Balapan pt. 1
Sesuai janjinya pada Jongho, Seonghwa beneran nemenin Jongho ke suatu tempat. Seonghwa gatau sih kemana adik kelas gemesnya ini bawa dia, tapi yaudahlah Seonghwa ikut aja. Itung-itung terima kasih karena sudah menyelamatkannya dari tawuran :(
“Jjong? Ini dimana?” Tanya Seonghwa ketika Jongho mengemudikan motornya sampai di sebuah jalan raya yang sepi pengendara, tetapi ramai oleh orang-orang. “Hehe, baru pertama kali kesini ya ka?” Tanya Jongho dengan senyuman.
Seonghwa mengangguk cepat. Lagian, buat apa dia ke tempat kaya gini malem-malem? Mending dia makan sambil nonton netflix. “Udah gapapa ka. Lo ikut gue aja, dijamin aman” kata Jongho. Jongho memarkirkan motornya di depan kedai kopi kekinian. Jongho melepas helmnya dan menyimpannya di stang motornya.
“Yuk kak. Kita masuk” kata Jongho. Seonghwa berjalan mengikuti Jongho masuk ke dalam kedai kopi itu. Matanya terkejut ketika mendapati beberapa figur yang sudah tidak asing di dalam kedai kopi tersebut. “Wih, Jjong, selingkuh dari Yeosang?” Tanya seseorang dengan rambut hitam dan highlight blonde. Itu Wooyoung. Seonghwa dengar, dia itu orang yang suka bolos kelas.
“Mana ada!! Ini ka Hwa!! Ketua BEM Fakultas Psikologi~ Tadi gue nyelamatin ka Hwa, nah ka Hwa bilang mau bales budi, jadi yaudah gue minta ka Hwa temenin gue hari ini. Biar ga dimarahin mama” kata Jongho. “Waw, halo ketua BEM. Baru pertama kali kenal dunia malam?” Sapa Wooyoung.
“Kalian ngapain disini?” Tanya Seonghwa. “Hm? Ngapain? Ya balapan. Duitnya lumayan” kata figur di samping Wooyoung yang Seonghwa kenal sebagai San. San sendiri kekasih dari Wooyoung, dan sama seperti Wooyoung, San sangat sering bolos kelas.
“Se-Serius? Emang ga bahaya?” Tanya Seonghwa. “Yaampun ka, beneran ya ternyata lo polos banget” kata Wooyoung sambil terkekeh. “Weits ada siapa nih bro? Wah ada Park Seonghwa.” Keempatnya menengok, dan mendapati Yunho, Mingi, Yeosang dan satu figur yang sangat ingin Seonghwa hindari, Hongjoong.
“Jjong, kamu ga bilang kalo ada Hongjoong” bisik Seonghwa pada Jongho. “E-Eh? Ada ka Joong? Tumben” kata Jongho. “Kamu hari ini yang turun kan, babe? Udah cek kondisi motor?” Tanya Yeosang sambil memeluk leher Jongho dan menciumi kepala Jongho.
Seonghwa terkejut lagi. Ini lagi, ternyata Jongho yang merupakan anggota HIMA jurusannya (Jongho kuliah jurusan Ilmu Komunikasi btw), telah berpacaran dengan Yeosang, pangerannya anak teknik (dan anak rektor kampus mereka).
“Ka, muka lo kaget banget kayanya” kata Yunho. “Iyalah, baru pertama kali kesini” kata Wooyoung. “Oh iya, karena aku yang ajak kakak kesini, mau beli minum apa ka? Aku bayarin, tapi kakak harus nonton aku balapan nanti ya” kata Jongho dengan mata berbinar. Dan siapa Seonghwa bisa menolak? Kepalanya pun mengangguk.
“Yey!!” Kata Jongho. “Sini Jjong, gue periksa motor lo” kata Hongjoong. “Oke bang” kata Jongho sambil menyerahkan kunci motornya pada Hongjoong. “Ayo ka, gue traktir” kata Jongho sambil menarik tangan Seonghwa ke arah kasir.
“Kamu temenan sama mereka?” Tanya Seonghwa. “Iya ka. Soalnya, walaupun begitu, mereka temen yang loyal. Ga akan nusuk lo dari belakang. Mereka yang paling ngertiin gua juga” kata Jongho. Setelah membayar dua kopi, mereka pun kembali ke kursi yang diduduki teman-temannya.
“Ayo Jjong. Lawan lu dah nunggu tuh” kata Hongjoong sambil menyerahkan kunci motor ke pemiliknya. “Yah cepet amat sih ka Yeonjun datengnya. Gue belom minum kopinya” kata Jongho dengan sedih. “Yaelah, ntar gue bayarin kopi kalo lu menang, cil. Sini kopinya gue minum dulu” kata Mingi sambil menarik kopi di tangan Jongho. “Bang Mingi ga ada akhlak” kata Jongho.
“Dah sana siap-siap. Ntar kita nonton” kata Yeosang sambil mendorong kekasihnya keluar dari kedai kopi tersebut. “Nah, ayo ka Hwa. Jongho pengen lu nonton dia” kata Wooyoung sambil merangkul Seonghwa.
Wooyoung membawanya ke pinggiran jalan yang Seonghwa anggap sebagai jalur balapan. Ia melihat sekelilingnya. Ia melihat Mingi, Yunho dan Yeosang yang mengapit rokok di mulut mereka. San dan Wooyoung yang sibuk menyorakkan nama Jongho. Dan Hongjoong yang entah kenapa hanya jongkok di depan.
