CHAPTER 11

RED ROSE

Jaemin terkejut melihat kedatangan Hyunjin ke rumahnya. Okey, sejak Renjun menjadi korban, mereka semua memutuskan untuk kembali tinggal di rumah, dengan harapan, mereka lebih aman di rumah sendiri.

Hyunjin mendorong Jaemin masuk, lalu mengunci pintu rumah Jaemin. “Ga ada kamera pengawas kan disini?” tanya Hyunjin. “Ya menurut lu aja!” seru Jaemin.

Hyunjin tersenyum lebar. Lalu mengeluarkan 4 foto lengan. “Ini tangan Jeno, ini Felix, ini Renjun dan ini Han” kata Hyunjin.

Jaemin melihat foto itu satu per satu. “Jin, jangan bilang..” kata Jaemin. “Ya. Mereka dibunuh, kemudian, si pelaku membuat tato di lengan mereka. Jeno 1/8, Felix 2/8, Renjun 3/8 dan Han 4/8. Korban selanjutnya adalah 5/8 dan akan meninggal bersama mawar merah” kata Hyunjin.

“Mawar? Kenapa bunga?” tanya Jaemin. “Entahlah. Aku pikir cowo jarang ada yang suka dengan bunga” kata Hyunjin. “Udahlah. Intinya jaga diri Jaem. Aku pulang ya” kata Hyunjin.

¤¤¤

Sepulangnya Hyunjin, Jaemin segera mengambil kertas dan menulis sebuah surat. “Jika dugaanku benar, aku akan menjadi korban selanjutnya. Karena, hanya aku yang sering memberikan bunga pada orang” kata Jaemin.

“Pelakunya bodoh. Mobil merah dan motor merah. Yang punya mobil kan cuma Sunwoo sama Felix. Karna Felix udah ga ada, pasti Sunwoo. Yang punya motor cuma Haechan sama Renjun. Renjun udah ga ada, pasti Haechan selanjutnya” kata Jaemin.

“Jaket merah... Ini yang aku tidak tau. Dan kenapa harus angka 8” kata Jaemin. Jaemin menuliskan angka 8 disebuah kertas.

“Delapan. Siapa di antara mereka ada kaitannya sama angka 8” kata Jaemin. Tanpa sengaja, Jaemin membuat garis vertikal di tengah angka 8 tersebut.

“Aduh kecoret” kata Jaemin. Namun Jaemin terkejut. “Apa? Jadi, pelakunya dia? Wah sangat tidak terduga” kata Jaemin.

“Bodoh. Kamu benar-benar tidak terduga dan sangat pandai bersembunyi” kata Jaemin dengan senyumnya yang mengerikan.

Jaemin menulis clue yang dia dapatkan di sebuah kertas. “Kau boleh membunuh teman-temanku. Tapi tidak lagi. Kau sudah kalah” kata Jaemin.

Jaemin mengambil handphone nya dan menghubungi Haechan. “Haechan, bisa ke rumahku sekarang? Aku mau berbicara sesuatu” kata Jaemin.

¤¤¤

Tak lama setelah itu, tiba-tiba ada yang menekan bell rumah Jaemin. Jaemin bingung, Haechan, tidak pernah menekan bel rumahnya.

“Haechan sok malu banget sih. Biasanya malu-maluin” kata Jaemin. “Masuk aja sih Chan” kata Jaemin sambil membuka pintunya.

Ketika Jaemin membuka pintu rumahnya, ada seseorang dengan hoodie merah, dan juga masker berwarna merah. Dan tiba-tiba, orang itu mengeluarkan pisau dan menusuk Jaemin.

“Akh..” Jaemin memegang perut bagian kirinya yang ditusuk oleh orang tersebut. Orang tersebut kemudian menempelkan sebuah tato, bertuliskan 5/8. “Selamat tinggal, Na Jaemin” kata orang tersebut sambil meletakkan sebuket mawar merah di dekat Jaemin yang tersungkur di hadapannya.

Jaemin, korban kelima, ditemukan dengan sebuket mawar merah di dekat tubuhnya yang berdarah.