Adoption

Jongho masih ingat kenangan ketika ia mengadopsi anaknya. Saat itu, anaknya masih berusia 6 bulan. Jongho ingat betapa hangatnya bayi itu ketika ia menyentuhnya pertama kali. Jongho juga ingat betapa suaminya berkali-kali mengatakan bagaimana bayi itu sangat pas berada di gendongan Jongho.

Bayi yang baru 6 bulan berada di dunia itu belum memiliki nama. Pengurus panti asuhan menemukan bayi itu di depan pintu panti tersebut tanpa informasi apapun selain tanggal lahir, jenis kelamin, dan berat badan bayi tersebut.

Jongho yang memiliki rutinitas untuk mengunjungi panti tersebut, sangat tertarik ketika ia melihat bayi itu pertama kalinya. Tanpa sadar Jongho menggendongnya dan mengelusnya perlahan. Mata bayi itu perlahan terbuka dan Jongho terkejut melihat mata besar bayi tersebut. Mata yang indah.

Sang bayi adalah anak yang pintar. Dia tersenyum kepada Jongho, seolah menunjukan bahwa ia adalah anak yang sehat dan pintar. Ikatan tidak terlihat antara keduanya pun muncul. Suami Jongho memperhatikan betapa Jongho memperhatikan dan mencintai bayi itu.

“Kamu mau mengadopsinya?” Tanya suami Jongho suatu hari. Jongho menatap suaminya dengan tatapan penuh harapan. “Bolehkah? Kak Yeo yakin?” Tanya Jongho. Yeosangㅡ suami Jongho itu mengelus rambut hitam milik suaminya yang menggemaskan itu. “Selama kita yakin kalo kita siap punya anak, kita bisa mengadopsinya” kata Yeosang.

“Kak.. Menurut kakak, apakah kita bisa jadi orangtua yang baik? Aku mau dia bener-bener ngerasain gimana rasanya punya orangtua yang sayang sama dia. Orangtua yang selalu bisa dia andalin, dan orangtua yang selalu bangga sama dia” kata Jongho sambil memainkan ujung piyamanya.

Yeosang menundukan dirinya hingga ia bertatapan dengan Jongho. “Sayang, menjadi orangtua adalah peran seumur hidup. Artinya, kita harus terus belajar untuk mendidik anak kita. Ga ada orangtua yang sempurna, adanya orangtua yang belajar. Kita belajar jadi orangtua yang baik, penuh kasih sayang buat anaknya, begitu juga bayi itu juga belajar jadi anak yang baik buat kita” kata Yeosang.

Jongho memeluk leher Yeosang dengan perasaan terharu. Ini salah satu alasan Jongho berani mencintai dan hidup bersama Yeosang. Yeosang adalah sosok paling manis dan dewasa baginya dan ia tidak menyesal memiliki Yeosang dalam hidupnya.

“Kalo gitu, besok kita adopsi ya?”


Bayi berusia 6 bulan itu akhirnya resmi menjadi anggota keluarga Kang. Bayi laki-laki itu diberi nama Taehyun. Jongho langsung membeli banyak pakaian yang lucu serta kebutuhan bayi lainnya. Yeosang sendiri sedang belajar menggendong Taehyun dari mamanya.

“Kamunya tenang. Bayi tuh ga suka digendong kalo kamunya panikan” kata mama Kang. “Aduh tapi ini kecil banget ma. Yeosang ga bakal jatohin Tyun kan?” Tanya Yeosang. “Heh! Emangnya kamu mau jatohin anakmu sendiri?” Tanya mama Kang. “Engga sih” kata Yeosang.

Taehyun yang melihat perdebatan ayah dan neneknya itu hanya bisa tersenyum lalu tertawa dengan suara khas bayi. “Aaaaa gemes gemes gemes bangett.. Mau ikutan ngobrol sama papa sama grandma ya??” Kata Jongho sambil mencubit pelan pipi Taehyun.

“Gede dikit grandma ajakin gibah nih” kata Mama Kang. “Abis ini kita dikacangin, yang. Cucu tunggal nih” kata Yeosang. “Kamu sih yang mama kacangin. Jongho posisinya nomor dua. Nomor satunya Taehyun. Kamu nomor 3 aja” kata mama Kang. “Kan, aku bilang juga apa” kata Yeosang. Dan perkataan itu pun disambut tawa oleh Jongho dan mama Kang.

Tiba-tiba terdengar rengekan dari Taehyun. “Hmm?? Kenapa sayang?” Tanya Yeosang. Taehyun terlihat berusaha mengucek matanya dan beberapa kali menguap. “Dia kayanya ngantuk deh” kata Jongho. “Yaudah, kamu bawa ke kamar gih. Istirahat juga, dari tadi kamu ga ada istirahatnya” kata mama Kang pada Jongho.

“Gapapa ma. Excited banget aku soalnya” kata Jongho. “Eh eh mau nangis” kata Yeosang ketika melihat Taehyun mulai mencebikan bibirnya. Yeosang segera memindahkan Taehyun ke dalam gendongan Jongho. Merasakan aroma tubuh yang familiar, Taehyun yang hendak menangis itu perlahan lebih tenang.

“Cih, dasar anak papi” kata Yeosang. Jongho hanya tersenyum menanggapi perkataan Yeosang. Ia sudah beberapa kali menggendong Taehyun, makanya Taehyun mungkin lebih nyaman dengannya daripada bersama Yeosang. Lagi pula, Yeosang mungkin masih kaku karena ini pengalaman pertamanya mengurus bayi.

Jongho mengelus kepala Taehyun yang memiliki rambut tipis. Ia menggumamkan sebuah lagu pengantar tidur untuk anaknya. Perlahan, mata Taehyun pun menutup dan ia tertidur dengan nyaman di pelukan Jongho. “Selamat tidur kesayangannya papa dan papi” kata Jongho pelan.

Yeosang yang menyaksikan kedua orang kesayangannya itu saling berinteraksi. Tidak bohong, Yeosang merasakan hatinya menghangat. “Aku sayang kalian semua” kata Yeosang sambil tersenyum.


Holla!! Aku baru nulis lagi setelah sekian lama. Silahkan jika ada yang mau berkomentar hehe.. https://secreto.site/21422917