“3!! 2!! 1!! GO!!” Kedua motor itu pun melaju dengan kecepatan tinggi. “Ini berapa puteran?” Tanya Seonghwa pada Wooyoung. “Hm, karena dia termasuk pemula, cuma 3 puteran aja” kata Wooyoung. Kemudian, terdengar lajuan motor dengan cepat. “Jongho mimpin. Anjir, keren juga pacar gue” kata Yeosang.
Hongjoong tiba-tiba berdiri. “Lu bawa p3k ga?” Tanya Hongjoong tiba-tiba pada Seonghwa. “E-Eh, e-engga lah. Buat apa bawa?” Tanya Seonghwa. “Ah elah. Kalian ada yang bawa P3K?” Tanya Hongjoong kepada adik-adiknya yang lain. “Gue paling banter bawa plester doang bang” kata Wooyoung sambil menunjukkan serenceng plester.
“Lo ngapain bawa plester, yang?” Tanya San. “Sebagai anak perhotelan, ya gue harus bawa plester kemana-mana. Takut ada yang berdarah tiba-tiba kan pas di dapur” kata Wooyoung. “Gi, ke indoapril gih. Ada yang 24 jam kan deket sini. Beliin betadine” kata Hongjoong. “Napa bang? Tumben?” Tanya Mingi. “Udah nurut aja sih lo anakan jerapah” kata Hongjoong.
“Dih. Udah nyuruh, ngomel lagi” kata Mingi. Tapi Mingi tetap menuruti perintah Hongjoong sambil menarik Yunho untuk ikut dengannya. Kemudian, tidak lama, terdengar suara motor yang berhenti dan diikuti sorak-sorai penonton yang lain. “Siapa menang?” Tanya Hongjoong.
“Jongho!! Wah gila ya Jongho. Belom pernah kalah loh dia” kata salah seorang penonton. Hongjoong terdiam, kemudian menerobos lautan manusia itu. “Bang!! Elah napa sih tuh orang” kata Yeosang sambil mengikuti Hongjoong. “Ayo ka, ntar lo kesasar lagi” kata Wooyoung sambil menarik Seonghwa dan mengikuti Yeosang serta Hongjoong.
“JONGHO!!” Seru Yeosang. Dan ketika Seonghwa sampai, ia menutup mulutnya karena terkejut. Disana ada Jongho yang merebahkan dirinya di badan Yeosang sambil meringis menahan sakit. Tangan kirinya mengeluarkan darah, dan terdapat luka juga di wajahnya. “Gila lu Jongho. Udah tau motor lagi ga bener, jangan maksa balapan” kata Yeonjun, lawan Jongho tadi.
“Dia jatoh dimana?” Tanya Yeosang. “Puteran terakhir. Untung motor lu ga ringsek anjir abis jatoh” kata Yeonjun. “Nih duitnya kasih ke siapa?” Tanya wasit balapan itu. “San, pegang dulu. Ini anaknya mau gue bawa dulu sebentar” kata Yeosang. “Oke kalem” kata San sambil mengambil sejumlah uang yang diberikan oleh wasit tersebut.
“Bisa jalan ga dek?” Tanya Yeosang. “Shh.. Sakit ka..” rintih Jongho. “Bang, ini udah dibeli. ASTAGA JONGHO” seru Yunho ketika ia datang bersama Mingi. “Buka jaketnya dulu” kata Wooyoung. Yeosang membuka jaket Jongho, dan terlihat lengan kirinya yang terus mengeluarkan darah.
“Tisu tisu” kata Yeosang. Hongjoong menyerahkan beberapa lembar tisu pada Yeosang dan Yeosang dengan cekatan menahan darah keluar semakin banyak. “Sini, gue bantu obatin” kata Seonghwa sambil mengambil betadine di tangan Yunho.
Seonghwa mengoleskan betadine tersebut di wajah Jongho. “Shh pelan-pelan ka” kata Jongho. “Maaf, sakit ya?” Kata Seonghwa sambil meniupkan betadine yang di wajah Jongho agar tidak menetes dengan cepat. “Nih ka, darah di tangannya udah berenti. Tolong obatin” kata Yeosang. Seonghwa mengangguk dan mengobati tangan kiri Jongho.
“Mau ke rumah sakit ga? Kata Yeonjun lo sempet kelempar” kata Hongjoong. “Gausah lah bang. Duh, mama bisa khawatir kalo gue masuk rumah sakit. Yang ada gue ga boleh balapan lagi” kata Jongho. “San, lo punya sim mobil kan?” Tanya Hongjoong. “Ada. Kenapa?” Kata San.
“Lo bawa mobil gue. Bawa Jongho ke rumah sakit, sekalian anterin Yeosang, Jongho sama ketua BEM ini balik. Wooyoung, Yunho, Mingi, kalian balik aja. Besok kelas pagi kan? Jangan bolos, udah mau deket uts. Gue bawa motor Jongho ke rumah gue” kata Hongjoong.
“BANG!!” seru Jongho. “Nurut. Dan besok gausah lu masuk kuliah. Gue liat lo di kampus, gue pukul lo. Ngerti ga?” Ancam Hongjoong. Seonghwa sampai merinding sendiri. Gila, sama temennya sendiri aja seperti ini. “Tapi gue ada rapat HIMA besok” kata Jongho. “Kalo gitu dateng rapatnya aja” kata Yeosang.
“Denger pacar lo. Gue ga main-main, Jongho” kata Hongjoong. “Iyaa” kata Jongho sambil mengerucutkan bibirnya. “Yaudah, balik sana. Udah malem” kata Hongjoong. “Ralat, pagi bang” kata Wooyoung. “Iya pagi. Hati-hati kalian” kata Hongjoong.
Dan mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing.