin tersentak, lalu perlahan menangis di bahu Hyunjin.

“Jin, hiks.. Kenapa harus Jeno? Jeno ga pernah ada masalah kenapa dia harus bunuh diri hiks” tangis Jaemin. Hyunjin menepuk-nepuk bahu Jaemin pelan. “Na, ada hal-hal di dunia ini yang ga bisa kita kendalikan. Mungkin menurut Jeno, ini adalah satu-satunya jalan yang bisa diambil” kata Hyunjin.

Jaemin masih menangis pelan. Kemudian, polisi keluar dari kamar Jaemin dan Jeno tersebut. “Kami menemukan ini tadi di bawah bantal saudara Jeno. Mungkin ini sesuatu yang penting” kata Polisi tersebut sambil menyerahkan sebuah kartu pos.

Hyunjin menerimanya dan menyimpan itu di dalam seragam miliknya. Tak lama, polisi mengeluarkan jenazah Jeno dari kamar. Jaemin menangis kembali, ditambah Doyoung yang makin menangis dengan kencang.

Hyunjin menitikkan air matanya. 'Terima Kasih Jeno pernah hadir sebagai bagian dari kami' kata Hyunjin dalam hati.