Another Universe
“Ayo main” kata Wooyoung yang baru datang dan langsung menggebuk meja kantin. Seisi kantin pun segera melihat ke arah Wooyoung setelah mendengar suara berisik itu. “Lo coba kalo berperilaku normal sedikit” kata Yunho sambil menoyor main-main kepala Wooyoung.
Seonghwa hanya menghela nafasnya, sedangkan Jongho di sebelahnya hanya menutup wajahnya dengan buku. “Ih beneran, ayo main” kata Wooyoung dengan semangat. “Mau main apalagi Jung Wooyoung? Permainanmu aneh semua tau ga?” Kata Seonghwa. “Kak, kalo permainanmu aneh, aku cabut beneran deh” kata Jongho.
“Engga, dijamin ini ga aneh. Ini semacem truth or dare gitu, tapi disini kalian cuma jawab jujur. Ada satu pertanyaan yang udah aku siapin” kata Wooyoung dengan semangat. “Bilang aja lo mau tanya pendapat kita” kata Yunho. “Nah itu hehe” kata Wooyoung. “Yaudah apa pertanyaannya kak?” Tanya Jongho.
“Jadi gini, gue kemaren dapet dari twitter, ada kalimat ini, 'in another universe, what would you be?' Ayo cepat jawabbbb. Siapa yang mau jawab duluan?” Kata Wooyoung dengan senyuman yang merekah. “Lo dulu dong. Kan lo yang nanya” kata Seonghwa. “Oke, gue dulu ya. Mungkin di universe yang lain, gue adalah seorang pengajar anak-anak? Ketemu bocil setiap hari, kita ngegambar bareng, terus gue siapin makan siangnya. Ga bakal bosen karena tingkah bocil kan macem-macem” kata Wooyoung.
“Ngebayanginnya sih lucu ya. Lo ikut andil buat ngehias makanan mereka, terus ngebujuk mereka buat makan dan tidur siang” kata Seonghwa. “Yuk, selanjutnya” kata Wooyoung sambil menepuk tangannya sekali. “Gue deh kak. Mungkin di universe yang lain gue jadi anak bungsu kali ya? Gue yang sekarang berusaha jadi kakak yang baik yang bisa dikagumi sama adek gue, dan di universe lain, mungkin gue adalah adik yang kagum sama kakaknya” kata Jongho.
“Kan lo punya kita Jong” kata Wooyoung. “Gak. Lo pada tuh kakak yang sesat tau ga. Kecuali kak Seonghwa” kata Jongho. Seonghwa hanya mengusak rambut Jongho dengan pelan dan tertawa setelahnya. “Bercanda kak. You're the sweetest and the most reliable brother” kata Jongho sambil mengenggam tangan Wooyoung dan Yunho.
“Yuk lanjut. Gue secara sepihak menunjuk kak Yunho” kata Jongho. “Yahh, gue belum kepikiran jawabannya nih” kata Yunho. “Gapapa, makanya pikirin sekarang” kata Seonghwa. “Hm.. apa ya.. Mungkin gue jadi ilmuwan kali ya? Ilmuwan yang nemuin vaksin zombie misalnya” kata Yunho. “Sumpah kak, pikiran lo random banget” kata Jongho.
“HAHAHA!!! TAPI KEPIKIRAN GA SIH, lo ada di tengah-tengah keributan zombie, dan lo berusaha untuk tenang karena mau nemuin vaksinnya” kata Yunho. “Gue jadi lo sih udah pasrah digigit” kata Jongho. “Pesimis banget jadi orang” kata Yunho. “Cape tau kak. Gue nonton film zombie aja cape harus lari sana, lari sini. Belum kalo ketemu orang egois” kata Jongho.
“Ayo big bos nih big bos terakhir. Apa jawaban lo kak?” Tanya Wooyoung sambil menepuk tangan Seonghwa. Seonghwa sedikit termenung, memikirkan jawaban yang terpikirkan olehnya. Tiba-tiba, Seonghwa terbayang sosok seseorang. Orang yang akan tersenyum manis padanya, orang yang akan selalu menyapanya, dan orang yang pernah berjanji untuk berjalan bersamanya. “Apa ya, maybe I will be the happiest person in this world” kata Seonghwa. “Ih puitis banget bahasa lo kak. Coba diinterpretasikan” kata Wooyoung.
Seonghwa menghela nafasnya pelan. “Maybe, I will be the happiest person in this world, because he stay with me” kata Seonghwa. Wooyoung, Yunho dan Jongho pun terdiam. Mereka tahu persis siapa yang dibicarakan oleh kakak mereka ini. “Bukan cuma dia, bukan cuma Hongjoong. Tapi ada Mingi, San sama Yeosang juga. Di universe yang lain, kita lagi nongkrong sama mereka dan mereka lagi ngobrolin hal yang konyol” kata Seonghwa.
“Kakk..” lirih Jongho. “Kakak udah ga sedih Jong. Cuma, masih suka berandai aja. Mungkin di universe yang lain, kamu sama Yeosang lagi keliling coffee shop buat cobain kopi mana yang paling enak. Yungo sama Mingi mungkin lagi main basket, 1 lawan 1. Wooyoung sama San mungkin lagi debatin ayam atau telur dulu yang diciptakan. Dan Hongjoong, mungkin dia lagi lihat kalian dengan senyuman yang paling lebar” kata Seonghwa.
“Ternyata, mereka udah pergi selama itu ya kak? Aku baru sadar” kata Yunho. “Iya.. Persahabatan mereka lebih kuat daripada kita, Yunho. Mereka udah terbang ke tempat yang lebih tinggi” kata Seonghwa. Seonghwa tersenyum sendu melihat Wooyoung yang mengusap air matanya dengan lengan bajunya. “Dah ah, jorok banget Wooyoung. Lap pake tisu” kata Seonghwa.
“Aku.. Tuh.. Sedih..” kata Wooyoung sambil tersendat. “Kita semua sedih, Wooyoung. Perasaan sedih itu wajar, tapi hidup harus berjalan kan? Sekarang, tinggal kita yang harus berjuang bersama. Mereka pasti selalu jagain kita dan liatin kita dari atas sana” kata Seonghwa. “Iya kak. Kita harus bikin mereka bangga sama kita” kata Jongho. “Utututuu sini pelukann” kata Seonghwa sambil merangkul ketiga adiknya itu. Ia pun menepuk-nepuk bahu ketiganya.
“Semoga kita selalu bahagia. Sama seperti mereka yang kini terbang dan bahagia bersama”
“In another universe, what would you be?“
“Hm. I don't know. Maybe, I want to be your boyfie?”
“Why? I'm not a romantic person like on the movie or books“
“Because, you're the perfect person for me. In another universe, I will hold your hand and we will walk together“
“I really want to hold your hand“
“Yeah me too. So, let's we meet again in another universe, Kim Hongjoong?”
“Yeah. Let's meet again in our second chance. And if you forget me, I will looking for you and I will make you fall in love with me, Park Seonghwa“